Hari ini adalah hari pernikahan Syam dan Nasya, Syam terlihat tampan dengan tuxedo yang di kenakannya. Nasya juga terlihat sangat cantik, gadis itu kini duduk di samping Syam.
"Saya terima nikahnya Nasya Aza Shakila binti Danu Prasetya dengan maskawin tersebut di bayar tunai." Syam mengucapkan lafadz ijab qabul dengan sangat lancar.
"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya penghulu.
Nasya menyalimi tangan Syam, kemudian Syam mencium kening Nasya membuat jantung gadis itu berdebar tidak karuan.
"Sah!" Chiko berteriak paling kencang, cowok itu berdiri di samping istrinya yang sedang menggendong bayi laki-laki.
"Laki lo Ka, malu-maluin ya." Jey menatap Chika istri dari Chiko.
Chika tertawa. "Iya."
Chiko mendelik pada Jey. "Halah sok jaga image lo mentang-mentang di depan Bebby."
"Aku mah orangnya kalem ya?" Jey merangkul Bebby, saat ini Bebby juga sedang menggendong bayi laki-laki.
"Iyain biar seneng," ucap Bebby membuat Chiko tertawa.
"Demi oreo, berisik!" Evin saat ini sedang menggendong anak laki-laki berumur satu tahun.
"Eh ada oreo, ganteng banget sih." Chiko memegang pipi anak Evin.
"Oreo pala lo! Namanya Iqbal!" sewot Evin.
Jey dan Chiko tertawa, mereka pikir Evin akan memberi nama anaknya dengan sebutan oreo. Sella yang menjadi istri Evin hanya geleng-geleng kepala.
"Di sini ada roma kelapa nggak ya," ujar Sella.
"Aku pengennya makan oreo," ucap Evin.
"Tapi aku pengennya makan roma kelapa."
"Oreo lebih enak Sella."
"Roma kelapa lebih enak Evin."
"Lo berdua debatin apa sih, nggak paham gue." Chiko benar-benar tak habis pikir.
"Perdebatan yang tidak bermutu, kita ke depan aja yuk ngasih selamat Syam." Jey merangkul Bebby kemudian berjalan ke depan.
"Kita juga deh, bos sama bu bos udah di depan tuh. Lo nggak mau ke depan raja oreo?" Chiko menatap Evin sejenak kemudian merangkul Chika dan mengajaknya ke depan.
***
Syam menggengam tangan Nasya, ini adalah pertama kalinya Syam bersentuhan langsung dengan Nasya. Rasanya masih tidak percaya jika Syam bisa mengenggam tangan Nasya saat ini.
"Gugup ya?" Syam menatap Nasya, semua orang telah selesai bersalaman kecuali teman-teman Syam.
"Lumayan." Jujur saja darah Nasya berdesir saat Syam memegang tangannya.
"Dua tahun gue nahan rindu, i miss you Na," bisik Syam.
"Aku pikir aku nggak bakal bisa jadi istri kakak. Banyak yang nggak suka aku deket sama kakak." Nasya tampak menghela nafas.
"Tapi gue suka deket sama lo." Ucapan Syam selalu berhasil membuat hati Nasya menghangat.
"Iya, lagian aku nggak peduli kata orang. Kata kakak kan nggak boleh dengerin omongan orang." Nasya tersenyum tipis.
Syam mencium pipi Nasya, ia tidak peduli dengan keadaan sekitar. "I love you Na. Tahu artinya kan? Apa perlu gue translate?"
"Masih rame Syam, gila! Lo barusan ngapain?" Jelas-jelas Altair telah melihat segalanya tapi masih saja pura-pura tidak tahu.
Altair terlihat sedang menggendong anaknya yang sebentar lagi akan menginjak usia dua tahun. Bocah laki-laki tampan itu bernama Nevan. Ajwa juga tampak menggandeng seorang gadis kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/306904675-288-k463296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Syam Story
Novela JuvenilDia Syam Kavalen, laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua geng Jevins dan mempunyai cita-cita menjadi dokter. Syam selalu memasang wajah kalem dan selalu terlihat tenang. Syam mencintai gadis berhijab bernama Nasya, namun Syam harus terjebak cin...