Suga tersenyum melihat fifi yang sudah kembali aktif bekerja sebagai seorang staf sekarang. Meski selalu mendapat tatapan tidak suka dari beberapa staf lain. Membuat suga sedikit menahan dirinya agar tidak menyentuh atau bahkan berbicara sekalipun dengan fifi. Namun pada akhirnya fifi akan terbiasa. Apakah dekat dengan suga adalah kesalahan? Tentu saja.
suga adalah alasan seluruh army patah hati jika saja itu terjadi.
Suga menahan detak jantungnya sendiri. Ini pertama kalinya suga melihat fifi setelah fifi pulang dari brazil. "Kenapa?" Tanya fifi pelan. "Tidak" ucap suga masih memejamkan mata. Fifi selalu bisa membuatnya seperti ini setiap saat. Tanpa mengenal tempat. Jarak mereka yang sangat dekat membuat suga sesekali melihat ke arah dada fifi. Dia merasa sangat tersiksa dengan hal yang sedang ia tahan saat ini. "Pergilah ke kamar mandi. Aku akan menyusul mu, aku ingi bicara" fifi langsung mengiyakan perintah suga. Toilet umum saat ini ramai, membuat fifi mendesah kesal. Hingga saat suga menemukan fifi duduk di depan kursi toilet, suga langsung menarik fifi ke tempat sepi.Tanpa mengatakan apapun suga dengan langsung mencium fifi. Meremas buah dada fifi membuatnya mendesah nikmat.
"Eeemmmpphh..." Fifi mendorong suga memberi jarak untuknya berbicara. "kau gila? Tahanlah sampai setidaknya hanya ada kita berdua" kata fifi. Sedang suga tak peduli mengenai fifi yang sekarang terlihat gelisah. "Kenapa kau tidak langsung menemui ku saat pulang? Aku merindukanmu." Ucap suga manja."Maafkan aku aku terlalu lelah" fifi melihat suga lama sembari merapikan pakaian suga yang sedikit berantakan. "Pergilah. Waktumu empat menit dari sekarang. Mereka pasti mencari mu" suga sedikit berlari. Sikap suga yang sedikit demi sedikit terlihat manis membuat fifi menunduk sedih. Suatu hari nanti akan ada saat dimana dia harus melepaskan suga. Fifi selalu yakin hari itu akan tiba.
"Ya! Min yoongi dari mana saja kau." Tanya seokjin membuat suga sedikit tersenyum. "Aku menganti di toilet"
"Kau ini" seokjin menghampiri seseorang yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya.
"Sieyon-aa Alangkah baiknya kau memperhatikanku." Sieyon segera meletakkan ponselnya dan hanya diam melihat ke arah para member tanpa memperdulikan seokjin di depannya. "Ya! Aku di depanmu!" Kesal seokjin. "Aku bosan melihatmu!" Kesal sieyon kini dia berdiri seolah menantang seokjin. "Kau bosan? Kau bosan melihat wajah tampanku?" Seokjin mengarahkan wajahnya sendiri di depan wajah sieyon membuat seokjin sedikit menunduk untuk melakukannya. "Tampan dari mana? Aku sudah melihat wajahmu selama 25 tahun. Aku hampir muntah melihatmu." Seokjin menatap sieyon geram. Karena perempuan itu selalu berkelakuan seenaknya pada seokjin yang harusnya menghormatinya karena sieyon terpantau lima tahun lebih muda dari seokjin.Meskipun mereka teman sedari kecil namun hubungan mereka sangat buruk, dan manis. "Pulanglah dan tanya pada bibi apakah seokjin tampan? Dia akan langsung menjawab iya tanpa berpikir!"
Sedang siyeon tertawa sumbang.
"Itu karena kau selalu menyuapnya dengan kue kesukaannya setiap hari.""Wah.. kau mengetahuinya? Sampaikan salam ku pada bibi.. aku akan membelikan roti kesukaannya bersama dengan pabriknya" kata seokjin berbangga diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HER
Fanfiction*ini cerita imajinatif yang mungkin akan terlihat nyata* Manusia pada umumnya memiliki rasa bahagia, sedih, senang, khawatir, kecewa, dan juga cinta. Bukankan suga juga manusia? Seorang idol yang jatuh cinta pada staf yang ternyata bukan hanya sek...