39.Kembali

3.4K 752 61
                                    

Ke-empat sahabat Syam sangat senang kala tahu Syam sudah sembuh dan bisa kuliah lagi. Di antara mereka yang paling heboh adalah Jey dan Chiko, mereka berdua selalu sepaket dan tidak bisa terpisahkan.

"Gini dong Syam kuliah lagi, kita itu nggak bisa kalau nggak ada lo. Ibarat mi ayam, tapi nggak pakek mi," ujar Jey.

"Iya, ibarat ayam goreng tapi nggak pakek ayam," sahut Chiko.

"Syam lo nggak ada niatan jadi dokter jiwa?" Tatapan Altair tertuju pada Syam.

Syam terdiam sejenak. "Gue pengennya jadi dokter bedah."

"Gue rencana mau bikin rumah sakit jiwa yang gede, buat mereka berdua." Altair menunjuk Jey dan Chiko.

Evin terbahak. "Demi oreo, mantap Al. Entar tiap hari kasih aja makan oreo."

"Heh jangan sembarangan Bos! Gue sama Jey nggak gila." Chiko tampak tidak terima.

"Cuma kurang waras aja," sahut Jey.

Ucapan Jey langsung di angguki oleh Chiko, Jey dan Chiko itu seperti anak kembar tapi tidak seiras. Jika Evin bergabung dengan mereka maka akan terbentuklah trio gesrek.

"Syam, satu tambah satu berapa?" tanya Evin.

"Dua," balas Syam.

"Lo ngapain nanya gituan, lo kira calon pak dokter anak SD." Chiko menatap Evin tak habis pikir.

"Ya ngetes aja, siapa tahu habis sakit Syam pinternya berkurang." Evin kembali memakan oreo nya.

"Tapi menurut gue, satu tambah satu jawabannya bukan dua," ujar Jey.

Altair menatap Jey. "Ya terus?"

"Jawabannya kita, aku satu kamu satu kalau di gabungin jadi kita." Jey tersenyum lebar.

Evin mengerjap. "Demi oreo rasa jagung bakar, gue kagak paham."

"Ah elah otak lo oreo mulu sih, tapi yang lain paham kan?" tanya Jey.

Syam menggeleng, begitupun juga dengan Altair. Chiko tampak berpikir cukup lama, tapi ujung-ujungnya ia ikut menggeleng. Mereka semua akhirnya tertawa kecuali Jey.

"Garing," ucap Syam.

"Lo kalau mau ngomong puitis belajar dulu sama si Roman," ujar Chiko.

Altair tampak berpikir. "Bukannya Roman sukanya pantun?"

"Bukan Roman yang wakil Jevins Bos, itu loh Roman yang di tv." Chiko menutup setengah wajahnya tak habis pikir.

"Gue mau berguru ke Naruto aja, biar bisa nembus hati si dia pakek jurus rasengan." Jey tersenyum lebar.

Syam terkekeh pelan. "Si dia siapa nih?"

"Bebby, Beb, atau Hani ... Demi oreo, mereka kan satu orang ya. Bebby Jihani calonnya bapak Jey. Terus yang masa lalu lo kemanain?" tanya Evin.

Jey melotot. "Nggak usah mancing!"

Chiko terbahak. "Kek ikan sih lo, kepancing mulu."

***

Motor Syam dan Nasya berhenti di sebuah toko bunga yang jaraknya cukup dekat dengan pemakaman. Syam dan Nasya berjalan memasuki toko bunga tersebut.

"Pilihin Na," pinta Syam.

Nasya menatap Syam. "Hah? Kok aku?"

"Gapapa pilihin aja, nggak ada salahnya kan kalau milihin bunga buat calon mertua," ucap Syam.

Nasya tak kuasa menahan senyumnya. "Iya."

"Ya udah, lo pilih yang mana?" Syam menatap deretan buket bunga yang berjejer rapi.

Syam StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang