22. Reject

38 11 0
                                    

-- Pagi hari --

Suara sebuah ponsel mulai membuat seseorang di tempat tidur perlahan menggerakkan tubuhnya setelah lelap tertidur. Wanita itu mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya sendiri saat sudah membuka kedua matanya secara perlahan. Aroma baru di kamar sana membuatnya bisa merasa tenang lalu tiba-tiba saja langsung bangun terduduk saat menyadari sesuatu. 

"Ke-kenapa aku bisa ada di sini?" Eunji sudah sepenuhnya sadar dan mengecek pakaiannya sendiri yang masih lengkap. Seingatnya, dia tertidur di sofa ruang tamu semalam namun entah kenapa dia ada di atas tempat tidur sekarang. 

Suara dering ponsel yang masih berbunyi mulai membuat perhatiannya teralihkan ke sana. Benda itu bukan miliknya dan membuatnya harus membiarkannya berbunyi tanpa ingin menjawab panggilan telepon yang masuk sama sekali. 

"Aish. Kenapa aku bisa tertidur di sini?"

Kamar itu terlihat rapih dengan adanya beberapa koleksi mainan yang terpajang di rak khusus. Meskipun tidak terlalu luas, entah kenapa Eunji tidak merasa terganggu dengan banyaknya perabotan kecil di sana. Dia pun segera keluar dari sana sambil mencari tahu dimana keberadaan tuan rumah sekarang. 

"Kenapa sepi sekali?"

Tidak ada suara apapun di luar kamar. Area dapur serta kamar mandi pun tampak kosong namun ada sebuah catatan kecil yang dilihatnya di meja makan. 

'Aku akan keluar sebentar. Ada makanan yang bisa kau langsung panaskan dari lemari pendingin. Gunakan ponselku untuk menghubungi Ayahmu. Aku akan segera kembali'

Catatan itu menjawab kehampaan yang ada di sekitar. Eunji hanya bisa mencuci wajahnya di kamar mandi lalu mulai sibuk mencari pakaian yang dikenakannya kemarin saat pergi ke acara pesta perusahaan. 

"Dimana dia menyimpannya? Kenapa tidak ada dimanapun?"

Wanita itu berjalan mondar-mandir dan memperhatikan setiap sudut ruangan yang ada. Sampai dia kembali lagi ke kamar Chanyeol dan baru menyadari kalau dress serta tasnya sudah menggantung di dekat lemari pakaian dalam keadaan kering dan bersih. 

"Dia mengeluarkan isi tasku juga?"

Bahkan barang-barang kecil yang dibawanya semalam tersusun rapih di meja kecil dekat jendela. Ponselnya yang layarnya retak juga ada di sana namun sudah tidak bisa digunakan lagi sekarang. 

"Bagaimana bisa aku menghubungi Ayahku dengan ponselnya?" Gumamnya lagi sambil mengecek dress yang sudah dipegangnya. 

"Bagaimana bisa dia mengeringkannya secepat ini?" Sambil melipat dress itu di sana, ponsel yang ada kembali berbunyi tanda ada panggilan masuk. 

Karena sedikit mengganggunya, Eunji mulai melihat ke arah layar ponsel dan terdapat sebuah nomor tidak tersimpan muncul. Dia tampak ragu untuk menjawab karena benda itu bukan miliknya. Setelah didiamkan beberapa saat, nomor yang sama kembali memanggil. 

"Ha-halo?" Eunji pun memutuskan untuk menjawabnya. 

Tidak ada suara dari ujung telepon selama beberapa detik. 

"Siapa ini?" Suara wanita mulai muncul. 

"A-apa?"

"Bukankah ini nomor pelatih Park? Siapa wanita yang sedang berbicara denganku sekarang? Dimana pelatih Park berada?"

"A-aku hanya kenalannya. Dia sedang tidak berada di rumah sekarang dan meninggalkan ponselnya sejak tadi"

"Seorang kenalan? Kau sedang berada di rumahnya?"

"I-iya"

"Apa aku boleh meminta alamatnya kepadamu? Aku ingin menemuinya secara langsung"

"A-aku harus meminta izin padanya terlebih dulu untuk hal itu"

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang