35. Identity

6.9K 759 124
                                    

Kabar tentang perselingkuhan Permaisuri dari kerajaan Orbey sudah merebak hingga sampai ke penjuru negeri, berita tentang diri nya yang di tahan sebagai tahanan kerajaan pun sudah mencuat dalam waktu kurang dari dua hari.

Jaemin, selaku pihak yang di rugikan memilih bungkam bahkan setelah mengalami penghinaan yang amat mencoreng harga diri nya. Desas desus dirinya yang mandul pun terdengar, bukan lagi sebagai gosip tapi sebagai topik hangat yang di perbincangkan.

Dirinya yang di dahulu di agung-agungkan serta di anggap sebagai lelaki sempurna kini tak berarti lagi, terlebih setelah berita tentang kemandulan nya tersebar di dalam istana.

Srakk!!!
Settt!!!
Srak!!!

"Patah hati dan larut dalam kesedihan tak akan membuat semua nya menjadi baik-baik saja Yang Mulia."

Suara dari seorang laki-laki terdengar dari ruang latihan pribadi Jaemin, Mark yang diketahui sebagai sang kakak kini mendekat ke arah Jaemin yang tampak frustasi.

"Melampiaskan amarah dengan berlatih terus-terusan hanya akan membuat mu sakit Jaemin, kau harus istirahat."

Disini lah Jaemin berada, disebuah ruang latihan lengkap dengan segala atribut nya baik pedang, tombak, panah dan dan senjata lain.

Sejak ia memenjarakan Millena dan mengetahui tentang fakta yang selama ini ia sangkal, ia mengurung diri di dalam ruangan tersebut selama 2 hari tanpa menemui siapa pun.

Mark menatap miris, raut sedih terpancar di netranya melihat keadaan sang adik yang tampak kacau. Pukulan telak tentang fakta kemandulan sang adik juga membuat ia berduka.

"Makanlah, aku sudah membawakan makanan untuk mu."

Mark meletakkan sepiring makanan lengkap dengan minuman nya di dekat tempat duduk Jaemin, ia kemudian membawa tubuh sang adik yang hanya terdiam kaku tak ingin menatapnya.

"Sampai kapan kau akan menghindari semua orang Jaemin? Jangan menyalahkan seseuatu yang bukan kehendak mu sebagai sebuah aib."

Jaemin berbalik menatap sang kakak yang memandangnya dengan tatapan teduh.

"Setelah semua ini apa aku bisa bersikap biasa-biasa saja kak? Aku bahkan sangat malu. Aku hanya seorang pangeran cacat yang tak bisa memberikan keturunan."

Ratapan kekecewaan Jaemin mau tak mau membuat Mark menarik sang adik dalam pelukan nya, "Kau sempurna Jaemin, kau bahkan bisa menjadi seorang raja nanti nya meski tanpa mempunyai seorang anak."

Perkataan yang seharusnya menenangkan itu malah membuat emosi Jaemin memuncak, "KAU MASIH TIDAK MENGERTI? AKU MANDUL MARK, AKU CACAT!"

Mark menggeleng tak percaya, "Itu mungkin saja bohong Jaemin."

Jaemin menyentak tubuh Mark yang tadi memeluknya, "Aku bahkan mendengar pengakuan itu sendiri dari Millena."

Mark memilih bungkam, ia membiarkan Jaemin tenang agar tak semakin menjadi-jadi.

"Lalu bagaimana dengan Jeno? Kau tak ingin menemui nya?"

Jaemin mendadak diam setelah sang kakak menyebut satu nama orang yang sejak 2 hari ini di hindarinya.

"Aku bahkan tak berani untuk menampakkan wajahku di depan nya, aku terlalu malu."

Tungkai dibawa untuk mendekati jendela kecil yang terbuka di sudut ruangan, "Dia pasti sudah mendengar berita tentang ku Mark, dan aku tidak ingin membuat ia menatap jijik ke arah ku."

"Lalu bagaimana dengan rencana pernikahan mu?"

Jaemin menunduk dengan sayu, "Lupakan tentang acara pernikahan, aku bahkan tak punya harga diri untuk muncul di hadapan nya."

UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang