23. Being Different

41 11 0
                                    

-- Satu bulan kemudian --

Suara air kolam yang dimasuki beberapa orang selalu terdengar sejak tadi. Kegiatan berenang di sana juga belum berhenti meskipun sudah berada di kolam selama hampir tiga jam. Adanya seorang lelaki tinggi yang menjadi pelatih mereka justru membuat betah kegiatan itu sampai harus mendapat teguran dari pelatih lain. 

"Penambahan waktu sudah selesai. Kalau tidak, kalian harus membayar biaya tambahan lagi seperti kemarin" Yura berdiri di pinggir kolam sambil menyilangkan kedua tangannya. 

"Baiklah. Baiklah... Kau tidak perlu khawatir. Kenapa kau selalu banyak bicara seperti ini?" Ucap salah satu wanita di kolam. 

"Kalian telah menggunakan jasa pelatih di tempatku melebihi dari waktu yang seharusnya, jadi wajar saja kalau aku selalu mengingatkan kalian seperti ini"

"Baiklah. Aku akan membayar uangnya langsung padamu seperti biasa. Apa kau puas?"

Yura menghela nafas pelan dan mulai melihat mereka berenang menjauh darinya. 

"Aish. Aku harus segera mengeluarkan mereka dari kolam"

Dia memperhatikan Chanyeol yang sama sekali tidak terganggu saat kembali didekati oleh para wanita tadi. Bahkan lelaki itu masih bisa tersenyum dengan manis saat tubuhnya sudah lelah dengan kegiatan renangnya sejak tadi. 

Satu jam kemudian, Chanyeol baru bisa keluar dari kolam dan segera mengambil handuk di area khusus. Pernapasannya terdengar lelah sampai tidak sadar ada yang mengikutinya ke sana. 

"Kau akan mudah pingsan kalau selalu memaksakan diri seperti itu" Yura datang sambil memberikan botol air kepadanya. 

"Terima kasih" Chanyeol menerimanya dan segera meminum habis isinya di sana. 

"Aku tidak ingin mendengar adanya pelatih yang sakit lagi hanya karena harus memenuhi keinginan para wanita tadi"

"Aku tidak akan sakit semudah itu. Kau tahu sendiri kalau aku jarang absen selama bekerja di sini"

"Benar. Tapi kau terlalu memanjakan mereka sampai sulit memperingati mereka mengenai bahaya yang akan dirasakan saat terlalu lama berenang di sana. Meskipun mereka sudah bisa bergerak lebih bebas dan menghilangkan ketakutannya akan air, tapi kau tidak perlu menanggapi interaksi mereka lebih jauh lagi seperti tadi. Aku juga harus memberikan peringatan padamu untuk tidak memperlama waktu latihan"

"Baiklah. Baiklah.. Aku mengerti"

"Kau banyak berubah akhir-akhir ini, Park Chanyeol"

"Apa maksudmu?" Dia mulai berjalan ke arah tempat duduk sambil membasuh wajah serta rambutnya dengan handuk. 

"Kau mulai bisa berinteraksi dengan murid yang menyebalkan seperti tadi dengan nyaman. Apa kau tidak terpaksa melakukannya?"

"Tentu saja tidak"

"Tapi kau terlihat sangat memaksakan dirimu tadi"

"Itu hanya pemikiranmu saja"

"Apa benar begitu? Apa itu bukan karena rasa bersalahmu?"

Chanyeol memilih untuk terdiam. 

"Aku tahu kalau kau memendam kesalahanmu sendiri sampai sekarang. Tapi menolak untuk tidak mengajar anak dari murid wanita di sini merupakan hak mu. Kau juga sudah memberikan alasan yang masuk akal waktu itu. Jadi kau tidak perlu merasa bersalah lagi, Park Chanyeol"

"Kau salah paham, Kim Yura. Aku sudah tidak merasa seperti itu lagi sejak lama. Kau harus tahu kalau aku melakukan semua ini untukmu"

"Apa?"

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang