36. Temptation

39 8 0
                                    

-- Sebuah kantor --

Eunji bekerja seperti biasa lagi hari ini. Dia bersama karyawan lain sibuk berkutat dengan komputer di depan masing-masing. Suara ketikan dan juga dering telepon dari beberapa meja terdengar. Keheningan bisa menambah konsentrasi mereka dalam menyelesaikan pekerjaan. Saat jam istirahat tiba, tidak sedikit yang langsung mengeluhkan sesuatu dengan karyawan lain sampai suara bicara mereka saling bersahutan di sana. 

"Apa yang ingin kau makan siang ini?" Bomi menghampiri Eunji. 

"Entahlah. Bagaimana denganmu?"

"Bagaimana kalau jajangmyeon?"

"Baiklah"

Mereka berjalan keluar gedung bersama beberapa karyawan lain. Mereka saling berpisah untuk melakukan makan siang di tempat yang berbeda 

"Aish. Kita harus mengantre terlebih dulu. Bagaimana?" Bomi melihat adanya peraturan itu di depan tempat yang akan mereka masuki. Di jam makan siang, restoran itu memang selalu dipenuhi pengunjung sampai harus menerapkan sistem antre untuk pengunjung lain. 

"Tidak apa. Ini masih jam awal istirahat. Hanya tinggal menunggu beberapa orang masuk saja, lalu kita bisa ke dalam untuk makan" Ucap Eunji dengan santai. 

"Baiklah..."

Mereka membicarakan hal acak di sana sambil berdiri di belakang dua orang yang juga ikut mengantre. Sampai Bomi mulai penasaran akan sesuatu dari rekan kerjanya ini. 

"Bagaimana hubunganmu sekarang? Apa kau mengikuti saranku dengan baik untuk menjauhi wanita yang mengganggu hubungan kalian berdua itu?"

"Hmm... Entahlah"

"Kenapa tanggapanmu seperti itu? Apa kau bertengkar dengan kekasihmu setelahnya?"

"Begitulah..."

"Orang ketiga di dalam suatu hubungan lebih berbahaya daripada masalah lainnya. Aku bisa mengerti"

"Bisakah kau mengajakku untuk mengikuti kencan buta lagi, Yoon Bomi?"

"Apa?"

"Aku ingin mencari pria lain supaya aku bisa dengan mudah melupakan permasalahanku kemarin"

"Apa hubunganmu benar-benar sudah berakhir?"

Eunji hanya menunjukkan senyuman kecilnya yang sedikit dipaksakan. 

"Aku turut bersedih dengan perpisahanmu itu. Tapi aku juga sudah cukup lama tidak mengikuti kegiatan kencan buta lagi. Tapi mungkin saja aku bisa meminta bantuan pasangan kencanku yang kemarin"

"Oh? Apa dia akhirnya memberimu kabar?"

"Iya.. Dia mengirimku pesan teks yang cukup panjang untuk menjelaskan kesibukannya dalam hal bermusik. Dan dia ingin mencari pasangan kencan yang bisa mengerti kesibukannya itu"

"Apa kalian benar-benar berkencan setelahnya?"

"Entahlah. Hubungan seperti itu tidak terlalu aman karena status yang belum jelas. Dan kami berdua juga hanya sebagai pasangan kencan biasa yang tidak terikat peraturan satu sama lain"

"Senangnya bisa menjalani hubungan yang seperti itu"

"Jangan merasa iri denganku, Jung Eunji. Kau pasti akan mendapatkan pria yang lebih baik lagi. Aku akan memberimu kabar kalau menemukan pasangan yang cocok untukmu nanti"

"Terima kasih.."

"Apa aku perlu menulis ciri fisik pria yang kau inginkan? Supaya teman kencanku itu bisa dengan mudah menemukan pria yang kau inginkan"

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang