Keluar dari gedung Big hit fifi berlari kecil seperti seorang anak kecil. Kini Swag nya hilang. Padahal di kalangan laki-laki perempuan berambut panjang dan seksi ini sangat di kenal sebagai Queen itaewon karena setiap akhir bulan dia selalu menarik perhatian. Aura dan karismanya selalu menarik perhatian orang lain. Dia juga anak dari salah satu pemilik bar terkenal nomor 1 di itaewon.
"Berhentilah tersenyum, itu jauh dari kepribadianmu." Kini dia sudah tiba di itaewon. Masih menggunakan pakaian kerja yang jauh dari kata seksi. "Kau sudah menghabiskan 1 botol whisky apa kau masih sadar? Ya! Nuna, bagaimana dengan bar ini? Aku takut kita bangkrut karena kau selalu meninggalkannya."
Bartender dan juga adik dari fifi kini mulai menghawatirkan kondisi kakak pertamanya. "Tau apa kau bocah! Suasana hatiku sangat baik malam ini, selain itu jangan khawatir. Aku sudah meminta seseorang untuk mengerjakan pekerjaanku. Lagi pula aku tidak benar-benar meninggalkannya." Remeh nya kemudian meneguk habis whisky dan tersenyum manis. Seperti itulah fifi."Nona bisa bicara?" Tuturnya membuat fifi sedikit terkejut. Pasalnya dia tau siapa saja yang mengunjungi bar ayahnya dan demi apapun dia sangat tau seperti apa wajah itaewon. Namun dia tak mengenal pria berbadan besar dan menggunakan masker di hadapannya.
"Hei! Dia kakak ku" sahut jung won.
"Tenanglah aku bisa mengatasinya."
Fifi membenarkan posisi duduknya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Laki-laki itu menunjukan identitas cart yang bertuliskan staf big hit.
"Suga ingin menemui mu, dia menunggu di luar" jelasnya membuat fifi tercengang dan segera memakai kembali mantel dan berlari menuju pintu keluar.Di depan bar terdapat mobil yang sudah terparkir.. semua mata tertuju pada fifi yang tersenyum riang sembari menempelkan wajahnya pada kaca mobil suga.
Kaca mobil terbuka menampilkan sosok laki-laki yang fifi gila karena terlalu senang hari ini.
"Masuklah" ucap suga. Beberapa laki-laki berlari kemudian menarik mantel fifi sebelum masuk mobil bersama suga.
"Ayo kita minum terlebih dahulu" ucap salah salah satu dari mereka.
"Aku harus berkencan.. sampai jumpa" dengan cepat fifi menutup pintu mobil itu dan segera melesat keluar dari itaewon. "Kenapa tiba-tiba kemari?" Senang fifi karena ini kali pertama suga pergi menemui fifi di luar gedung Big hit. Suga hanya diam menyandarkan punggungnya pada kursi mobil sembari menghela nafas panjang. "Yoongi-ya kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?" Masih tak ada respon dari suga fifi mulai menyerah dan ikut menyandarkan punggungnya di kursi mobil.
"Apa kau sering ke itaewon?" Suga mulai membenarkan posisi menghadap fifi. "Tidak.. ini pertama kali setelah beberapa bulan"Suga tak bisa marah saat ini. Beberapa pria yang entah siapa itu memang sempat membuat suga cemburu, tapi tidak lagi selama fifi berada di sampingnya. Dia merasa lelah nya hilang dengan sekejap saat melihat fifi dari jarak jauh sekalipun. Perempuan yang sangat ingin ia cium kini mulai terpejam. Suga masih melihat fifi lama. Atmosfir dalam mobil membuat bau whisky yang sempat fifi minum itu tercium oleh suga. Dia segera meraih kepala fifi dan menyandarkannya pada bahu lebar miliknya. "Berapa banyak kau minum?"
"Aku hanya terlalu senang hari ini.. dan aku masih cukup sadar, jangan khawatir.. kemana kita akan pergi?"
"Apartemen ku"
Fifi terkejut dengan pernyataan suga akan mengajaknya pulang ke apartemennya. Tempat yang tak pernah dia pikirkan selama ini.
"Kenapa?" Tanya laki-laki itu.
"Aku tak bisa memapah mu jadi jangan mabuk terlebih dahulu." Fifi yang masih syok berusaha berfikir jernih mengenai hal apa yang akan suga lakukan di apartemennya.
"Fifi-yaa!! Kau mendengar ku?"
"Aku mendengar mu" fifi kembali duduk tegak.. kini mereka sudah memasuki kawasan elit tempat dimana suga tinggal.
"Pakai cart mu." Dengan tanpa menunggu lama fifi sudah memakai cart miliknya dan berjalan di belakang suga.Bippp..
Pintu apartemen otomatis terbuka setelah suga menekan beberapa tombol. Dingin, suasananya dingin, gelap, dan sepi. Membuat fifi ragu untuk melangkah masuk.
Ketika suga menyalakan lampu dengan seketika ruangan itu terlihat lebih hidup meski seisi apartemennya perpaduan antara hitam dan putih.
"Ambil itu. Tunjuk nya pada sapu yang tak jauh dari tempat fifi berdiri.
"Aku akan membersihkan dapur"Di luar dugaan.
Kini fifi di perintah untuk membersihkan apartemen suga.
Di luar dugaan."YAA!!" Teriaknya frustasi.
"Kenapa berteriak?" Balas suga santai.
"Kau menyuruhku datang hanya untuk bersih-bersih?""Emm.. memang kau berfikiran apa?"
Kini fifi mulai geram. Dengan terpaksa ia menyapu ruangan itu hingga benar-benar tak ada debu yang tersisa. Suga memang tidak pernah menghuni apartemennya akhir-akhir ini. Dia lebih suka tinggal di dorm atau studio. Sayangnya dia terlalu malas untuk membelah ramainya kota seoul.
"Kau lapar?" Tanya suga
Fifi yang merebahkan diri di sofa itu segera beranjak dan memeluk suga singkat. "Antar aku pulang"
"Kenapa? Apa ada masalah?"
"Bukankah kau harus bekerja besok?""Bang PD memberi kami libur.. karena itu aku mengajakmu kemari." Fifi terkejut dengan pernyataan ketiga suga.
"Kenapa kau selalu merubah jawabanmu?" Kesal fifi dan kembali merebahkan diri di sofa.
"Aku akan membuat sesuatu untuk kita" mendengar kata kita yang suga ucapkan membuat rasa kesal nya pada suga hilang. Dia segera berlari mengikuti suga yang berjalan menuju dapur.Entah mengapa aneh rasanya. Mengetahui suga bertingkah manis.
Fakta bahwa dia swag ternyata raib ketika melihat suga yang memeluk fifi saat fifi sedang memasak.
"Apa kau akan terus seperti ini? Aku sedang memasak tapi kenapa kau membebaninya seperti ini" ucap fifi terus terang. Suga yang tak lagi terkejut dengan sikap kasar fifi kini terus mengikuti langkah fifi kesana kemari. Masih dengan memeluknya erat. "Yoongi-ya.. aku mencintaimu. Aku tak akan kemana-mana dan kumohon berhentilah memelukku"
Suga segera menurut. Setelah ia merasa puas dengan memeluk fifi kini dia dengan cepat segera menyelesaikan masakan yang sedari tadi belum selesai karena ia terus mengganggu fifi.Melihat fifi yang hanya diam melihat tingkah suga membuat suga semakin gemas. "Duduklah disini aku akan memasak untukmu" suga mengangkat tubuh ramping fifi dan membuatnya duduk di meja dapur tepat di samping suga berdiri.
Fifi yang merasa di ratu kan dengan sigap menyilang kan kaki dan menopang dagu mengawasi pergerakan suga yang tampak tersenyum tipis.
Hatinya berbunga bunga sekarang. Biasanya fifi hanya makan sendiri di apartemen nya. Atau tidak dia lebih memilih makan di luar karena dia tak suka sepi. Sekarang fifi mengamati suga yang duduk di depannya dengan seksama membuat tingkat bahagianya meningkat. "Aku tak pernah makan dengan seseorang sebelumnya, aku suka suasana ini" ucapnya kemudian menghirup udara dalam dalam. "Makanlah sebelum dingin" jelas suga."Setelah ini apa yang akan kita lakukan?" Tanya fifi membuat suga terdiam sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebenarnya tak ada tujuan tertentu mengajak fifi ke apartemennya. Suga hanya ingin menghabiskan waktu bersama fifi di hari liburnya.
"Haruskah kita menonton film saja?"
Hal itu langsung di iyakan oleh fifi."Fifi-ya film apa yang kau suka?"
"Romantic.."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HER
Fanfiction*ini cerita imajinatif yang mungkin akan terlihat nyata* Manusia pada umumnya memiliki rasa bahagia, sedih, senang, khawatir, kecewa, dan juga cinta. Bukankan suga juga manusia? Seorang idol yang jatuh cinta pada staf yang ternyata bukan hanya sek...