Mata suga bergerak kesana kemari. Laki-laki itu mulai mencari perempuan yang menelponnya tengah malam sembari menangis. Mengingat itu membuat suga tertawa gemas.
"AAAAA!!!.. aku merindukanmu.." jeritan fifi semakin membuat telinga suga berdengung. "Aku mendengarnya, jangan menangis.." dia juga merasa merindukan fifi saat ini. "Oppa.. kenapa kau tak pernah mengirimkan pesan padaku? Kau tidak menelfon ku, kau hanya tersenyum dan pergi. Itu membuatku tersiksa!!" Suga tersenyum tenang mendengar keluhan fifi. Sifat ke kekanak-kanakannya belum hilang meski mereka sudah beranjak dewasa sekarang.
Sejak selesai syuting untuk in the soop. Suga belum mengabari fifi sama sekali. Bahkan dia juga lupa jika dia harus mengurus fifi. Entahlah, perempuan itu sangat manja akhir-akhir ini. "Tetap seperti ini oppa. Sebentar saja" fifi semakin memeluk suga erat.
"Aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku agar kau bisa memelukku sepuasnya. Tapi pertama-tama.. lepaskan aku" fifi menunduk lesu membiarkan suga yang pergi begitu saja.
.
.
.Suga terhenti setelah beberapa langkah keluar dari studionya. "Sial" kemudian dia berlari kembali untuk memeluk fifi. Perempuan itu terkejut. "Jangan kemana-mana dan tetap disini sampai aku kembali."
"Tapi aku harus menemui ahjushi setelah ini."
"Kalau begitu anggap saja aku sedang menculik mu."
"Aiigooo.. oppa, kau licik sekali" tawa suga merekah. Dia memeluk fifi dan membiarkan dirinya terjebak untuk beberapa menit. "Oppa kau telat tiga menit" kepala fifi mendongkrak untuk melihat suga. Laki-laki itu melumat bibir fifi dengan lembut. Suara decak ciuman itu terdengar jelas di telinga suga. Satu langkah suga membuat fifi melangkah ke belakang. Tanpa sadar, tangan suga menelusup masuk kedalam kaos yang fifi kenakan. Sungguh, pikirannya hanya terfokus pada suara ciuman yang mereka buat. Tangan fifi segera menghentikan tangan suga yang sudah menelusup masuk untuk melepas BRA milik fifi. "Boleh aku bermain sepuluh menit lagi?" Suga kembali melumat fifi. Ciuman itu semakin bergairah ketika fifi mengalungkan kedua tangannya pada leher suga. Dia juga sangat merindukan suasana seperti ini.
Aarrgghhh.. milik suga sudah masuk sempurna ke dalam milik fifi. Fifi tampak meremas rambut belakang suga. Laki laki itu menyeka rambut panjang fifi yang menutupi wajah bersih ya. Tangan suga yang berada di pinggang fifi itu hanya bisa membantu fifi yang seolah duduk di atasnya memompa naik dan turun.
"Oppaa.. aahh...." Fifi melumat bibir suga yang sedari tadi terbuka kemudian saling bertukar saliva.
"Kau nikmat sekali sayang.." beberapa kali suga meninggalkan tandanya di tengah kedua dada fifi. Itu adalah hal yang wajib ia lakukan. Fifi mendesah hebat ketika suga mempercepat ritmenya. Sungguh ini hal paling nikmat yang pernah suga rasakan.
Dia sengaja membuat fifi kelelahan terlebih dahulu di atasnya. Kemudian mengganti posisi saat fifi sudah tidak sanggup bergerak. Tiga belas menit.
Suga melihat fifi yang sudah memejamkan matanya. Kedua tangan fifi mengalung di leher suga. Dia benar-benar sudah kelelahan. "Aaah..Opaaa.." suga melumat bibir fifi dengan deru nafas yang memburu. Dia juga tak peduli jika di telat meski satu jam, asal perempuan yang mendesah lemas di bawahnya ini senang. Sejujurnya suga lebih merindukan hal seperti ini. Jadwalnya sangat padat sampai terkadang dia tak sempat makan.
Aaarggghhh...Suga mendekap fifi. Laki-laki itu tersenyum dan beberapa kali mencium dahi fifi. "Ini sangat menyenangkan. Andai aku punya banyak waktu bersamamu. Aku akan membuatmu lebih bahagia dari sebelumnya." Suga kembali menyeka rambut fifi yang sedikit basah karena keringat. "Kau harus pergi sebelum dimarahi" ucap fifi pelan. Tangan suga menarik fifi untuk duduk. "Fifi-ya.. terimakasih sudah menemaniku sejauh ini."
"Kenapa tiba-tiba? Aku akan terus menemanimu. Jangan khawatir"
"Katakan padaku jika kau menginginkan sesuatu"
"Aku sedang tidak butuh apapun, tapi aku akan mengatakannya." Suga kembali mencium fifi singkat sebelum akhirnya dia keluar dari studio miliknya. Hari ini jadwalnya latihan koreografi baru. Pada member terdengar mengeluh saat suga berjalan ke arah mereka. "YA!!! KAU TELAT TIGA PULUH MENIT.. AKAN KU POTONG GAJI MU" seperti biasa, orang pertama yang mengeluh adalah seokjin. Suga sedikit berlari dan memukul seokjin dengan pukulan gemas membuat seokjin hampir tak bisa berkata-kata. "Apa ini.. kau terlihat lebih senang dan bersinar. Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya seokjin. "Aku? Aku seperti biasanya"
suga kembali mengambil barisan di sebelah namjoon. "Hyung kau dari mana saja?" Suga tertawa. "Aku di culik tadi, itu sangat menyeramkan.""Jangan berkata yang tidak-tidak! Kau harus membagi waktumu mulai sekarang!" Suga menatap seokjin. Sepertinya laki-laki itu paling tau apa yang di lakukan suga. Sedang suga hanya tersenyum.
"Baiklah hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HER
Fanfiction*ini cerita imajinatif yang mungkin akan terlihat nyata* Manusia pada umumnya memiliki rasa bahagia, sedih, senang, khawatir, kecewa, dan juga cinta. Bukankan suga juga manusia? Seorang idol yang jatuh cinta pada staf yang ternyata bukan hanya sek...