Sayup-sayup Queensha mendengar suara adzan, tapi karena masih enak tidur Queensha melanjutkannya lagi. Entah mengapa tidur malam ini sangat terasa nyaman, biasanya dingin menyapa tubuhnya menjelang pagi. Tapi, kali ini tubuhnya terasa hangat seperti sedang dipeluk. Queensha semakin merapatkan pelukan pada guling yang paling nyaman menurutnya ini. Meskipun guling ini terasa keras dan besar.
Oke, wait..
Guling keras dan besar? Sejak kapan dia memiliki dan ada guling yang seperti itu. Perlahan Queensha mengkerjapkan matanya. Hal yang pertama dia lihat bukan guling seperti yang dia fikirkan. Dada bidang laki-laki tanpa pakaian ada didepan matanya. Nafasnya tiba-tiba memburu. Mulutnya siap berteriak karena merasa ada yang menyusup dalam kamarnya. Namun itu tertahankala sadar bahwa tangannya pun memeluk erat yang mendekapnya ini. Mereka tidur berpelukan.
Queensha memundurkan kepalanya guna melihat siapa orang yang berani memeluk dirinya. Dan what Dirga?
Dirga?
Kepalanya seolah dihantam godam saat segala memori kejadian kemarin sampai dia bisa ada disini terputan dalam otaknya seperti setiap adegan film. Dengan cepat dia melepaskan dekapan pada Dirga. Beruntung suaminya itu belum bangun bisa malu kalau Dirga sampai tahu. Meskipun entah siapa yang memulai pelukan itu, nyatanya Queensha juga membalas pelukan itu.
Queensha memejamkan matanya kala tidur Dirga terusik jangan sampai Dirga tebangun sekarang. Queensha belum siap bertatap muka dengan suaminya itu. Untunglah Dirga hanya membalik posisi menjadi membelakangi Queensha, sehingga perempuan itu bisa bernafas dengan lega.
Queensha turun dari ranjang dengan mengendap-ngendap pergi ke kamar mandi. Dia mandi terlebih dahulu disini, takutnya kalau nanti pulang ke rumah Aki kamar mandinya penuh. Biarin lah pake pakaian yang semalem dipake juga daripada nggak pakai sama sekali, nanti di rumah dia ganti dan bersihkan lagi sebentar tubuhnya.
Keluar dari kamar mandi Queensha terdiam mematung, dia mau sholat gimana. Dirga kan tinggal disini sendiri.
" Dirga bangun?" sebagai solusi Queensha membangunkan Dirga agar cepat mengantarkannya pulang.
" Dirga bangun ih, anterin gue pulang."
Dirga menggeliat, hal pertama yang dia lihat saat membuka mata adalah paras cantik Queensha yang masih basah oleh air wudu. Demi apapun Queensha berkali-kali lipat terlihat lebih cantik dengan kondisi saat ini dan Dirga beruntung bisa melihat cantik alami Queensha. Bukan cuma bisa meliha tapi Dirga juga memiliki paras cantik alami istrinya itu. Dirga berhak atas segala yang ada pada Queensha.
" Dirga kok malah bengong, cepet bangun anterin gue dulu. Keburu siang, gue mau sholat." Omel Queensha.
Dirga yang baru kali ini disuguhi pemandangan indah yang hanya dapat dia lihat seorang diri melongo tanpa kedip melihat Queensha.
" Dirga ih." Sebal Queensha.
Dirga mengerjapkan matanya setelah sadar, " Itu ada.. Disini aja."
" Apa sih Dirga yang jelas kalau ngomong?"
" Sholat nya disini aja, Sha. Ada mukena punya bibi kuyang beliau tinggal disini. Bentar aku ambil duli."
Dirga menyingkap selimutnya, lalu turun dari ranjang.
Queensha menutup mulutnya melihat Dirga yang melenggang keluar kamar dengan atasan polos tanpa baju dan hanya sarung yang lingkari pinggangnya. Jangan bilang semalaman mereka tidur dengan keadaan Dirga yang tidak mengenakan baju dan cuma sarungan aja kayak tadi malam yang celananya dilepas. OMG... Queensha sudah tidak polos lagi.
" Nih." Dirga memberikan mukena milik Bibinya itu pada Queensha. Lalu laki-laki itu masuk ke dalam kamar mandi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Nikah
ChickLitMenjadi anak tunggal membuat seorang Queensha memiliki sifat manja. Apalagi dia adalah satu-satunya cucu perempuan dalam keluarga. Semua orang dikeluarganya menjadikan Queensha sebagai ratu. Segala permintaannya pasti dituruti. Termasuk saat dia men...