04. Curious

8.5K 952 47
                                    

Menyadari bahwa keberadaan si penolong baiknya telah menjauh dari pandangan, Jaemin pun dibuat terkejut oleh rombongan para pengawal yang berbondong-bondong menghampirinya.

Seseorang yang berstatus sebagai kepala prajurit pun mendekati Jaemin.

"Apa yang sudah terjadi Yang Mulia? Kami mendengar adanya suara pertikaian dari tempat Yang Mulia berdiri sekarang." Tanya kepala prajurit.

Jaemin yang masih dalam kondisi linglungnya langsung terkesiap, seolah jiwanya telah kembali sepenuhnya, ia pun menjawab, "Tidak apa-apa, tadi hanya terjadi kecelakaan kecil, kalian tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja."

Kepala prajurit itu pun mengangguk dan percaya dengan apa yang disampaikan Sang Pangeran.

"Sekarang sudah sore Yang Mulia dan sebentar lagi akan gelap, kita harus segera kembali ke istana." Ucap kepala prajurit tersebut.

"Baiklah, siapkan kuda ku!" Perintah Sang Pangeran.










¤¤¤










Setibanya dikawasan istana, Jaemin tak langsung kembali menuju kediamannya, Jaemin pergi ketempat dimana teman-temannya masih berkumpul.

Chenle, Renjun, Jisung serta Haechan yang saat itu tengah asik mengobrol, mengabaikan presensi lain yang baru saja datang.

Mark lah yang pertama kali menyadari kehadiran Jaemin.

"Kenapa dengan raut wajahmu itu Jaemin, apa terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan saat kau tengah berburu?" Tanya sang kakak.

"Aku hanya memikirkan sesuatu, sesuatu yang sangat membuatku pusing." Balas Jaemin kepada sang kakak.

"Memikirkan sesuatu? Apa itu hal yang penting dan mendesak?" Tanya Mark lagi dengan raut wajah serius nya.

Kali ini tak hanya Mark yang menunggu jawaban dari Jaemin, teman-temannya yang baru sadar akan keberadaan Jaemin pun mulai tertarik dengan topik yang ingin Jaemin sampaikan.

"Saat aku tengah berburu di hutan, aku diserang oleh seekor harimau yang mana dari pertikaian tersebut membuat ku hampir saja jatuh ke dalam jurang. Tidak ada satu pun yang menolongku saat itu karna aku dan rombongan pengawal terpisah atas perintahku sendiri. Kala itu, ada seseorang yang tiba-tiba datang mengulurkan rotan panjang, membantuku agar bisa naik. Ketika sudah naik ke atas, dapat aku tebak bahwa si penolong ku adalah seorang pemuda karna postur tubuhnya yang tinggi, hampir sama dengan ku." Jawab Jaemin.

Teman-temannya yang fokus mendengarkan terlihat antusias, menunggu Jaemin melanjutkan lagi ceritanya.

Jaemin menambahkan, "Dia terlihat sangat misterius, menggunakan penutup kepala dan jubah putih, memakai selendang diwajahnya. Aku hanya dapat melihat iris matanya yang berwarna hitam serta kulit tangannya yang berwarna putih pucat. Saat aku mengucapkan terimakasih, dia berlalu begitu saja meninggalkanku."

Terdengar helaan napas panjang Jaemin disertai kebingungan yang terpampang diwajah teman-temannya.

Chenle yang tiba-tiba teringat sesuatu langsung menginterupsi.

"Apakah pemuda yang kau maksud mengenakan sebuah gelang perak ditangan kirinya?" Tanya Chenle mengkonfirmasi.

Setelah mengingat-ngingat kembali, Jaemin pun menyadari bahwa pemuda yang menolongnya memang mengenakan sebuah gelang perak dengan bandul-bandul cantik disekelilingnya. Ia pun menjawab, "Benar, bagaimana kau mengetahuinya?"

Tiba-tiba saja Chenle berdiri sambil menepuk tangannya heboh hingga membuat yang lainnya kaget.

"Aku tau siapa dia, aku pernah bertemu dengannya," Ujarnya dengan semangat.

UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang