22. Awal dari semuanya

2.5K 168 1
                                    

Haii Readers 👋🏻

Happy reading🥰
______________________________________

      Kini Alika sudah berada di rumahnya. Badan Alika terasa lelah dan remuk, Alika merebahkan tubuhnya di kasurnya setelah ganti baju.

"Huhft capeknya. Gila sih kegiatan hari ini capeknya minta ampun." ujar Alika dengan menutup matanya. Setelah beberapa menit Alika ingin tertidur tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Alika segera membuka matanya dan bergegas ke depan untuk melihat siapa yang datang.

"Ck ganggu aja sih, ngga tau apa lagi istirahat gini." gerutu Alika dengan kesal. Setelah membuka pintu Alika menatap jengah setelah melihat siapa yang datang.

"Ada apa kak? baru aja mau tidur." Tanyanya dengan muka lesu.

"Hehe numpang mandi yah, air di rumah kakak mati." ucap Aisyarani dengan menggaruk kepalanya. Yah dia adalah Kakak Sepupu Alika.

"Kirain ada apa. Yaudah sana, aku mau lanjut tidur." ucapnya lalu masuk kedalam kamarnya. Sedangkan Yara masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai mandi dia langsung masuk kekamar Alika.

"Alika." panggil Yara, lalu dibalas deheman oleh Alika.

"Gini, kata kakak tuh yah kamu tuh polos banget nanti pas kamu masuk SMA gimana yah, Kakak takut kamu gimana gitu." ujar Yara yang sudah duduk disamping Alika.

"Takut gimana maksud kakak?" tanya Alika yang masih bingung dengan ucapan Yara.

"Engga loh, kamu kan masih ngga tau apa² gitu, kakak takut kamu di manfaatin orang atau gimana, secara kan menurut kakak kamu itu masih polos banget." ucapnya dengan wajah bingung untuk menjelaskannya.

"Kakak tenang aja Alika ngga bakal kenapa-kenapa kok." Jawab Alika dengan santai.

"Yaudah deh kakak pulang dulu yah. Makasih tumpangannya hehe." ucap Yara lalu pergi dari kamar Alika.

Skip pagi

Hari sudah pagi, matahari pun sudah mulai muncul. Alika kini sudah bersiap dengan seragam SMAnya. Hari ini Alika resmi jadi murid SMA Cempaka Putih.

"Huhft hari pertama semoga semuanya baik-baik aja, tapi kok perasaan Alika ngga enak yah." Ujar Alika yang masih berkaca di cermin, tetapi Alika menghiraukan perasaannya. Alika segera bergegas berangkat sekolah, seperti biasa Alika berangkat menggunakan angkot. Dan sesampainya di sekolah, Alika langsung berjalan menuju koridor, sepanjang perjalanan banyak yang melihat Alika sesekali mereka menghinanya secara terang-terangan. Oh iyah di SMA ini Alika masih belum mempunyai teman, entahlah kenapa mereka tidak mau berteman dengannya, sesampainya di depan kelasnya Alika masuk dan mencari bangku yang kosong, kebetulan bangku yang kosong tinggal di belakang paling pojok. Alika berjalan ke meja tersebut kebetulan disitu ada orang yang sudah menempati juga, Alika duduk di samping cewe itu.

"Hai gua boleh duduk disini ngga?" tanya Alika sebelum duduk. Sedari tadi cewe tersebut hanya diam saja.

"Eh, hai boleh kok duduk aja." Sahut dia dengan tersenyum ramah. Lalu Alika balas dengan senyuman juga.

"Nama Lo siapa?" Tanta cewe tersebut.

"Nama gua Alika Khairunnisa, Lo siapa?" tanya Alika balik.

"Kenalin Gua Phitaloka Rinjani panggil aja ita." Balasnya memperkenalkan diri. Lalu dibangguki oleh Alika, dan keadaan pun hening kembali, Alika yang bingung mau ngapain dia hanya duduk diam menatap kedepan.

Kring...kring...kring

Tok tok tok

"Assalamualaikum anak-anak." ucap seorang guru wanita.

"Waalaikumsalam Bu." Balas mereka serempak.

"Selamat datang di SMA Cempaka Putih yah, semoga kalian betah di sekolah ini. Perkenalan nama ibu yaitu Meli Arum Kinanti kalian bisa panggil ibu Eli atau ibu Arum. Ibu adalah wali kelas kalian disini dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, salam kenal semuanya." ujar Ibu Arum memperkenalkan diri di depan mereka.

"Hallo Bu Arum." Sapa mereka serempak.

"Baik hati ini kita cari organisasi kelas saja gimana?" tanya Bu Arum memastikan.

"Iyah Bu." ucap mereka. Mereka pun sibuk mencari anggota organisasi kelas, beda dengan orang yang dimeja Alika.

"Ta, kok gua tiba-tiba pengen nangis yah." ucap Alika yang tiba-tiba hatinya merasa sesak seperti ingin menangis.

"Kamu tahan aja." ucap Phitaloka dengan menatap Alika terus menerus.

"Ngga bisa ta gua pengen nangis." Alika kini sudah menangis mengeluarkan air matanya. Tiba-tiba, jari Alika kaku dan keram, tangannya sudah seperti ingin mencakar.

"Tuh kan nangis. Ini kenapa, kok tiba-tiba nangis, dada gua juga sesek ngga bisa nafas, ini tangan juga kaya gini." ucap Alika yang sudah menangis menahan sesak di dadanya seperti kehabisan oksigen.

"Kenapa jadi nyasar ke Lo sih ka, soalnya Lo nya ngga bisa nahan sih, jadi dianya masuknya ke Lo, awalnya dia mau masuk ke gua tapi gua tahan." Ungkap Phitaloka. Semua orang yang ada di kelas pun melihat Alika, dan Bu Arum yang melihat Alika menangis menatap dengan tatapan bertanya.

"Itu kenapa dibelakang nangis? Kamu kenapa?" tanya Bu Arum.

"N-ngga tau bu, tiba-tiba pengen nangis aja." ucap Alika sambil menangis.

"Yasudah kamu yang di sampingnya bawa dia keluar dulu." Perintah Bu Arum, lalu diangguki oleh Ita.

"Kita ke Mushola aja ayok." Ajak Phitaloka dengan menggandeng tangan Alika. Saat di perjalanan, mereka berhenti saat ada yang menghalangi perjalanan mereka.

"Loh dia kenapa? Ka Lo kenapa?" tanya Bian dengan penasaran.

"Itu kak tiba-tiba di kelas dia nangis." jawab Phitaloka, Bian yang sudah paham pun hanya mengangguk.

"Kamu bawa dia ke Mushola, nanti saya ke sana." ucap Bian lalu di angguki Phitaloka. Mereka pun segera pergi menuju Mushola, sesampainya di mushola, Alika masih menangis tetapi ini beda, kedua tangannya sudah seperti mencakar dengan matanya yang tertutup.

"Ini kenapa sih, kok matanya ngga bisa di buka, terus ini tangan juga kenapa kaya kaku gini." batin Alika.

"Ka kita masuk kedalam yok." Ajak Phitaloka yang menarik tangan kaku Alika.

Alika yang masih mendengar ucapan Phitaloka hanya mengikuti saja. Sejujurnya Alika sadar ngga sadar, Alika sadar akan keadaan sekitar, tetapi Alika merasa di sebelah badannya juga seperti ada sosok orang lain yang masuk kedalam tubuhnya. Setelah masuk kedalam ruangan di Mushola, seketika Alika langsung menangis kencang seperti bukan dirinya, lalu dia terjatuh ke lantai dengan meraung menangis.

"Huuuu....huuuu." Alika menangis meraung.

"Aarrghh huuu...huuu." Alika masih menangis seluruh badannya kaku, tangan Alika mencakar² lantai, kakinya menendang². Alika sadar apa yang di lakukannya, tapi Alika bingung kenapa. tiba-tiba Bian datang keruangan tersebut.

"Kenapa dia?" seketika sikap Bian berubah, yang biasanya bercanda tetapi sekarang sikapnya dingin dan tegas.

"Ada yang masuk ke badan Alika, dia perempuan dari ruangan sebelah kelasnya, awalnya dia ingin masuk ke saya tapi karna saya tahan jadi ke Alika." ungkap Phitaloka yang sepertinya dia tahu sebabnya. Alika yang mendengar ucapan merekapun paham, tapi kenapa Alika bisa tau keadaan sekitarnya, Pikir Alika.

"Ngapain masuk kebadan anak ini?" Tanya Bian dengan mendekati ke sosok yang ada di tubuh Alika.

Alika masih bisa mendengar perkataan mereka, Alika ingin berbicara tetapi tubuh dan mulutnya seperti sudah di gerakkan oleh sosok tersebut, dan..........














JANGAN LUPA VOTE OKE👌🏻

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER👋

IG: @agistiani_29
@wp.tiahm_29

ALIKA DAN LUKANYA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang