Fifi sedari tadi berdiri mematung di tengah pintu. Melihat suga bersama beberapa staf yang mengerubunginya. Jika saja dia menjadi salah satu CEO big hit. Fifi tak akan membiarkan dia dikerubungi staf perempuan sebanyak itu. "Wah lihatlah.. kau bahkan tersenyum pada mereka" gumam fifi kesal. Fifi menghampiri jimin yang sedang tertidur di kursinya. Dari kejauhan suga melihat fifi yang sedang membenarkan posisi kepala jimin. Jimin segera tersadar. "Eoh.. nuna terimakasih." Dia kembali tidur. Fifi tak peduli dengan suga. Tapi tidak. "Aku kekasihnya" monolognya.
"Permisi.. suga-shii bisa berganti baju sekarang, aku memberi baju yang salah. Maafkan aku." Suga segera beranjak mengikuti fifi. Di dalam ruangan khusus menyimpan baju itu gelap. Fifi segera menghidupkan lampu dan membuka lemari besar di hadapannya. "Bukankah mengganti baju hanya alasanmu agar aku menjauhi mereka?" Fifi menoleh ke arah suga kemudian melempar satu set baju ke arahnya. "Kau sengaja membuatku cemburu?"
"Bagaimana jika iya? Apa kau marah?"
"Aku? Marah? Tidak sama sekali.. kau bebas melakukan apapun. Aku tidak akan melarang" suga meraih kedua tangan fifi. Membuat posisi mereka berhadapan. "Kau sangat pemarah sayang. Kenapa mengelak?" Suga tersenyum licik. "Kau waras? Kenapa melihatku seperti itu?" Fifi merasa panik karena ruangan sempit itu terasa sepi dan di luar sangat ramai.
"Menurutmu?" Bisik suga di telinga fifi. Suga segera mendorong fifi ke arah lemari dan menghimpitnya. "Dengarkan aku. Aku tidak keberatan melakukannya di manapun. Tapi disini? Kau gila?" Suga melepaskan bajunya. "Disini? Bukankah ini tempat yang cocok?" Fifi melihat baju itu melayang begitu saja. Sedang ia berusaha mengatur nafasnya. Fifi juga ingin menerjang suga saat ini. Dada bidangnya benar-benar membuat fifi merasa ingin menyentuh suga. "Ada apa? Apa yang kau pikirkan?" Sesaat fifi segera tersadar saat suga kembali memakai baju yang tadi dia berikan. "Kau menginginkanku?" Goda suga yang kemudian mencium fifi singkat sembari mengancingkan kemejanya. "YA! aku hampir saja kehilangan akal kau tau!" Fifi memukul punggung suga berkali-kali. Suga yang merasa berhasil membuat fifi malu itu mulai tertawa keras. Meski lampu ruangan itu remang tapi wajah merah fifi tampak jelas di mata suga. Fifi segera berlari menuju toilet untuk menormalkan otaknya sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku rasa aku akan gila" fifi masih mengatur nafasnya. Meski hal seperti ini bukan pertama kali tapi fifi merasa begitu berdebar. "Ada apa dengan ku?" Dia kembali menyadarkan diri dan pikiran pikiran aneh tentang suga. Tentang dadanya dan.. AAAARRGGHHHH!Sebisa mungkin fifi bersikap normal saat ini. Dia terus melihat kebawah saat berjalan. 30 menit sebelum acara MAMA dimulai, para member tampak bersiap-siap. Terpantau suga sedang duduk sembari bermain handphone seperti biasa. Seokjin berlari-lari kecil bersama hoseok dan namjoon. Jimin dan taehyung sedang belajar pernapasan. Sedangkan jungkook tidak terlihat. Dia pergi ke toilet satu menit yang lalu. Fifi terus melirik kesana kemari, dia berharap tak ada yang melihat wajahnya memerah sekarang.
"Fifi bang shi hyuk memanggilmu" fifi kembali sadar. Suga melihat ke arah fifi bingung. Tiga bodyguard bang shi hyuk yanhg berbadan besar itu menghampiri fifi membuat seisi ruangan itu terkejut. Fifi merasa terselamatkan. "Tunggu sebentar." Ucap fifi kemudian berlari mengemasi barang. "Ada apa?" Tanya taehyung. "Bang shi hyuk ingin menemui fifi secara pribadi" bodyguard itu membungkuk hormat pada taehyung.
Hal yang membuat mereka terkejut adalah fifi yang harus di di kawal oleh tiga orang sekaligus. Untuk ukuran staf itu sangat terlihat berlebihan. Namun dia adalah fifi dan staf hanya pekerjaan sampiangan. Percayalah. "Ada apa?" Suga menghampiri fifi. Wajah laki-laki itu sedikit khawatir. Fifi sedikit tertawa. "Aku harus bekerja" suga dengan langsung mengerti pekerjaan apa yang akan fifi lakukan. "Kemana? Brazil? Paris? LA?" Fifi menatap suga geram. Fifi kembali memasukan beberapa barang ke dalam tas punggungnya tampa memperdulikan ucapan suga. "Jangan buang uangmu untuk hal yang tidak penting" kata suga. "Maafkan aku, tapi aku pergi untuk bekerja bukan liburan?" Jawab fifi ketus. Suasana ruangan itu kembali normal. "Benarkah? Jadi untuk apa?" Suga melipat kedua tangannya di dada membuat fifi menghentikan kegiatannya. Suga tidak ingin fifi jauh dari pengawasannya. Terlebih fifi selalu pergi dan mengatakan ia akan bekerja kemudian seperti menghilang tanpa menelfon atau bahkan mengirim pesan pada suga.
![](https://img.wattpad.com/cover/310606606-288-k486691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HER
Fanfiction*ini cerita imajinatif yang mungkin akan terlihat nyata* Manusia pada umumnya memiliki rasa bahagia, sedih, senang, khawatir, kecewa, dan juga cinta. Bukankan suga juga manusia? Seorang idol yang jatuh cinta pada staf yang ternyata bukan hanya sek...