Mendadak Nikah 4

53.1K 2.5K 72
                                    

Balai desa sudah ramai, berita Dirga dan Queensha yang kepergok sedang berbuat hal yang tidak senonoh tersebar. Tokoh masyarakat sudah berdatangan siap mengadili keduanya. Setelah diberitahu Mang Ujang, Pak Lurah dan beberapa tokoh masyarakat yang baru selesai melaksanakan sholat magrib berjamaah langsung datang dibalai desa. Kini mereka tengah menunggu keluarga dari Queensha. Keluarga Dirga sendiri tidak ada karena bibinya baru pulang setelah lebaran disini tadi pagi, dan Dirga tidak memiliki keluarga lainnya.

Queensha masih menangis sesenggukan, tidak ada yang menenangkan dirinya. Banyak tatapan tidak menyangka dan mencemoohkan yang dilayangkan pada Dirga dan Queensha.

"Queensha? Sayang? " Mami Queensha langsung memeluk putrinya yang menangis dan ketakutan itu. Tidak peduli tubuh Queensha yang masih kotor karena lumpur sawah.

Tidak ada yang berpikir untuk membersihkan dulu, atau menyarankan itu. Situasi saat ini sedang genting. Dirga dan Queensha hanya diberikan tisu basah untuk menghilangkan sedikit kotoran ditubuh mereka.

"Mami, Queensha takut. Queensha nggak salah. Ini cuma salah paham. Queensha nggak mau dinikahkan, Mi. "

Mami Papi Queensha datang bersama Uwa-uwa dan para sepupu Queensha. Mereka bersiap untuk melindungi putri kecilnya.

"Iya sayang, iya. Mami percaya sama kamu. "

Pihak keluarga Queensha dipersilahkan duduk di kursi plastik yang tersedia oleh Pak Lurah. Selebihnya dan orang-orang yang kurang berkepentingan berdiri.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatu. " Pak Lurah memberi salam untuk memulainya, dan dijawab semua orang.

"Bapak-bapak, Ibu-ibu. Saya mendapat laporan dari Mang Ujang, Mang Mama, dan Mang Atin, mereka memergoki Kang Dirga dan anak Pak Sumarna sedah berbuat tindakan tidak senonoh di tengah sawah magrib-magrib. Saya sebagai disini menuntut Kang Dirga dan anak Pak Marna agar langsung dinikahkan. Agar kampung ini tidak tercemar akibat ulah mereka. Untuk lebih jelas lagi mengenai kejadiannya Kang Dirga atau anak dari Pak Sumarna boleh berbicara setelah Mang Ujang mewakili sebagai saksi yang melihat kejadiannya. Sok silakan. " tutur Pak Lurah.

Mang Ujang mewakili kedua temannya berbicara seperti apa yang mereka lihat sejujur-jujurnya tanpa menambah atau mengurangi.

"Pak, Bu. Punten. Saya, Mang Maman, dan Mang Atin melihat dengan jelas bahwa Kang Dirga sama Teteh nya lagi tumpukan -tumpukan di sawah. Awalnya saat kami mau pulang sehabis nyari rumput, kami tidak sengaja mendengar suara jeritan tidak jauh dari kami yang sedang berjalan di pematang sawah. Pas kami samperin Kang Dirga sama Teteh nya sedang berbuat hal itu, terbukti dengan baju Teteh nya tersingkap ke atas. " jelas Mang Ujang.

Memang benar Queensha menggunakan dress selutut, mungkin saat terjatuh bajunya jadi tersingkap ke atas tanpa sengaja.

"Demi Allah, Pak Lurah. Bapak-bapak semuanya saya tidak mungkin melakukan hal itu. Ini salah paham. Saya hanya menolong Queensha yang terpeleset dan malah saya juga ikut terpeleset dan berakhir kami jatuh bersamaan. " Dirga membela dirinya.

"Mana ada maling yang ngaku, udah terbukti salah tetep aja bela diri. Jelas-jelas saksi nya ada, kepergok nya juga langsung. " kompor seseorang.

"Terus ngapain atuh berduaan di sawah magrib-magrib, ngaku aja atuh Kang. " kata salah satu Bapak-bapak yang ada disana.

"Nikahin aja langsung, biar kampung kita nggak kotor nggak lebih tercemar lagi. " kompor yang lainnya.

Queensha menangis tanpa suara, dia ketakutan dan panik. Pelukan pada Mami nya semakin erat, dia tidak mau inikah. Apalagi dengan Dirga.

"S-saya tadi kesasar hiks, t-tadinya m-mau nyamperin sepupu saya. T-tapi saya mau foto-foto dulu hiks dan s-saya lupa waktu. Pas mau hiks pulang saya hiks lupa jalannya huaaaa... Hiks. " Queensha menangisi tergugu, dia tidak bersalah. Kenapa orang-orang jahat sekalian menuduhnya melakukan hal yang tidak dia lakukan.

"Pak Lurah, saya itu habis nonton yang nerbangin layangan dan sebelum pulang saya ngecek sawah saya dulu seperti biasanya. Tolong percaya, Bapak-bapak disini tau kan saya seperti apa, tidak mungkin melakukan hal itu. " meskipun bersikap tenang karena memang dirinya tidak bersalah, Dirga cukup khawatir tidak ada yang percaya pada penjelasannya.

"Kenapa tidak mungkin segala. Orang baik pun bisa melakukan kesalahan, berduaan ditempat sepi tanpa adanya ikatan halal ya pasti mengundang setan. Kalau seperti itu ya nafsu yang pasti menguasai." kata seorang Bapak-bapak.

"Kang Dirga, saya tau Akang orang baik. Tapi sekarang saya kecewa karena ulah Akang saat ini. Saksi dan bukti cukup kuat, saya dan warga menuntut Kang Dirga segera menikahi anak dari Pak Sumarna sekarang juga!" keputusan Pak Lurah tidak bisa diganggu gugat lagi.

Bak tersambar petir, Dirga dan Queensha terdiam membisu. Tidak ada yang percaya pada mereka. Pembelaan mereka tidak ada yang mendengar.

"Mi, Asha nggak mau dinikahkan sekarang sama dia. Asha nggak salah Mi. "

Bukannya pertolongan Queensha malah mendapat lirikan tajam dari sang Papi. Hatinya teriris pilu semua orang termasuk keluarganya tidak ada yang membela dirinya. Tidak ada yang percaya padanya.

"Baik, jika itu keputusan nya. Saya akan menikahkan putri saya saat ini juga." putus Papi Queensha.

"Tapi om--" belum selesai Dora berbicara, Papi Queensha mengangkat sebelah tangannya untuk menghentikan Dirga agar tidak melanjutkan ucapannya.

"Baik, mari kita segerakan ijab qobul ini. Pak Furqon kebetulan penghulu di kampung ini, mangga Pak Furqon. Saksinya saya dan Ustadz Salim. Kang Dirga apa ada barang berharga yang Akang bawa untuk bisa dijadikan mahar? " kata Pak Lurah.

Dirga merogoh saku celananya, dia mengambil dompet. Hanya ada uang tiga ratus ribu didalamnya.

"Punten Pak, hanya ada uang tiga ratus ribu. " kata Dirga yang sudah pasrah.

"Tidak masalah. " ucao Papi Queensha.

"Pak Asep, " Pak Lurah memanggil sekdes (sekretaris desa).

"Tolong bikin surat buat bukti mereka  sudah menikah. " lanjut Pak Lurah.

"Baik Pak. " kata Pak Asep.

"Agar bukti pernikahan ini lebih kuat karena pernikahan ini bukan main-main divideo in aja, tolong ya. Sekarang ya Pak Sumarna ijab qobul nyan" kata Pak Lurah lagi.

"Iya Pak, mangga dimulai. "

teman-teman
Part  5 dan 6 udah ada di KaryaKarsa ya pastinya lebih full juga.

Jangan lupa vote coment dan share cerita ini. Follow juga akun aku.

Terimakasih  🖤

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang