28. Lelah dan Pelukan Sosok Ghaib

1.9K 126 4
                                    

Haii Readers 👋🏻

Happy reading yah 🥰
______________________________________

       Kini Alika berada di kamarnya, dia menatap kosong ke arah depan. Wajahnya yang pucat dan terdapat jejak air mata di pipinya, penampilannya yang sangat kacau.

"Kenapa hidup aku harus seperti ini? Kenapa semua orang jahat, bahkan manusia lebih jahat dari pada hantu sekalipun." Ucapnya dengan tatapan kosongnya.

"Mamah Papah Alika butuh kalian sekarang. Alika pengen peluk kalian, Alika hancur Mah Pah, putri kecil kalian saat ini sudah hancur. Batin dan hatinya sangat lelah Mah Pah." gumam Alika yang masih menatap kosong dengan memeluk kakinya di atas kasur, tanpa di sadari air matanya mengalir di pipi mulusnya.

"Apa aku telfon mereka aja yah, Iyah deh Alika coba telfon mereka." ucapnya dengan mengusap air matanya lalu mengambil ponselnya di atas nakas, lalu mencoba menghubungi Papahnya.

Tuttttt

Alika menelfon Papahnya dan berdering, setelah beberapa menit telfon pun tersambung.

"H-hallo Pah" ucap Alika dengan suara bergetar menahan tangisnya, Alika ingin mengadu semuanya, Alika lelah menahan semuanya. Alika butuh lindungan dari mereka.

"Hallo, ada apa nelfon Papah?" Ucap Papahnya di seberang sana.

"Pah tolongin Alika, Alika takut disini Pah, Papah sama Mamah cepet pulang." Ucapnya dengan terisak, sedari tadi Alika menahan tangisnya.

"Papah masih sibuk Alika, Papah ngga bisa pulang sekarang, emang takut kenapa? Biasanya kan kamu berani sendirian, ngga usah manja bisa? Kamu itu udah besar jadi harus bisa mandiri sayang, disini Papah masih sibuk, masih banyak kerjaan." ucapnya dengan suara lembut tapi tegas.

"Tapi Pah Alika takut disini, tolongin Alika. Papah cepet pulang, tolongin Alika dari orang itu Pah. Bila perlu bawa Alika juga Pa." tangisan Alika semakin kencang, Alika mencoba membujuk Papahnya agar mereka pulang.

" Jangan manja bisa? Papah masih banyak kerjaan ngerti ngga sih! Biasanya juga kamu sendiri kan? Jangan nyusahin Papa aja kamu Alika!" ujarnya dengan bentakan.

Alika yang mendengar bentakan dari sang Papah terkejut dan hatinya seperti tertusuk belati. Air matanya semakin turun, dadanya terasa sesak, telfonnya sudah di matikan oleh Papahnya secara sepihak.

"Kenapa mereka ngga yang peduli sama Alika? disini Alika takut Mah Pah. Tolongin Alika, kalian cepet pulang." ucap Alika dengan tangisannya, Alika memeluk lututnya lalu Alika tenggelamkan wajahnya di lipatan kakinya.

"Padahal Alika cuman mau perlindungan dari kalian, tapi kenapa kalian ngga bisa kasih waktu luang buat pulang nemuin Alika. Alika takut tolongin Alika." tangisnya dengan suara lirih, sebuah ide muncul, Alika berpikir untuk menelfon Ziyad.

"Apa Alika coba telfon Ziyad, Alika butuh orang disini, Alika takut dia dateng kesini lagi." ucapnya dan langsung menelfon Ziyad, panggilan berdering tetapi beberapa menit Alika telfon panggilannya di tolak.

"Kenapa di matiin? coba sekali lagi deh." Alika mencoba menghubungi Ziyad lagi dan panggilan pun berdering dan beberapa menit panggilan tersambung.

"H-halo Iyad, Alika ganggu Iyad ngga?" Tanya Alika berhati-hati.

"Ada apa sih? Ganggu tau nggak! Aku lagi sibuk ngga usah hubungin aku lagi!" Alika kaget saat mendengar bentakan dari Ziyad.

Baru kali ini dia di bentak oleh Ziyad hatinya terasa sakit saat Ziyad membentaknya, seketika air mata Alika terjatuh, Alika menangis saat Ziyad membentaknya.

ALIKA DAN LUKANYA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang