7. Safe

53 10 0
                                    

Hari libur biasanya selalu di isi dengan bermalas-malasan dan merupakan hari yang paling dinantikan Eunji setelah bekerja keras hampir satu minggu kemarin. Dia juga selalu pulang lebih telat dari yang lain hanya untuk menghindari pertemuannya dengan seseorang. Dan hari ini dia baru terbangun saat matahari sudah sangat cerah di langit luar. 

"Eunji, apa kau masih tertidur?"

Wanita itu menggeliat di balik selimut dan langsung bangkit duduk saat mendengar suara ketukan lagi di pintu kamarnya. Sang Ayah masuk sambil memperhatikan sekitarnya sebentar. 

"Aku akan pergi ke pasar sebentar untuk menagih uang ke temanku. Makanan sudah tersedia di meja. Kau bisa menghabiskannya sendiri"

"Baiklah, Ayah..."

"Apa kau memerlukan sesuatu yang lain? Aku bisa membelinya saat pulang nanti"

"Tidak. Aku tidak ingin apapun hari ini"

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan langsung berangkat sekarang"

Eunji mendapat elusan di kepalanya dan melihat Ayahnya pergi dari sana. 

Wanita itu masih merasa malas untuk turun dari tempat tidur. Tapi cuaca cerah di luar membuatnya harus beranjak dan langsung menuju ke kamar mandi sekarang. 

Butuh waktu 30 menit baginya untuk keluar kamar dengan penampilan segarnya. Eunji segera ke meja makan dan secara perlahan memakan makanan yang sudah tersedia. 

"Kenapa rasa makanannya sedikit berbeda? Apa kali ini Ayah yang memasaknya sendiri?" Ucapnya pelan. 

Selagi asyik menikmati sarapan, pintu utama rumah mulai terketuk dari luar. 

"Tunggu sebentar...!"

Eunji sedikit terburu-buru mengunyah makanannya sebelum menuju ke sana. Pintu dibuka dan keberadaan orang dibaliknya membuatnya sedikit terkejut. 

"Ibuku memasak banyak hari ini dan menyuruhku untuk memberikannya padamu"

Eunji sempat merasa ragu tapi akhirnya dia menerima pemberian dari Chanyeol. Pria itu juga langsung pergi tanpa berbicara apapun lagi. 

"Aku sudah menolongmu jadi izinkan aku pergi sekarang, Ibu" Ucap Chanyeol saat sudah kembali dari rumah sebelah. 

"Baiklah. Berhati-hatilah di jalan"

"Jangan membuatku datang terburu-buru hanya untuk melakukan hal seperti tadi lagi. Kau seharusnya bisa memberinya sendiri, tapi kenapa harus menyuruhku?" Pria itu sudah mengenakan helm dan menaiki motornya. 

"Ma-maaf. Aku tidak akan menghubungimu lagi secara mendadak nanti"

"Kalau begitu, aku pergi sekarang"

Ibunya sedikit melambaikan tangan dan mulai menghela nafas pelan saat motor sang anak sudah menjauh. Dia tidak sengaja menoleh ke arah rumah sebelah yang rupanya terdapat Eunji di pintu yang memperhatikan ke arahnya entah sejak kapan. Dia hanya bisa sedikit membungkukkan badan sebelum masuk ke rumahnya sendiri. 

Eunji juga merasa canggung dengan mendengar dan melihat interaksi Ibu dan anak tadi. Dia masih tidak nyaman untuk berbicara langsung atau menerima pemberian tetangga baru itu. 

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang