42. Final

4.6K 561 35
                                    

Pada hari ini, tepat di jam ini, sidang tentang Permaisuri terdahulu di laksanakan pada aula istana, dimana Millena bersama Yuta —sebagai tersangka— datang dengan kepala tertunduk.

"Aku memberi mu satu kesempatan untuk jujur atas semua perbuatan mu!"

Dari atas singgasana nya Jeffrey memberikan ujaran tegas kepada Millena yang sedari tadi diam.

Tak ada jawaban pasti, hanya isak tangis yang terdengar yang mana membuat Jeffrey terutama Jaemin semakin naik pitam.

Srakk!!!

Jaemin melangkahkan kaki nya guna mencapai tempat Millena yang tampak pasrah, pakaian nya tak terurus lengkap dengan tatanan rambut nya yang berantakan.

Sebilah pedang tajam Jaemin todongkan pada wanita yang pernah berstatus sebagai istri nya, "Kau pasti sangat mengenalku Millena, dan kesabaran bukan lah sikap terpuji yang aku miliki."

Ekspresi marah jelas tergambar di raut Jaemin, sekilas ia menatap iba melihat wanita yang tengah berbadan dua tersebut.

"Aku harus menjelaskan apalagi? Jika menurut kalian aku salah maka beri saja aku hukuman!" Jawaban pasrah namun Jaemin merasa tak cukup puas akan itu.

"Kau ru—" Tepat sebelum Jaemin ingin mendekatkan ujung pedang itu ke leher Millena, Yuta lebih dulu menghadang Sang Putera Mahkota, sontak aksi nya tersebut menimbulkan rasa tak percaya dari khalayak yang melihat.

"Yang Mulia! ku mohon jangan menghukum nya, hamba yang bersalah, jika Yang Mulia ingin menghukum maka hukumlah hamba, jangan sakiti ibu yang tengah mengandung buah hati hamba Yang Mulia."

Perkataan dari Yuta jelas membuat seisi aula terkejut seketika, terlebih kepada Raja dan Ratu yang menatap marah kepada mereka berdua.

"Lancang sekali kau!" Bangchan bangkit dari tempat berdiri nya dan lantas menendang Yuta yang tengah terikat di seluruh tubuhnya.

Sementara Jaemin hanya menatap nanar, entah karena rasa kecewa atau karena sebilas rasa kasihan yang perlahan menyeruak di dalam hati nya.

Ia berjongkok, menatap Millena yang dalam keadaan miris, "Dia kah ayah dari bayi mu?"

Meski ragu untuk menatap namun Millena memberanikan diri untuk bertemu manik dengan sang mantan suami yang memandang nya iba.

Tak ada jawaban bermakna, hanya sebuah anggukan pelan disertai setetes air mata yang sedari tadi bermuara di pelupuk mata.

Maka dengan itu Jaemin menegakkan diri, sejenak ia memandang kedua nya sebelum memutuskan sebuah hukuman pada mereka yang tertunduk.

Jaemin menyuarakan hukuman nya yang mana dapat di dengar di seluruh penjuru aula, sebagian menatap iba dan sebagian ada yang menatapnya puas.

"Dan hukuman itu akan berlaku satu minggu lagi!"








¤¤¤








Manusia memang seringkali menjadi ladang masalah bagi manusia lain, dan apabila itu sudah terjadi maka sudah seharusnya ada kata maaf guna untuk menyelesaikan.

Namun prinsip itu kini Jeno tinggalkan, ia tak ingin menggunakan prinsip itu sekarang.

"Kakak minta maaf Jeno!" Winter bersujud hampir-hampir menangis melihat sang adik yang kini memalingkan muka.

Sudah sejak tiga hari ini Jeno mendiamkan mereka —Winter, Annora, Karina, Taeyong— atas konspirasi yang mereka lakukan seminggu yang lalu, yang mana membuat si paras ayu merajuk, tak ingin berkomunikasi dengan mereka yang terkait.

UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang