Taehyung akhir-akhir ini tidur menemani suga. Sesekali dia akan terbangun tengah malam untuk mengganti kompres suga. Laki-laki kelahiran daegu itu sedang demam sekarang. Taehyung sudah tiga hari tidak pernah meninggalkan suga. "Hyung.. kau mau makan? Kau haus?" Suga melihat ke arah taehyung dan tersenyum. "Aku ingin tidur" lantas membuat taehyung geram. "Kau belum makan apapun dari pagi. Aku membuatkan mu bubur dengan cinta" dia segera berlari ke arah meja dan mengambil semangkuk bubur. Melihat warna putih dari bubur itu saja membuatnya tidak berselera. Namun suga segera duduk dan memakan bubur yang taehyung berikan. "Enak?"
"Tidak," suga terdiam. "tidak.. ini lebih enak dari bubur buatan jin hyung" suga merasa.. seperti memakan nasi tanpa campuran apapun. Benar benar rasa nasi."Sudah kuduga hyung akan menyukainya." taehyung kembali melayangkan sendok itu pada suga. Suga kembali memakannya. "Aigooo.. bagus sekali.. sekali lagi" kata taehyung. Dia merasa senang. Jujur saja suga sangat ingin muntah. Perutnya mual dan kepalanya sangat pusing. Namun jika ia menolak bubur itu suga takut taehyung akan menangis. Dia melakukan itu agar taehyung tidak sedih. "Kau senang?" Tanya suga.
"Aku sedih melihatmu sakit." Saat suapan terakhir suga merasa perutnya sangat penuh. "Hyung akan sembuh setelah ini.. lihat saja. Aku membuat bubur menggunakan banyak cinta""Tentu saja. Aku akan sembuh besok" suga mengambil empat butir obat dari tangan Taehyung. Setelah beberapa saat suga kembali tertidur. Mungkin efek dosis obatnya. Selama hampir satu minggu ini para member terlalu bekerja keras sehingga membuat mereka tidak mempunyai waktu istirahat. Alasan mengapa mereka seperti itu adalah, mereka selalu membuat target untuk mencapai sesuatu yang membuat mereka setiap malam selalu mengevaluasi diri. Sama hal nya dengan suga yang sakit beberapa hari ini. Begadang dan perubahan cuaca membuat daya tahan tubuhnya mengurang.
Tokk.. tokk.. tok
Fifi membuka pintu itu perlahan. Suasana dorm sepi karena para member memiliki jadwal masing masing. Untuk kesana tentu saja fifi memiliki ijin. Satu piring buah dan susu hangat untuk suga. Namun yang ia temukan adalah taehyung yang tertidur memeluk suga. Fifi sedikit terkejut ketika suga menyadari bahwa seseorang membuka pintu kamarnya. "Eoh.. fifi-ya" tubuh suga masih tak bergerak karena dia tak ingin membangunkan beruang besar di sebelahnya. Fifi segera menghampiri suga dan meletakkan nampan itu di meja. "Bagaimana keadaanmu?" Fifi tersenyum dan mengusap kepala suga. "Sudah lebih baik"
"Kau sudah makan?"
"Sudah" suga menarik satu tangannya untuk berada di pangkuan fifi yang sedang duduk di tepi ranjangnya. "Badanmu masih sangat panas"
"Itu akan sembuh besok." Suga tersenyum ke arah fifi. Tanpa menghiraukan taehyung yang tertidur, fifi mendekatkan wajahnya ke arah suga dan mencium dahi laki-laki itu singkat. "Kau terlalu bekerja keras" suga menatap fifi dengan tatapan sendu. "Aku baik-baik saja"
.
.
.
.
.
.
.
.
.Fifi kembali mencium dahi suga.
Sungguh. Taehyung belum pernah merasakan suga terkendali seperti ini sebelumnya. Biasanya suga sangat menolak jika ia cium bahkan memeluknya sekalipun. Tapi sekarang? Dia ingin sekali tertawa namun kondisinya tidak memungkinkan. Dia hanya terus memeluk suga seolah tidak terjadi apapun. Ini akting yang sangat sulit yang pernah ia lakukan. "Aku bertemu adora kemarin" suga mengalihkan pandangan. "Dia menyapaku" suga kembali melihat fifi dengan tatapan serius. "Apa yang dia katakan?" Fifi mengusap lengan suga yang masih berada di pangkuannya. "Tidak ada.. hanya menyapa" suga menghela napas. Sedang taehyung yang mengetahui ada apa di balik suga dan adora hanya bisa terus menahan senyumnya. "Kau takut aku marah?""Bukan begitu.. jangan mem-"
"Baiklah.. baiklah aku tidak akan memulainya"
Kini dia sudah tak terkendali. Taehyung tak kuasa menahan tawanya. Dan sekarang dia tertawa terbahak-bahak membuat suga memeluk pinggang kecil fifi karena terkejut. "Ya! Dasar brengsek" umpat suga. "Hyung maafkan aku. Nuna maafkan aku" taehyung masih tertawa dan menutup seluruh wajahnya dengan bantal. Dia segera berlari dan menutup pintu dengan keras. "Anak itu.." kesal suga. Dia sangat malu sekarang. "Aku akan pergi" fifi beranjak dan kembali memakai tas nya. Namun suga segera menarik baju fifi, membuat fifi kembali duduk. Suga memeluknya erat dan Membiarkan kepalanya tenggelam di dada fifi. "Tetaplah seperti ini" fifi menarik suga dari pelukannya. Membuat suga semakin mempererat pelukan itu. Dia sangat merindukan fifi. "Apa kau tidak takut jika mereka melihatmu begini?"
"Sebentar saja" fifi membalas pelukan suga. Dia juga ingin tetap seperti ini untuk waktu lama. Dia juga merindukan suga. Tapi saat ini berdekatan dengan suga menjadi satu keharusan yang di hindari fifi. Dia akan menjaga suga. "Kau harus memperhatikan pola tidur dan makan mu. Aku sangat khawatir jika kau sakit" suga mengangguk dan segera memberi jarak. "Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya suga.
"Eoh.. itu sudah selesai. Lagi pula kalian akan pergi ke MAMA minggu depan." Suga tersenyum. "Bolehkah aku pergi sekarang? Sebelum para member memergoki ku" mereka tertawa. Fifi sudah melesat pergi dan suga masih memandang pintu yang sekarang mulai terbuka perlahan. "Apa yang kau lakukan?" Suga dengan langsung mengenali siapa orang di balik pintu itu. "Yoongi-aa.. apa yang kau lakukan tanpa kami?" suga berdencih kesal ketika suga kira itu jimin namun itu adalah seokjin dan yang lain. Suga kembali merebahkan dirinya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. "Hyung.. apa terjadi sesuatu yang seru?" Goda jimin yang langsung menindih suga. "Ya! Jangan menggodanya." Hoseok segera menarik selimut yang menutupi suga hingga menemukan laki-laki itu sedang tertawa lebar. "Wah! Sepertinya aku tertinggal adegan menyenangkan""Ada apa ini?" Tanya jungkook pada taehyung yang sedari tadi tersenyum. "Suga hyung berkencan saat aku tidur di sebelahnya tadi" jelas taehyung pada jungkook yang baru paham kemudian tertawa keras. "Kencan apa! Itu tidak seperti yang kalian bayangkan" para member hanya bisa tertawa dan terus menggoda suga. "Biarkan saja suga hyung tidur.. dia sedang sakit" namjoon kembali menyelimuti suga. "Kau benar.. ayo kita pergi" sedang seokjin segera merentangkan tangan seolah menggiring adik adiknya untuk menjauhi suga. "Jimin-shi biarkan suga istirahat" jimin mencium pundak kepala suga lama. "Hyung cepat sembuh" kemudian melesat pergi hingga menemukan pintu itu kembali tertutup rapat. "mereka sangat berisik" suga kembali menutup mata. Tapi tetap saja, dia senang mendengarkan suara berisik itu setelah beberapa hari tak mendengarkannya. Dia merasa jauh lebih baik sekarang.
"Apa seperti ini rasanya energi baik?" Tak hanya fifi yang datang. Para member yang datang hanya untuk menggoda suga ternyata membuatnya bersemangat untuk cepat sembuh. "Aku merasa badanku sangat sehat" suga kembali tersenyum.Bagian kecil yang selalu membuat suga merasa lebih baik.
"Fifi-yaa aku merindukanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HER
Fanfiction*ini cerita imajinatif yang mungkin akan terlihat nyata* Manusia pada umumnya memiliki rasa bahagia, sedih, senang, khawatir, kecewa, dan juga cinta. Bukankan suga juga manusia? Seorang idol yang jatuh cinta pada staf yang ternyata bukan hanya sek...