Mendada Nikah 19

42.3K 2.8K 42
                                    

Hallo teman-teman...

Selamat pagiiiiii. Seperti biasa mau ngasih tahu di KARYAKARSA cerita ini sudah lebih banyak partnya, sekarang sudah ada 33 part yang mau nengok kesana mangga. Ataupun setia disini dengan resiko nungguin agak lama dan juga PARTNYA TIDAK FULL. Kalau di kARYAKARSA kan FULL.

Aku ucapkan banyak terimakasih sama kalian yang selalu suport aku, dukung cerita ini, dan setia sama cerita ini. Terimakasih yang sudah ngasih vote, coment dan juga share cerita ini. Yang belum ayo tolong vote dan cometn cerita aku ini, jangan lupa follow akun aku biar tahu aku update cerita apa aja.

Nggak mau lama-lama sat set sat set, silahkan dibaca. semoga suka sama part ini.












Mami dan Papi benar-benar marah pada Queensha, begitu juga Bagas. Terlihat dari wajahnya yang mengeras penuh emosi. Queensha menggigit bibir bawahnya takut, dia sangat keterlaluan. Jangankan peduli, dia sama sekali tidak memiliki resfec pada Dirga.

Papi Mami dan Bagas langsung memasuki mobil tidak peduli dengan keberaaan Queenhsa.

" Cepet masuk Queensha, kan nggak mau kepanasan dijalan." Sarkas Bagas dengan masih dongkol.

Disamping pintu mobil yang terbuka Queensha ragu-ragu untuk masuk. Seperti ada yang menahannya disini. Rasanya Queensha tidak ingin meninggalkan tempat ini kendati otaknya menyuruh agar Queensha segera masuk dalam mobil.

" Asha nanti aja pulangnya. Tolong koper Asha turunin." Ucap Queensha dengan menduduk malu.

Dia tutup pintu mobil tidak jadi memasukinya. Kali ini kata hatinya yang menang, Quuensha menyakini dirinya sendiri bahwa pilihan ini adalah yang terbaik. Dia harus bersikap dewasa dan tidak egois.

Yang turun ternyata Papi nya, beliau membuka bagasi dan mengambil koper milik Queensha. Papi Asha memeluk putrinya dan mengecup puncak kepala Queensha bertubi-tubi.

" Papi tahu Asha anak yang baik, Papi tahu ini akan sulit untuk Asha terima. Tapi nggak salah kalau Asha mau belajar ikhlas menerima ini semua. Semua sudah digariskan oleh Tuhan, Papi yakin suatu saat Asha akan tahu apa maksud Tuhan kenapa Asha harus begini."

Papi mengurai pelukannya, beliau mengecup kening anak perempuan sematawayangnya dengan penuh kasih. Anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang kini sudah menjadi milik orang lain.

" Asha harus selalu ingat Papi Mami dan semua keluarga sangat menyayangi Asha." Ucap Papi.

Mata perempuan itu berkaca-kaca, Queensha kembali memeluk Papi nya erat. Mulai saat ini dia akan berpisah dengan cinta pertamanya. Papi yang selalu mencintai, Papi yang selalu membahagiakannya, dan Papi yang tidak pernah menyakitinya.

Queensha mengurai pelukannya, Papi yang melihat anaknya menangis langsung mengusap kedua pipi Queensha yang beruraian air mata.

" Jangan nangis lagi ya, nanti nggak ada Papi yang ngusap air mata kamu."

Diperlakukan seperti itu Queensha sekuat mungkin menahan tangisannya yang sesenggukan. Ternyata perpisahan semenyakitkan ini. Tidak pernah terbayang dalam benaknya Queensha akan berjauhan dengan Mami Papi seperti saat ini. Queensha tidak menyangka hari ini akan terjadi.

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang