28.Kita ini apa?

3.6K 777 91
                                    

Nasya kini berjalan di koridor, tiga orang gadis tiba-tiba mendorong tubuh Nasya dan menyudutkannya di dinding. Tiga gadis itu sepertinya adalah kakak senior Nasya.

"Lo yang namanya Nasya?" tanya gadis berambut panjang bernama Siska.

Nasya mencoba untuk tidak takut. "Iya kak."

"Bener lo lagi deket sama Syam?" tanya Bianca, salah satu teman Siska.

Nasya mengangguk pelan. "Iya."

"Heh denger, kita itu penggemarnya Syam. Lo tuh sama sekali nggak cocok sama Syam," ujar gadis berambut ombre yang bernama Vio.

"Sebelumnya maaf, kakak bertiga ini maunya apa?" tanya Nasya.

"Jauhin Syam, lo nggak pantes buat dia. Syam itu cocoknya sama Friska, lihat aja foto mereka di IG nya Syam. Mereka kelihatan cocok banget," ucap Siska.

"Nggak kayak lo, cuih. Nggak ada pantes-pantesnya sama Syam, jijik gue lihatnya," sahut Bianca.

Nasya meremas gamisnya erat, hatinya kini bergejolak. Nasya cukup tahu siapa itu Friska, Ajwa bilang Friska adalah sahabat kecil Syam. Nasya juga tahu jika Friska menyukai Syam.

Bukannya Nasya sangat percaya diri, tapi Syam terlihat suka kepadanya. Nasya juga tahu Syam hanya menganggap Friska sebagai sahabat, lalu apa salah Nasya dalam hal ini.

"Aku nggak bakal jauhin kak Syam." Nasya menatap ke arah lain.

Siska memukul dinding menggunakan telapak tangannya. "Heh sadar! Lo itu nggak cocok sama Syam, Syam cocoknya sama Friska."

"Friska tuh udah suka Syam dari dulu, masa dia yang udah berjuang tapi yang dapet Syam malah lo." Vio terlihat tidak terima.

"Kakak tahu darimana?" Nasya menatap Vio.

"Ya tahu lah, Syam kan wakilnya Jevins. Semua cewek juga tahu kalau Syam sama Friska itu deket," ucap Vio.

"Iya, emangnya lo nggak terkenal. Lo mah cuma remahan rempeyek," sahut Bianca.

"Aku mau pergi kak, ada urusan." Nasya hendak pergi.

Siska mendorong bahu Nasya. "Lo harus jauhin Syam, pokoknya kita nggak rela kalau lo sama Syam."

Siska, Bianca, dan Vio adalah penggemar berat Syam. Mereka semua tahu tentang Syam, kecuali hal-hal tertentu yang memang hanya di ketahui oleh Syam.

Mereka bertiga memang tidak berbuat kekerasan, tapi mereka tidak sadar jika ucapan mereka telah melukai hati Nasya.

"Sekarang gue tanya, lo siapanya Syam. Pacar? Tunangan? Calon istri? Bukan siapa-siapa kan?" Vio menatap Nasya remeh.

***

Syam kini berada di kantin bersama dengan ketiga sahabatnya, Evin sedang tidak bersama dengan mereka. Maniak oreo itu tadi izin sebentar untuk pergi ke toilet.

"Nih ya, bunga kan setiap hari harus di sirami. Kalau bunga desa harus di sirami juga nggak?" tanya Chiko, bunga desa adalah gadis yang paling cantik di sebuah desa.

"Bunga desa ya di mandiin lah, ya kalik di siram," balas Jey.

Altair berdecak pelan. "Jenazah kalik ah di mandiin."

"Kalau menurut lo pak wakil, bunga desa perlu di siram atau nggak?" Chiko menatap Syam.

Syam tampak berpikir. "Ya nggak, kan bunga desa orang bukan tanaman."

"Salah! Bunga desa itu harus di sirami. Di sirami pakek kasih sayang, eaaak." Chiko tertawa kencang.

"Inget Chika lo, nyebut lo nyebut!" sahut Jey.

Syam StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang