skandal

122 5 0
                                    

Untuk beberapa hari ini fifi diam ketika dia bertemu suga. Begitupula sebaliknya. Suga merasa sedikit canggung karena permintaan yang belum terjawab oleh fifi. Sesekali laki-laki itu melirik perempuan yang sibuk memakaikan dasi padanya.
"Jangan melihatku seperti itu. jawabanku tetap tidak" fifi sedikit menepuk dada suga seolah dia menyuruh laki-laki itu untuk menerima penolakannya, tapi perlakuan itu membuat emosi suga sedikit memuncak. Dia menarik rambut fifi saat perempuan itu hendak membalikan badan meninggalkannya.
"Apa kau sangat ingin di paksa?"
Fifi hanya diam. "Tarik ucapan mu." Lanjut suga.
"Untuk apa aku menariknya? Aku memang menolak untuk menikah.. lagipula kenapa kau sangat tertarik dengan pernikahan? Itu akan membuat karirmu berakhir nantinya"

"Sudah kubilang tarik ucapan mu selagi aku memintanya baik-baik" suga meremas jemari fifi, membuat perempuan itu menyatukan alis bingung mengenai perubahan sikap suga. "Kau akan menyesalinya fifi" final suga. Dia segera pergi menuju lokasi syuting yang tak jauh dari tempat suga dan para member bersiap-siap.
"Hyung jangan terlalu kasar padanya." Hoseok yang sedari tadi menunggu suga itu hanya bisa sedikit memberi nasehat karena dia juga tau seperti apa suga ketika marah. "Ini urusanku" ketus suga.

Beberapa hari lalu dia pergi menemui bang shi hyuk untuk membahas beberapa hal. Suga sangat sibuk saat itu. "Jangan khawatir aku sudah mengurusnya." Ucap bang shi hyuk.
"Kau sudah tau siapa orangnya?" Bang shi hyuk hanya diam. "Sudah kuduga.. PD-nim, aku akan menikahinya cepat atau lambat!"

"Jangan gila kau! Aku tak akan segan untuk mencoret namamu dari BTS jika kau melakukannya"

"Lihatlah.. kau mengancam ku menggunakan orang lain." Suga menatap mata bang shi hyuk lekat.
"Kau benar suga. Aku mengancam mu menggunakan orang lain. Jadi, apa kau sudah mempertimbangkannya?" Sekarang suga bungkam. Para member sama berharganya bagi suga. Dia juga tidak ingin masalah pribadinya membuat pada member terbebani dan membuat mereka ikut terkena skandal nantinya. "Pikirkanlah terlebih dahulu.. aku berjanji akan menemukan orang yang berani memfoto fifi untuk mu.. dia keponakanku, aku tidak mungkin hanya diam saja" kalimat panjang bang shi hyuk membuat suga kembali tenang. Meski begitu dia tetap akan mengambil keputusan untuk menikahi fifi. Namun fifi menolaknya.
Hal itu membuat suga semakin geram.

"Kau itu bodoh dan tak punya malu.. jadi berhenti menolak ku"

"Apa maksudmu? Aku? Tak punya malu? Yang benar saja"

Apartemen suga kembali hening ketika dua orang itu terdiam. Suga hanya diam dan melihat kebawah dengan tatapan kosong, sedang fifi melihat suga lekat dengan tatapan bingung. "Kau ini kenapa? Kau membuatku seperti orang gila suga. Katakan saja apa yang kau mau agar aku paham.."

"Sudah ku katakan berkali kali padamu kau harus menikah denganku!"

"Kenapa!"

"Apa kau pura-pura tak tau? Atau kau memang bodoh?" Suga meneguk kembali sisa wine di gelasnya.

"Apa? Aku tidak tau apapun!" Teriak fifi. Suga menutup telinga kirinya. Kemudian menjatuhkan gelas itu ke lantai. "Kemarilah" ucap suga.

"Kau mabuk?"

"Kemarilah" suga merentangkan tangan seolah menyambut fifi. Fifi segera duduk di depan suga yang sudah menghadapnya. "Apa kau juga tidur dengan orang lain selain aku?"

"Bicara apa kau? Tentu saja tidak"

Suga mengusap kepala fifi lembut dengan mata yang sudah memerah. "Benarkah? Kau tidak bohong?"

"Sudahlah, ayo kita tidur.. kau sudah mabuk" fifi menarik lengan suga.
"Jangan menyentuhku dasar jalang"

"YA! DASAR BRENGSEK!!"

BUKGGHHH....

Satu pukulan itu berhasil mengenai pipi kiri suga. Laki laki itu meringis kesakitan. "Aku tak akan memaafkan mu, meskipun kau sujud padaku"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Maafkan aku.." kata fifi.
Cupp.. "masih sakit"

"Eoh.." angguk suga.

Cupp.. "bagaimana?" Ciuman itu tak berhenti disitu. Fifi berkali-kali mencium wajah suga. Sedang suga sudah menutup matanya. "Aku hampir mati tadi" ucap suga lirih. "Maafkan aku" fifi kembali mencium suga.
"Lakukan lebih dari itu agar setara dengan sakit ku.. cobalah bersikap adil"

"Itu karena kau bilang aku jalang! Kurangi kebiasaan buruk mu mengumpat padaku!!"

Suga menarik tengkuk fifi hingga tidak ada celah antara wajah mereka.
Fifi melumat bibir suga lembut kemudian menindihnya. Entah keberanian dari mana, namun hal itu tanpa sadar fifi lakukan.

Emmphhh..
"Ya. seperti itu. lebih dalam." Ucap suga.

stttt.. Aaaah..
"Puaskan aku sayang" tubuh fifi seperti memompa suga. Tak jarang, perempuan itu mendongkrak kepalanya nikmat. Kedua tangan suga yang berada di pinggang fifi itu ikut bergerak mengikuti setiap hentakan yang fifi buat. Aahh.. ahhh emmpph.. oppaa... "Kau lelah?" Suga menyeka rambut fifi yang menutupi wajah bersih miliknya itu. Sesekali suga tersenyum melihat fifi yang sudah mulai punya keberanian untuk mendesah di atasnya. "Kau semakin pandai melakukannya" mengetahui fifi yang sudah mulai kelelahan. Suga segera bangkit dari posisinya.

Suga mengurung fifi di bawahnya, menarik kedua tangan itu ke atas dan menekannya. Suga sangat menyukai suara suara yang fifi buat. Tapi di sisi lain. Area sensitif fifi sudah mulai perih. "Emmpphh.. H-hentikaan" suga semakin mempercepat ritme maju mundurnya. Suga membungkam Bibir basah fifi yang sedikit terbuka kemudian menggigitnya beberapa kali. Fifi tak bisa melakukan apapun selain mendesah. Meski dia merasa kesakitan. Harus di akui bahwa suga juga membuatnya merasakan kenikmatan. "Aarrgghh.." sampai pelepasan suga datang. Fifi memeluk laki-laki yang sudah menindihnya lelah. Dia mengusap keringat di kepala suga perlahan kemudian menciumnya dalam.

"Kau ini kenapa?" Tanya fifi. Tubuh telanjang mereka tertutup selimut tebal milik suga hingga menutupi leher. Suga masih meringkuk di samping fifi dan memeluknya erat. Laki laki berkulit seputih susu itu menutup dirinya hingga kepalanya tak terlihat. "Kau seperti akan memakan ku" fifi mengusap kepala suga dari balik selimut. "Apa kau benar-benar tak mengingatnya?" Suga menarik selimut yang menutupi kepalanya untuk melihat fifi. "Apa aku melakukan kesalahan?" Fifi menatap suga lekat. "Eoh.. kau melakukannya. Kau tau? Aku tidak akan marah padamu jika kau mengakuinya, kau harus menikah denganku sebelum terlambat"

"Jangan memulainya. Aku tidak setuju menikah secepat ini" tangan fifi mengusap pipi suga dan membiarkan tangan itu berada disana. "Kau sungguh tak tau?" Sejak awal suga sendiri merasa aneh dengan foto yang ia terima satu bulan yang lalu. Tubuh telanjang fifi yang tertutup kain putih dan beberapa botol berserakan di ruangan itu membuatnya dengan langsung mengetahui situasi apa yang sedang terjadi. "Kapan terakhir kali kau ke itaewon?"

"Itu sudah lama, satu bulan yang lalu aku kesana untuk menjenguk jungwo"

"Kau bertemu seseorang?"

"Eoh.. disitu ramai. jay dan beberapa temannya dan juga teman sekolahku. Aku sedikit mengobrol dengannya."

"Jay B? Dimana jakson?"

"Aku tidak melihatnya.. kami hanya saling menyapa kemudian mereka pulang karena ada urusan."

"Setelah itu?" Tanya suga penasaran.

"Aku terlalu mabuk jadi jungwo terpaksa meminta temannya mengantarku"

Suga menatap fifi Lama dengan tatapan yang sulit di jelaskan. "Kenapa?" Tanya fifi. Sedang suga sangat tau siapa fifi. Dia beranjak dari kasurnya dan segera memakai pakaiannya.

"Kau membuatku gila min suga! Berhenti membuatku bingung dan katakan apa mau mu!"

I LOVE HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang