Mendadak Nikah 17

42.9K 2.3K 16
                                    


Selamat pagiiiii....

Happy weekend teman-teman. Ada yang rindu dan nungguin cerita ini kah???

Mau ngasih info cerita ini bisa kalian baca di KARYAKARSA vesri FULL nya dan juga PART nya disana sudah banyak. Cari aja MENDADAK NIKAH atau nama akun aku MayaRisNS.

Semoga part ini kalian suka yaaa... Selamat membaca.

Jangan lupa vote coment dan share cerita ini. Follow juga akun aku. Btw, terimakasih yang sudah vote dan coment di part kemarin.












Seluruh keluarga panik mendapati Queensha pulang ke rumah dengan keadaan kacau dan menangis tersedu-sedu. Semuanya berspekulasi bahwa penyebabnya adalah Dirga. Karena memang lelaki itu membawa Queensha pulang ke rumahnya.

Bagas langsung menelepon Dirga setelah melihat Queensha mengurung diri di kamarnya, semua tahu perempuan kesayangan keluargaitu tengah mengamuk sambil menangis tanpa tahu penyebabnya apa.

Enin, Aki, Mami, Papi, dan semua Uwa-uwa Queensha mengerubungi pintu kamar Queensha karena perempuan itu tidak mau bicara sama sekali.

" Asha buka sayang, kamu diapain sama Dirga." Pintu diketuk Mami.

Ibunda Queensha itu sangat khawatir sama anaknya, apalagi dia yang menyuruh Queensha untuk ikut Dirga. Tapi kok malah jadi gini.

Enin yang sudah tua renta pun ikut menunggu Queensha agar keluar kamar, tangan keriputnya ikut mengetuk pintu. Membujuk cucu kesayanganya agar mau keluar. " Asha, geulis keluar dong. Enin khawatir, bilang Asha kenapa?"

Jeritan Queensha dari dalam kamar semakin membuat semua orang panik dan khawatir.

" Enin, Aki, saudara semuanya harap tenang." Bagas datang sehabis mentelpon Dirga, dia menyerobot masuk diantara para orang tua dan berdiri di depan pintu kamar Queensha.

" Bagas udah nelpon Dirga barusan, tenang ini cuma salah paham aja kok. Nggak usah khawatir berlebihan, Asha aja yang lebay masalah kecil digedein. Dirga udah jelasin sama Bagas semuanya. Biarin dia tenang aja dulu, nanti Asha bakal ngomong juga kok."

Semuanya menatap Bagas ragu. Namuntak urung mereka percaya dengan ucapan Bagas.

" Nanti si Dirga mau kesini kalau Asha nya udah tenang, sekarang biarin aja dia ngamuk-ngamuk nanti juga capek sendiri. Yuk Enin sama Aki duduk aja." Bagas menuntun Aki dan Enin untuk turun ke lantai bawah.

Sementara didalam kamar Queensha tengah menangis sambil jejeritan, badannya menguling-guling kesana sini sampai kasurnya berantakan. Sepreinya terbuka, bantal guling serta selimut sudah tidak pada tempatnya.

Suaranya sudah parau dan air matanya keluar sedikit tapi Queensha tidak ingin menghentikan tangisannya. Kakinya menendang-nendang kesegala arah melampiaskan kekesalannya sampai ketiduran.

*****

Entah pukul berapa yang pasti sekarang hari sudah menggelap terlihat dari jendela kamar Queensha. Matanya terasa berat dan rapat untuk dibuka, hidungnya terasa mangpet, wajahnya terasa lenket dan lehernya terasa pegal karena tidur tidak menggunakan bantal. Queensha bangun lalu duduk, mencari dimana keberadaan ponselnya. Dia belum ingat dengan apa yang terjadi sebelumnya.

Setelah menemukan ponselnya dia melihat jam yang tertera dilayarnya, angka menunjukan pukul Sembilan belas lewat dua puluh menit dan Queensha tertidur dari tadi sore. Duhh Queensha melewatkan sholat magrib, dia buru-buru turun dari Kasur untuk membersihkan wajahnya dan berwudu. Sholat magrib terlewatkan jangan sampai isya pun dia menundanya.

Melihat kekacauan di dalam kamarnya yang seperti kapal pecah, ingatannya kembali pada kejadian sore tadi. Queensha membiarkan dulu kamarnya berantakan, dia memsuki kamar mandi.

Dari pantulan cermin watafel, wajah Queensha sangat berantakan. Rambut yang acak-acakan, bekas air mata di wajahnya dan mata yang bengkak. Pandangannya melihat pada tanda kemerahan yang masih ada, seketika matanya memanas dan luruhlah air mata. Queensha kembali terisak, tidak sekeras tadi siang namun terdengar menyayat ditelinga. Queensha nggak tahu gimana cara ngilangin tanda kemerahan iru, dibasuh air pun tanda itu masih ada.

Frustasi dengan itu Queensha menyiram wajahnya dengan air dingin, lebih baik dia segera melaksanakan sholat dan mengadukan perbuatan Dirga pada Allah.

Selesai melaksanakan Sholat Queensha turun kebawah, bodoamat keluarganya mau nanya apapun Queensha akan bungkam. Dia lapar, kehabisan energi setelah beberapa jam menangis.

Keluarganya tengah berkumpul di ruang keluarga dengan berbagai aktivitas. Ada yang makan, ngemil, ngobrol, dan packing soalnya besok semuanya mau pulang termasuk Papi dan Mami nya. Mungkin Queensha juga akan ikut, ngapai dia disini lama-lama. Apalagi dia akan langsung pergi liburan bersama teman-temannya.

Tidak ada yang menyapa atau menegur, semuanya tahu Queensha dalam mood yang tidak baik. Daripada perempuan itu mengamuk lagi, lebih baik dibiarkan semaunya sendiri.

Quuensha mengambil makanan di dapur, kebetulan disana ada Mami nya juga yang lagi memanaskan sayur.

" Asha mau makan? Mau sama apa Mami ambilin." Tanya Mami nya saat Queensha mengambil piring.

" Asha aja, ada apa aja lauknya?"

" Disini cuma ada sayur sop sama capcai aja, di meja makan ada sambal goreng kentang, pepes ikan, sate sama sambal goreng."

" Mau sayur sop aja. Sambal goreng kentangnya pake ati nggak?" Queensha menyodorkan piring yang berisi nasi putih pada Maminya.

" Pake." Kata Maminya sambil menuangkan sayur dalam piring Queensha. " Segini cukup?"

" Iya."

Queensha keluar dari dapur, dia duduk dimeja makan bersama Uwa Nia dan Uwa Rina ang lagi makan juga.

" Uwa mau sambel goring kentang, tolong."

Uwa Nia yang dekat dengan piring menu yang Queensha inginkan mengambilkan keinginan keponakan kesayangannya. " Enak loh Sha sambel goring kentangnya."

" Yang masak siapa?"

" Uwa Rina." Jawab Uwa Nia.

" Asha mau dong diajarin masaknya, Wa." Kata Queensha sambil menyuakap makananya kemulut.

" Boleh dong. Apagi sekarang udah punya sua-" ucapan Uwa Rina terhenti karena disenggol uwa Nia. Udah tahu keponakannya lagi badmood malah dibahas yang itu lagi.

" Ehh.. emmm itu. Iya nanti kerumah Uwa aja kalau mau belajar mah."

Queensha tidak menanggapi lagi dia sibuk menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Moodnya belum baik dan dia capek kalau nangis lagi.

Tanpa banyak berkata Queensha pergi ke kamar lagi, dia belum packing bajunya unuk besok pulang.

Dimulai dengan membereskan Kasur yang acak-acakan sekali, lalu dia membuka koper yang dibawanya kesini. Satu persatu bajunya dia rapihkan kedalam koper, barang-barang pribadinya pun ikut masuk biar nggak ribet. Sebelum menutup koper Queensha memeriksa kembali takutnya ada barang yang ketinggalan disini.


Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang