Fifi masih sibuk mengotak atik laptop miliknya. Sesungguhnya ia lah yang bertanggung jawab untuk bar itaewon yang terkenal itu. Namun dia sungguh tidak sudi untuk mengurusnya karena itulah hal yang di wariskan ayahnya untuknya. Orang yang sangat fifi benci setelah ibunya sendiri.
Setelah ayah dan ibu fifi berpisah. Fifi yang masih berumur 18 tahun itu itu dengan terpaksa kabur dari rumah. Tentu saja dengan uang milik ayahnya. Dia membeli sebuah apartemen dan mencari pekerjaan sendiri. Meski sudah beranjak dewasa, ibu fifi tak pernah sekalipun bertanya atau bahkan mencari dimana fifi sekarang. Sedang ayahnya pun tidak peduli dengan fifi yang tinggal sendiri di apartemen mewah, meski ia tau keberadaan fifi. Ayahnya lebih memilih untuk mengurus bisnisnya.
"Ahjussi.. bolehkah aku bekerja denganmu? Aku janji akan bekerja keras" ucapnya pada seseorang berbadan besar di depannya.
"Bukan kah kau harus sekolah? Bagaimana dengan ayahmu? Apa kau sudah meminta ijin dari nya?"
"Aku tak perlu ijin siapapun mulai sekarang. Aku akan mengurus diriku sendiri" ucapnya tegas.
Seseorang di depannya sedikit merasa bingung mengenai gadis kecil yang bersikeras untuk menjadi orang dewasa. Dia tau persis siapa gadis yang sedang memohon dengan mata puppy di depannya ini.
"Fifi-ya.. jaga dirimu, aku akan menghubungi mu.. kau juga harus di tes sebelum bekerja" fifi yang senang segera meloncat ke sana kemari sembari sesekali berlari kecil.
Hal yang sering fifi lakukan. Terlambat satu jam ketika bertemu ayahnya. Bukan tanpa alasan, hanya saja itu sudah menjadi kebiasaan fifi.
Itaewon sangat ramai malam ini.
Seperti biasa, pasang mata melihat ke arah fifi. Hate me more batin fifi.
Entah mereka berpikir apa sebenarnya fifi tak tau, namun dia tau karena semua wanita selalu berbisik jika fifi sedang di itaewon untuk minum atau hanya sekedar untuk melihat-lihat. Bukankah sesungguhnya mereka iri?"Fifi-shi.." kini fifi melihat seorang pria berbadan tinggi dan gagah membungkuk hormat padanya.
"Ya! Jangan lakukan itu, kau membuatku terlihat tua""Bukankah kita harus menghormati perempuan?"
"Kau menggodaku? Jakson wang!" Baik jakson ataupun fifi tertawa lepas. Membuat orang di sekitar mereka pun kini terdiam.
Bar ini hanya bisa di masuki orang-orang eksklusif. Suga juga pernah minum disini bersama namjoon. "Bolehkah aku mencuri waktumu sebentar?" Jakson menarik kursi dan menyuruh fifi untuk duduk.
"Waktu adalah uang, tapi aku memberimu gratis tiga menit untuk hari ini"Jakson tertawa, suatu kehormatan untuknya bisa bertemu fifi secara langsung. Mengingat pemilik bar terkenal yang satu ini sangat susah untuk di cari. Jakson menuangkan wine di gelas fifi sembari tetap bersikap hormat.
"Begitu kau tiba kau langsung mengenalku, apa kau sering menontonku?" Kata jakson percaya diri."Orang bodoh mana yang tak kenal idol seksi seperti mu" fifi tertawa. Namun memang benar. Bukankah tidak ada yang tidak mengenal jakson. "Apa kau sudah punya kekasih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HER
Fanfiction*ini cerita imajinatif yang mungkin akan terlihat nyata* Manusia pada umumnya memiliki rasa bahagia, sedih, senang, khawatir, kecewa, dan juga cinta. Bukankan suga juga manusia? Seorang idol yang jatuh cinta pada staf yang ternyata bukan hanya sek...