kesalahan

182 9 0
                                    

Kini suga menutup matanya. Masih bersandar pada sofa sembari berfikir letak kesalahannya. Apa yang salah dengan membeli obat tidur? Suga memang tidak punya masalah dengan pola tidurnya, namun harus ia akui menyetok 10 obat tidur di dalam botol kecil itu memang berlebihan. alasan mengapa ia membelinya adalah menurut suga itu cara untuk menenangkan pikirannya.
"Mau makan sesuatu?" Tanya taehyung. Suga menggelengkan kepala. Dia membuka matanya perlahan. Yang suga lihat adalah senyum tulus taehyung, kini suga membalas senyumnya.
"Sekarang aku tak perlu menghawatirkan apapun, ada seseorang yang selalu menghawatirkan ku. Mereka bersamaku"   batinnya. Suga sedikit menarik ujung baju taehyung. Menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. "Apa yang kau makan."

"Ini.. kau mau?" Tawarnya.

"Emm.." suga mengangguk.

Khawatirnya hilang dengan melihat taehyung yang tersenyum tulus padanya. Suga merasa lebih baik sekarang. Dia beranjak untuk mengganti pakaian. Sedang fifi terduduk tak jauh dari tempat duduk suga sembari memainkan handphone miliknya.  "Yang mana yang akan ku pakai" fifi segera berdiri dan mundur satu langkah kebelakang seperti yang suga katakan padanya. "Ini.. kancing bajunya dibelakang, aku akan membantumu" suga melepas kaosnya begitu saja di depan fifi sehingga membuat fifi tersipu malu.
"Bagaimana cara memakainya. Baju model apa ini" fifi segera membenarkan baju suga. "Ini adalah konsep"

"Bela aku sesekali. Aku sangat benci hal-hal sulit seperti ini"

"Baiklah. Baju ini yang bodoh, mengapa membuat baju seperti ini. Tidak kah dia tidak tau, kekasihku kesulitan memakainya" mengetahui itu membuat suga tersenyum gemas melihat fifi. "Selesai."

"Bagaimana penampilanku?"

"Kau terlihat seperti kekasihku."
Sekali lagi suga tersenyum. Fifi tau perubahan sikap suga. Fifi yang merasa suga sedang tidak baik hari ini segera memutar otak untuk membuat laki-laki itu kembali normal. Meski hal itu sulit namun hari ini fifi melakukannya dengan baik.
"Terimakasih" ucap suga kemudian pergi, bergabung dengan yang lain.

Kemungkinan besar para member tau mengenai fifi adalah kekasih suga. Karena fifi tau bahwa masing-masing dari mereka memiliki kekasih. Meskipun tidak semua member BTS memilikinya. "Fifi-shi"
"Eoh.. eonni kenapa?"

"Kau sibuk setelah ini? Bantu aku membereskan buku." Ucap seseorang dari balik pintu. "Bukankah kita sudah mendonasikannya beberapa hari lalu?"

"Buku milik hoseok, aku akan mengganti buku nya dengan yang baru" seseorang itu kini mendekati fifi sembari merangkulnya seolah meminta belas kasihan.
"Ya! Kim mije. kau memintaku ke apartemennya? Kau gila? Memangnya siapa aku?" Fifi terkejut. Pasalnya dia dan hoseok sama sekali tidak dekat.
"Bantu aku, bukunya sangat banyak"

"Apa kau benar-benar mengajarinya bahasa inggris?" Tanya fifi penasaran.
"Tentu saja, dia tidak suka belajar, jadi aku memaksanya" kim mije adalah guru di salah satu sekolah terbaik di korea, bang shi hyuk memintanya bekerja dengannya karena cepat atau lambat BTS harus bisa berbahasa inggris. Atas rekomendasi fifi kim mine resmi menjadi guru bahasa inggris BTS. Namun terkadang saat di luar negri mije berubah profesi menjadi translator BTS.

"Kau kekasih yang buruk"

"Ya! Brengsek! Itu adalah tugasku mengajarinya" satu pukulan kim mije melayang. "Maafkan aku" ucap fifi sembari membungkuk hormat.

                        ********

Kim mije memencet beberapa angka untuk masuk ke apartemen hoseok.
"Waaaahh.. kau tau sandinya?"
"Tentu saja"

Pintu terbuka, di ruangan itu lampu menyala beriringan dengan tawa seseorang. Suasananya ramai membuat fifi ragu untuk melangkah masuk. Sedangkan kim mije sudah hilang di balik tembok.

"Kau sudah datang"
"Eoh, kau sudah makan?"
"Sudah"

Dari balik tembok fifi terdiam sembari memegang satu kantong plastik berisi camilan. Fifi berdiri canggung.
"Kau? Kenapa hanya berdiri duduklah, suga hyung dalam perjalanan kemari"
Perkataan hoseok membuat fifi membulatkan mata terkejut.
"Sekarang?"

"Iya sekarang" fifi tampak bingung dan terkejut. Juga takut. Karena hoseok teryata tau siapa fifi.
"Fifi-yaa.. duduklah dan minum dulu, kau pasti butuh tenaga untuk menata buku" kata kim mije sembari melirik hoseok. "Aku akan belajar jika ingin"

"Bagaimana jika PD-nim bertanya perkembangan mu? Apa aku akan menjawab hoseok akan belajar jika dia ingin belajar, begitu?"

"Tidak sayang" ucap hoseok sembari mengusap kepala kim mije lembut.

Fifi yang sudah terduduk di samping mije hanya bisa tersenyum malu melihat hoseok yang dengan lembutnya mengusap kepala mije.

Biiipppp.. suara bel.

Fifi segera berlari "aku akan membukanya" katanya membuat hoseok dan mije tertawa lucu.

"Kenapa kau disini?" Kata suga sesaat sebelum masuk. "Eonni yang mengajakku." Jawabnya tersenyum.
"Mije-ya.. apa fifi pembantu mu? Kau selalu menyuruhnya untuk membantu." Ketus suga. Fifi dan mije terdiam membuat hoseok segera menyela untuk menenangkan suga.
"Hyung, aku memintamu kemari untuk membantuku juga" suga menghela napas panjang, bukan hanya fifi yang menjadi pembantu namun suga juga.

"Kau ini" hoseok hanya tersenyum.
Mereka banyak berbincang dan tertawa. Fifi menemukan satu fakta bahwa suga tidak sedingin yang ia selalu bayangkan. Suga terus mendengarkan hoseok bercerita dan menanggapinya dengan anggukan kepala. "Oppa kau bisa memintaku untuk membuat sarapan jika kau mau"

"Sarapan? Suga hyung hampir tidak pernah sarapan, buatkan makanan yang banyak dan buat dia gemuk seperti babi" hoseok tertawa membuat suga tertawa malu.
Kenyataan bahwa dia hampir tidak pernah sarapan adalah benar. Suga hanya akan memasak untuk member dan sesekali mencicipi masakan yang ia buat, kemudian menemani member untuk sarapan. "Kau bisa memasak?"
Tanya mije. "Tentu saja. Aku selalu melakukannya dari dulu" mije bertepuk tangan kagum membuat yang lain ikut bertepuk tangan.

"Hyung bagaimana dengan pertemuan mu?" Fifi melirik suga bingung. "Dia terlihat sangat khawatir. Aku juga banyak bercerita. Mungkin besok aku akan pulang ke rumah"

"Kenapa?"

"Dia bilang ingin bertemu orang tuaku" jelas suga membuat fifi melihatnya bingung. "Pertemuan? Orang tua? Apa yang suga maksud"
Batin fifi.

"Dia adalah Bang shi hyuk, bukan orang lain" kata suga kepada fifi.
"Aku juga tidak berfikir orang itu perempuan" jawab fifi ketus.
"Perempuan? Apa hanya itu yang ada di otakmu? Kenapa kau selalu cemburu?"

"Tidaakk!!" Fifi membuang muka malu.

Meski dia di beri kesempatan untuk bisa melakukan hubungan dengan idol lain. Suga tidak akan melakukannya karena dia tau seseorang di depannya adalah perempuan terbaik yang pernah ia temui. "Kapan kau pulang?" Ucap suga sesaat setelah ia mengangkat kardus berat berisi buku. "Aku dan fifi akan ke itaewon setelah ini.."
Fifi terdiam, pasalnya ia sendiri tidak tau bahwa mije akan mengajaknya ke itaewon. "Aaa.. kepalaku sakit" keluhnya, sudah mendekat pada suga. Suga yang paham segera menopang tangan fifi di pundaknya.
"Kau sakit? Sudah kubilang minumlah obat, kenapa selalu memaksakan diri.. aigoo" suga memapah fifi keluar dari ruangan hoseok.

"Ya! Kau sakit? Kenapa kau tak mengatakannya padaku dari awal"

"Kau tidak tau fifi sakit?" Tanya suga.

"Aigooo! Aku akan membawanya pulang.. aigoo kasihan sekali"

Suga meninggalkan mije dan hoseok dengan raut wajah bersalah. Sedang di luar apartemen hoseok fifi tertawa kecil di pelukan suga yang masih memapahnya. "Licik sekali kau"

"Oppa juga"
"Aku seperti ini karena kau"
"Aigooo" ucap fifi sembari mengecup pipi Suga berkali-kali.

"Kemana kita pergi?" Tanya fifi.

"Ke apartemenku."

I LOVE HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang