aku akan pulang

136 7 0
                                    

Mata suga terus menyapu ke seluruh ruangan. Dia lupa bahwa fifi belum pulang dari brazil.

"Aku ingin memesan meja VVIP." Ucap fifi pada salah satu bartender itu. "Maafkan aku nona, kami hanya mempunyai meja VIP." Fifi menggebrak meja membuat suara bising yang menarik perhatian semua orang. "Aku tidak peduli. Aku hanya ingin VVIP" fifi mengeluarkan black cart dan langsung membuang kasar di depan bartender itu. "Jika kau tak memberinya, aku akan mengadukan mu pada bos mu.. dimana dia"

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Saatnya beraksi" batin fifi tersenyum miring. "Aku ingin memesan meja VVIP" laki-laki yang mengenakan jas itu tersenyum sembari melirik bartender di sebelahnya. "Maafkan aku nona, VVIP sedang di gunakan untuk rapat" kata laki-laki itu.

"Pelayanan di sini sangat buruk" fifi tampak melihat sekeliling sembari menatap jijik. "Dimana bos mu?"
"Itu saya sendiri nona."

"Kau? Kau bos nya? Apa kau tak bisa mengurus masalah kecil seperti ini?"
Laki-laki itu mulai tertunduk malu.
"Maafkan aku nona, kita bisa berbagi tempat jika nona tidak keberatan." Fifi segera berjalan mendahului laki-laki itu. Namun entah mengapa fifi sedikit takut, dan gugup. "Rapat apa yang di hadiri dua orang?" Tanya fifi bingung. Kini dia segera mendudukkan dirinya di sofa merah dan meneguk wine tanpa menuangkannya ke gelas terlebih dahulu. "Nikmati waktumu nona." Ucap laki-laki itu kemudian menjauh ke meja panjang yang sedikit jauh dari fifi.

Terpantau tidak ada CCTV atau kamera kecil yang tersembunyi. Fifi mengambil kartu A miliknya. Yaitu vidio saat park monhyuk menyelinap ke dorm saat BTS pergi untuk menghadiri acara perhargaan pertama mereka. "Seperti nya aku mengenalmu, bukankah ini kau" park monhyuk diam dan menatap fifi penuh tanya. "Itu bukan aku, aku park sijung" ucap laki-laki itu. Dia berdiri menatap fifi saat fifi melihatnya bingung. Namun fifi sangat yakin, laki-laki paruh baya di depannya adalah tersangka nya saat ini. Meskipun dia sedikit berubah sedikit gemuk tapi wajahnya sama sekali tidak berubah.

Park monhyuk berjalan menghampiri fifi sedang fifi berjalan mundur untuk menghindar jika tiba-tiba dia menyerang. "Bersenang senanglah nona, aku akan melayani mu." Laki laki itu mengusap kepala fifi dengan lembut. "Jangan menyentuhku!" Ucap fifi tegas.

Tak ada yang bisa ia lakukan saat ini kecuali berlagak seolah menjadi perempuan tak berdaya. "Katakan apa tujuanmu kesini?" fifi menunduk takut  ketika laki laki itu sudah memojokkan dirinya. "Kenapa menunduk? Kau malu?" Kini dia sudah mengurung fifi dan melihatnya dengan tatapan sensual. "Ya! Ini makananmu" ucap park monhyuk pada seseorang yang hanya berdiri di belakangnya.
"Tidak tuan, maafkan aku.. aku akan pergi dari sini, kumohon." Ucap fifi sedikit memberontak. "Aku akan membiarkan kau pergi setelah aku puas nona." Tanpa mengunggu laki-laki itu menciumi leher fifi dengan sangat membabi buta, bahkan tangan laki-laki itu menarik baju belakang fifi hingga robek. "Tuan maafkan aku.. biarkan aku pergi kumohon" fifi mulai menangis dan memberontak. Ada beberapa bekas merah di lehernya. Laki laki itu meraba punggung fifi terus menerus. Fifi masih menangis.

"CUT!!" ucap laki-laki yang baru memasuki ruangan itu dengan membawa beberapa orang di belakangnya. park monhyuk terkejut bingung dan segera menjauh dari fifi.
"YA!! BAJINGAN AKU SANGAT TAKUT DASAR BRENGSEK!" teriak fifi kemudian menendang keras alat vital park monhyuk. Hwan sedikit berlari menghampiri fifi. Kemudian menutup tubuh atas fifi yang sudah hampir terekspos. "Siapa kalian!" Tanya park monhyuk panik. Sedang hwan dan yang lain beranjak pergi dari ruangan itu. "Aku sudah merekam semuanya tadi, ayo kita ke polisi sekarang dan pulang." Kata hwan menenangkan fifi yang mungkin masih terkejut dengan hal tadi. Fifi hanya diam membiarkan hwan memeluk tubuhnya. Dia sangat membenci pekerjaannya. Dia takut dan sungguh, dia sangat ingin membunuh seseorang yang sudah berani menyentuhnya sekarang.
"Aku ingin pulang sekarang" hwan dengan langsung mengiyakan permintaan fifi.

I LOVE HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang