24. Drunk

43 10 0
                                        

Suara gelak tawa dari seorang wanita terdengar sampai ke beberapa meja yang berada di restoran itu. Chanyeol harus menghentikan Yura untuk tertawa lebih kencang lagi karena takut mengganggu kenyamanan para pengunjung di sekitarnya. 

"Maaf... Maaf... Aku hanya tidak bisa menahannya saat mendengar ceritamu itu"

Chanyeol menyandarkan kembali duduknya setelah temannya itu sudah lebih tenang sekarang. 

"Apa yang lucu dari ceritaku? Apa kau mengganggap hal tadi sebagai lelucon?"

"Iya. Kau meniru suara gadis kecil yang kau ceritakan itu dengan sangat menggemaskan. Bahkan kau sampai bisa meniru bagaimana dia menangis sambil terus memarahimu yang telah membuang semua permennya ke dalam tempat sampah"

"Dia tidak memarahiku, hanya mengoceh tanpa henti dan berbicara dengan suara yang tidak jelas"

"Justru itu bagian terlucunya. Aku bisa membayangkan wajah gadis kecil itu saat melakukan hal tadi di depanmu. Kau pasti juga sangat takut karena sudah membuatnya menangis, benar kan?"

"Benar. Dia langsung pergi ke arah Ibunya dan memintaku untuk dimarahi"

"Lalu? Apa yang terjadi selanjutnya?"

"Aku meminta uang pada Ayahku untuk membeli permen-permen itu lagi di toko terdekat"

"Apa-apaan itu? Sangat membosankan"

"Kenapa?"

"Bagaimana bisa anak kecil bisa melakukan hal semanis itu untuk temannya sendiri? Apa kau tidak merasa ingin ikut menangis atau takut untuk bertemu dengannya lagi setelah membuang permen-permennya tadi?"

Chanyeol terdiam sejenak untuk memikirkan sesuatu. 

"Ada satu kejadian yang tidak bisa ku lupakan sampai sekarang. Bahkan kalau mengingatnya lagi, aku pun bisa menangis dan ingin menjauh ke tempat yang tidak bisa di temukan olehnya sama sekali"

"Kejadian apa yang kau maksud itu?"

"Entahlah. Tiba-tiba saja aku tidak bisa mengingatnya dengan baik sekarang" Chanyeol mulai meminum sisa kopi yang dipesannya lagi sampai habis. 

"Kau sangat menyebalkan. Tapi, apa gadis kecil yang kau ceritakan sejak tadi itu benar-benar temanmu?"

"Iya"

"Apa kalian masih saling berhubungan satu sama lain? Atau justru kau belum bertemu dengannya lagi sampai sekarang?"

"Aku sudah menemuinya lagi tapi sekarang sudah tidak bisa menghubunginya seperti biasa"

"Apa?"

"Sepertinya dia tidak akan menyimpan nomorku dan langsung menghapusnya. Aku sudah membuatnya marah sampai aku tidak berani menemuinya lagi"

"Kenapa bisa sampai seperti itu? Apa dia sudah menikah?"

"Aku harap dia bisa menikah dengan lelaki yang lebih baik dariku. Tapi entahlah. Mungkin dia sudah menemukan pasangan yang lebih layak lagi sekarang"

Yura dibuat bingung dengan ucapan Chanyeol. Dia pun menghabiskan minumannya juga dan langsung berdiri dari duduknya.

"Kalau begitu, apa kau siap dengan tempat yang akan kita kunjungi setelah ini?"

"Apa?"

"Kau kalah taruhan tadi dan mengatakan sendiri untuk selalu menemani kemanapun aku pergi sampai kembali ke rumah nanti. Seorang pria akan menepati janjinya sendiri, benar kan?"

Chanyeol sedikit kecewa pada dirinya karena harus mengucapkan hal itu pada wanita ini. Padahal dia sengaja membeli banyak makanan di sini supaya Yura tidak sanggup melanjutkan kegiatan kemanapun sekarang. Namun wanita ini sepertinya memiliki energi yang lebih banyak sampai bisa tetap segar walaupun sudah menghabiskan semua yang dia pesan tadi di sana. 

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang