brazil 2

125 7 0
                                    

Terhitung tiga minggu setelah fifi pergi ke brazil. Sungguh dia sangat rindu perempuan itu. "Suga hyung terlalu banyak diam akhir-akhir ini" ucap namjoon pada jin. "Sepertinya setelah fifi pergi dia tidak punya semangat hidup" mereka tertawa dan saling memukul punggung satu sama lain. Para member sudah tau mengenai siapa fifi dan apa pekerjaannya. Mereka juga terkejut karena ternyata penyamaran fifi sebagai staf berhasil.
Karena tujuan fifi sebenarnya adalah melindungi agensi. Itu hal yang bang shi hyuk tawarkan pada fifi.

"Aku memanfaatkan kau untuk melindungi ku" kata bang shi hyuk terus terang. "Kau bilang akan mengetes ku? Jadi apa pekerjaanku sebenarnya?" Di ruangan itu fifi kebingungan. "Lima sampai enam tahun lagi aku akan mengejutkan dunia jadi aku membutuhkanmu untuk menjaga agensiku, tapi tentu saja kau tidak sendiri karena kau akan mempunyai partner." Fifi semakin bingung.

"Fifi-ya.. kau menjadi CEO di usia 19 tahun tanpa belajar bisnis, bekerja samalah denganku. Akan membuat bar mu semakin terkenal dan kau akan bekerja untukku sebagai mata-mata. Pergilah ke Boseong. Disana ada desa kecil. Aku ingin kau menemukan seseorang."

Dan benar saja dua bulan setelah itu fifi kembali membawa bukti vidio pada bang shi hyuk. Bagaimana bisa fifi melakukannya? Ketahuilah fifi bermain dengan bersih dan rapi.
Orang itu mati karena tenggelam. fifi berhasil rusak kapalnya dengan menggunakan sampah plastik yang seolah menyangkut di mesin, kemudian terbakar.

Polisipun menganggap itu sebuah kecelakaan. Dan korban tersebut adalah seseorang yang membakar mobil yang di kendarai BTS saat mereka pergi ke daerah Boseong untuk syuting.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Seokjin hyung.." suga menghampiri seokjin yang sibuk bermain game. "Ada apa?" Suasana dorm sepi. Para member keluar karena besok adalah hari libur mereka. Suga mengamati lama seokjin yang berkali-kali mengumpat kesal. "Panggilkan aku seseorang." Seketika mata seokjin membulat terkejut. "Seseorang? Jangan membuat masalah dan mengadu padaku hingga pagi setelah ini" ucap seokjin kemudian fokus pada game yang ia mainkan.

"Apa PD-nim masih mempekerjakan mereka?"

"Tentu saja. Ambil handphone ku dan pilihlah mana yang kau suka." Tanpa menunggu lama suga mengambil handphone seokjin. Mengotak atik benda itu lama. "Aku akan pulang.. hyung sampai jumpa" entah. Seokjin sedikit bingung karena sikap suga malam ini.

Ada sisi gelap di balik agensi korea. Salah satunya Big Hit sendiri. Demi menjaga artisnya agar tidak terkena skandal pihak agensi mempekerjakan banyak jalang untuk sekedar menjadi alat pemuas bagi artis mereka. Tentu saja itu sebagai barter dengan tujuan mereka tidak boleh memiliki kekasih. Jika mereka membutuhkan perempuan mereka akan mengatakan pada pihak agensi. Dari mana mereka mendapatkan jalang? Ketahuilah, kerja sama antara fifi dan bang shi hyuk adalah kerja sama yang tak akan bisa terpikirkan orang biasa.
Itu mengapa banyak orang mengakui kecerdasan bang shi hyuk.

Disisi lain suga tampak sibuk berbicara dengan seseorang di telepon. Dia sudah berada di apartemennya sekarang. "Kapan kau pulang" kata suga. "Tidak tau, apa kau sudah makan?" Fifi yang pada saat itu tengah mengikuti seseorang dari belakang hanya bisa berusaha agar terlihat normal. Di saat seperti ini panggilan dari suga sangat menyelamatkannya dari kegugupan.
"Sudah, aku ingin mengatakan sesuatu" suga menyandarkan punggung nya pada sofa sembari meminum satu botol whisky. "Katakan ada apa?" Fifi mempercepat jalannya.
Laki-laki itu menuju ke sebuah bar.
"Jadi dia ini pemilik bar? Atau pekerja bar?" Batin fifi, pasalnya laki-laki itu mengenakan jas dan masuk di ruang VVIP. "Apa kau mencintaiku?" Tanya suga dengan wajah tegang. "Jangan berbicara omong kosong, pembicaraan macam apa itu? Tentu saja aku mencintaimu" fifi sudah berada di dalam bar yang bernuansa vintage. Musik klasik dan kerumunan orang yang tengah tertawa keras.
"Kalau begitu cepatlah pulang, aku merindukanmu" suga menahan rindu tanpa menghubungi fifi selama ini. Mungkin ini pertama kalinya setelah beberapa bulan. Tanpa suga sadari satu air matanya menetes. Dia sangat merindukan fifi. Suga mengusap kasar air matanya. Efek whisky itu sudah merasuk. "Suga-ya.. aku akan menghubungimu setelah ini.. maafkan aku" telfon di tutup sepihak oleh fifi. Membuat suga semakin merasa fifi tidak peduli padanya.

