29. Seven Talk

6.1K 721 84
                                    

Ekhmm !

Suara tertahan yang berasal dari Sang Pangeran berhasil menyadarkan lamunan setiap orang yang berada di sana. Diri nya merasa tak nyaman dengan pandangan kagum dari beberapa teman nya terhadap sang kekasih.

Jisung yang sedari tadi memperhatikan dengan intens disertai binar yang memancarkan ketertarikan menggelengkan kepala nya menyadari nada tak suka di balik deheman sang calon Raja.

Jaemin melangkahkan kaki nya mendekati Jeno, ia rapikan kembali surai keperakan sang kekasih yang berantakan di terpa angin, jubah nya kembali di pasang dengan apik untuk menyembunyikan kepemilikan nya.

"Ayo!" Ajakan manis Jaemin lontarkan sembari tangan nya meraih jemari Jeno tuk digenggam. Membawa pemuda itu untuk mengikuti nya. Jeno yang tak ingin membantah hanya mengikuti saja kehendak sang pria.

Mark, Renjun, Haechan, Jisung dan Chenle turut mengekori Jaemin dan Jeno dari belakang tanpa melontarkan satu pertanyaan pun.

Di sela-sela perjalanan mereka menuju tempat yang entah mana di kehendaki Jaemin, Jeno melihat sekitaran nya yang tampak asing. Sesekali diri nya bergumam kecil yang tidak di sadari Jaemin di depan nya, "Sangat asing."

Satu lorong panjang telah dilewati mereka semua, teman-teman Jaemin tampak paham kemana Sang Pangeran akan menuntun mereka. Pendopo rahasia yang menjadi tempat intim mereka berkumpul sejak dahulu.

"Ini adalah tempat biasa kami berkumpul jika untuk melakukan kegiatan khusus." Jaemin berujar kepada Jeno yang tampak celingak celinguk memperhatikan sekitar nya, ia tersenyum ketika melihat binar Jeno yang tampak bingung disertai kekaguman.

Jeno berdehem tanda mengerti dengan apa yang disampaikan sang pria, ia pun melanjutkan pengamatan nya pada sekitaran.

BRUKH !

Sebuah insiden tak mengenakkan terjadi ketika Jaemin hendak menuntun Jeno untuk memasuki ruangan tersebut.

Seorang pelayan wanita yang usia nya berkisar sekitar 20an menabrak tubuh belakang Jeno sehingga menyebabkan ia terjatuh ke tanah, membuat semua orang yang berada disitu melotot panik, takut dengan apa yang akan menimpa si pelayan.

"M-maafkan h-hamba Yang M-mulia." Terbata si pelayan menyampaikan maaf nya sembari bersujud di kaki Jaemin yang tengah membantu Jeno untuk berdiri.

Srak!

"Lancang sekali kau orang rendahan." Jaemin menodongkan sebuah pedang tajam yang sedari tadi terbingkai apik di pinggang nya. Arah ujung pedang tersebut menuju leher si pelayan yang tampak berantakan.

"Tunggu Yang Mulia!" Mark berseru untuk menghentikan tindakan Jaemin yang gegabah.

"Dengarkan dahulu penjelasan nya baru kau bisa memberikan nya hukuman, dia tampak tak baik-baik saja. Lihat lah luka darah yang ada di sudut kening dan bibirnya."

Jaemin terdiam sejenak mendengar penjelasan dari Mark, ia pun menarik ujung pedang nya yang tajam untuk di ketepikan.

"Kamu tidak apa-apa?" Jaemin bertanya kepada Jeno yang tengah memperbaiki selendang wajah nya yang hampir terlepas.

Jeno mengangguk kan kecil kepala nya, "Tidak apa Yang Mulia."

"Angkat kepala mu dan berdiri lah!" Perintah tegas dari Jaemin membuat si wanita tersebut berdiri, ia pun mendongak takut untuk menatap wajah sang calon penguasa.

"Siapa nama mu?"

"Nama saya Winter Yang Mulia, saya adalah pelayan yang ditempat kan di dapur istana."

"Kenapa kau luka begitu? Dan kenapa kau bisa sampai kemari padahal tempat bertugas mu jauh dari sini?" Chenle berujar melontarkan pertanyaan nya, tak tahan melihat keadaan si wanita tersebut.

UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang