-- Pagi hari --
Aroma masakan yang dibuat oleh pria paruh baya di sebuah rumah tercium sampai dalam kamar. Wanita yang sudah terduduk di pinggir tempat tidurnya masih terdiam tidak bergerak meskipun perutnya sudah diminta untuk di isi sejak tadi. Dia tidak memakan apapun semalam karena langsung mencoba untuk tertidur meskipun harus terus terjaga sampai pagi datang.
"Eunji, makanan sudah siap. Keluarlah"
Wanita itu masih belum bergerak sama sekali. Pintu kamar yang terketuk dan terbuka pelan juga tidak mengubah posisi duduknya sama sekali.
"Makanlah sekarang sebelum semuanya dingin. Kau harus mengisi perut kosongmu itu"
Eunji mulai memalingkan wajah karena kondisinya yang sangat kacau pagi ini. Bahkan rambutnya juga sangat berantakan dengan pakaian kantor kemarin yang masih dikenakannya sekarang.
"Ayolah keluar. Aku tahu kalau kau lapar"
Wanita itu hanya merespon dengan anggukan kepala. Sang Ayah lalu keluar kamar dan menutup pintu dengan rapat. Saat ingin kembali ke meja makan, dia mendengar lagi isak tangis anaknya sekarang. Entah apa yang terjadi tadi malam, tapi dia tidak bisa langsung bertanya karena pasti hanya akan memperburuk keadaan saja.
Pintu utama tampak terketuk dari luar. Ada tamu yang datang di pagi hari seperti ini.
"Oh, Chanyeol. Ada apa?"
Lelaki muda itu terlihat lelah dan wajahnya penuh keringat seperti habis berlari jauh.
"Apa Eunji ada di dalam, Paman?"
"Iya. Dia baru bangun dari tidurnya"
"Apa dia baik-baik saja?"
"Iya"
"Baiklah. Aku hanya ingin memastikan saja. Maaf mengganggumu seperti ini, Paman. Aku akan langsung pergi sekarang"
Lelaki itu langsung pamit untuk beranjak ke rumah kedua orang tuanya. Saat itu juga, Eunji keluar kamar tanpa merubah penampilannya sama sekali. Ayahnya harus mengikutinya supaya bisa melakukan makan pagi bersama.
"Aku membuat teh hangat juga untukmu"
Mereka sudah duduk saling berhadapan. Pria paruh baya itu sesekali memperhatikan wajah lesu dari anaknya ini. Eunji perlahan memakan sedikit nasi tanpa mengambil lauk sama sekali.
"Aku tidak tahu apa terlalu pedas untukmu, tapi makanlah secara perlahan"
Wanita itu menurut dan mengambil sayuran yang ada di sana. Suapan pertama tidak terasa apapun di mulutnya. Saat tiba di suapan kedua, pundaknya terlihat gemetar. Eunji menundukkan kepala dan menghapus sesuatu di wajahnya.
"Ada apa? Apa rasanya sangat buruk? Apa terlalu pedas?"
"A-aku.........tidak bisa makan lagi" Wanita itu menaruh alat makannya di meja dan menutup wajah dengan kedua tangannya.
Sang Ayah pun terdiam. Dia menahan diri untuk bertanya lebih banyak dan membiarkan anaknya menangis di sana. Dia juga sengaja tidak memulai kegiatan makannya sambil menunggu Eunji untuk bisa lebih tenang lagi.
Butuh waktu cukup lama untuk meredakan tangisannya sendiri. Eunji bahkan harus mengutuk dirinya sendiri dengan kasar di dalam hati karena sudah menangisi pertengkarannya semalam dengan sang kekasih. Meskipun masih sedikit terisak, dia harus bisa lebih menenangkan dirinya lagi karena masih ada sang Ayah di hadapannya sekarang.
"Ma-maaf...."
"Tidak perlu meminta maaf, Eunji. Tidak apa. Kembali lah makan"
Wanita itu harus menelan makananya dengan baik karena membutuhkan tenaga untuk menjalani aktivitasnya lagi hari ini. Mereka menyelesaikan kegiatan makan secara bergantian. Eunji membiarkan sang Ayah yang merapihkan meja sementara dia harus segera bersiap-siap untuk pergi keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Park Chanyeol merupakan seorang pria yang berprofesi sebagai pelatih renang. Dia menjalani pekerjaannya itu karena adanya penyesalan pada kejadian di masa lalu. Dalam situasi yang tidak terduga, dia kembali bertemu dengan Eunji yang meru...