"Sebenarnya apa mau mu?" Monolognya kemudian meneguk habis whisky itu.

Biiippp..

Suga berjalan terhuyung kesana kemari. Saat ia membuka pintu apartemennya ada seseorang yang tengah memegang beban tubuh suga karena pandangan suga mulai kabur.
"Kau baik baik saja tuan?"

"Kau datang?" Perempuan itu tersenyum dan mengangguk. Suga langsung memeluk perempuan itu dan berjalan mundur sedikit demi sedikit. Sedang perempuan itu tetap menahan keseimbangan suga agar tidak jatuh. "Puaskan aku" ucapnya. Kini suga membanting dirinya di atas kasur king size. "Aku akan membuatmu senang malam ini tuan."
Kata perempuan itu. Suga mendongkrak kepalanya ke atas menikmati permainan lidah jalang itu di bawah sana. "Aargg.. oohh yaaa.. kau hebat" ucap suga memuji. Suga dengan kasar menarik rambut perempuan itu hingga dia meringis kesakitan. Suga merobek crop top yang perempuan itu kenakan dan langsung melumat dada nya hingga suga benar benar puas.

"Aaaahhhh.. oppaahh.." suga mendorong kasar perempuan itu hingga kepalanya terbentur keras. Suga menarik keluar miliknya dan langsung memasukan di lubang jalang itu hingga dia menjerit. "Aku tidak suka kau memanggilku oppa dengan mulut kotormu"

"Aaahh.. m-ma-aafkan aku" perempuan itu sesekali mendesah nikmat.. suga tak menemukan titik pelepasan saat mendengar desahan jalang yang kini sudah mengusap air matanya. Dengan segera suga mencabut miliknya. Dan segera memakai bajunya lengkap. "Ada apa tuan?"

"Aku kehilangan selera." Singkatnya. Kemudian kembali duduk di sofa. Entah mengapa suga merasa sangat berantakan malam ini. Terlebih bayangan fifi selalu membuatnya ingin menangis. Dia hanya ingin memeluk fifi dan menciumnya. Namun ia hanya bisa meluapkan dengan menyewa seorang jalang.

Perempuan itu mengikuti suga kemudian duduk di sampingnya tanpa menutup tubuhnya dengan apapun.
"Cobalah sekali lagi, aku akan membuatmu mendesah nikmat di bawahku" perempuan itu terus meraba tubuh suga. Mencium pipinya dan mulai melumat leher jenjang suga.

"Minumlah dan pergi." Kata suga kini dia membuka satu botol whisky itu dan mengarahkan pada perempuan di sampingnya. Sedang perempuan itu hanya melihat suga heran. "Aku menghargai mu sebagai perempuan. Aku tidak akan memperlakukanmu seperti seorang jalang" perempuan itu dengan langsung mengambil whisky dari tangan suga dan meminumnya.
"Kau sangat baik tuan, kau mengingatkanku pada bos ku." Suga sedikit tersenyum. Pikirannya mengarah pada bang shi hyuk yang memang memiliki sifat pengertian.

"Dia cantik dan baik hati" suga sedikit terkejut saat tau hal itu. "Bukankah bang shi hyuk bos nya?"  Batin suga.
"Dari mana kau berasal?"

"Aku dari seoul namun aku bekerja di itaewon." Kata perempuan itu kini dia beranjak memakai pakaian nya. Suga hanya bisa mengalihkan pandangan. Memberi ruang perempuan itu untuk berganti pakaian. "Siapa bos mu?"

"Fifiyang jun wo.. dia sangat baik pada kami" seketika mata suga membulat. Ternyata ada banyak hal yang suga tidak ketahui mengenai fifi.
"Seperti apa dia" tanya suga memastikan.

Perempuan itu kembali duduk. Namun kali ini di hadapan suga. Senyum perempuan itu merekah terlihat bersemangat. " Rambutnya panjang, dia sedikit mungil dan seksi" suga tersenyum. Fifi yang sering ia lihat adalah fifi yang menggunakan pakaian besar seperti Hoodie, kaos lengan pendek dan rambut berantakan. Bahkan suga tidak tau jika fifi adalah perempuan seksi.
"Dia sangat baik. Bahkan ketika aku dalam kesulitan, aku mengalami kekerasan fisik saat bekerja. Namun nona fifi segera menyelamatkanku" perempuan itu tersenyum kagum.

"Meski pekerjaan ku sangat hina. Bukankah aku juga layak di hormati?" Suga mengangguk dan tersenyum.

"Tuan aku harus pergi. Terimakasih atas minumannya." Perempuan itu membungkuk hormat, kemudian berlalu meninggalkan suga.

Entah harus berperasaan seperti apa, suga semakin merindukan fifi sekarang.

I LOVE HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang