22. Jaemin's Room

8.1K 867 106
                                    

Suara kicauan burung yang bergeriak membangunkan seorang pemuda dari tidur panjang nya. Pemuda yang memiliki paras indah itu kini tengah menggeliatkan badan nya, tanda terusik dengan kebisingan yang di ciptakan oleh hewan-hewan yang berada diluar itu.

Kedip tutup kedip tutup, berkali-kali ia melakukan kegiatan berulang tersebut, berusaha membuka kelopak mata cantik nya secara perlahan.

"Mmmhhh~" Dengung nya ketika bisa membuka kelopak mata indah nya dengan sempurna.

Ia melihat ke setiap sudut bangunan yang terdapat ornamen emas dengan perpaduan warna putih suci yang menenangkan mata.

"Cantik sekali, aku ada dimana?" Pikirnya, masih mencerna apa yang terjadi.

Ia mulai bangkit dari posisi berbaring nya dan bersandar pada punggung tempat tidur sembari merenggangkan tubuh nya.

"Aku dimana?" Tanya nya lagi dengan pertanyaan yang sama.

Baru saja akan membuka selimut yang menutupi bagian bawah tubuh nya, suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi Jeno.

Kriiietttt...

"Kau sudah bangun?" Tanya seseorang yang membuka pintu tersebut.

Jeno yang hendak membuka selimut terkesiap begitu mengetahui siapa yang membuka pintu kamar yang di huni nya.

"Ya—Yang Mulia..." Lirih Jeno pelan.

Yang di panggil dengan sebutan "Yang Mulia" menampilkan senyum manis nya. Senyum nya mengembang mengetahui lelaki pujaan nya memanggil diri nya dengan nada lembut begitu.

"Bagaimana keadaan mu? Masih merasa pusing?" Tanya Jaemin sembari berjalan mendekat ke arah ranjang tidur Jeno.

Jeno hanya terdiam menatap Jaemin. Tidak memberi respon atas pertanyaan Jaemin.

"Kenapa diam? Apa kau sedang berpura-pura menjadi bisu lagi?" Sindir Jaemin berharap Jeno akan membalas ucapan nya.

Lagi dan lagi Jeno hanya terdiam seperti mengunci bibir nya rapat, ia malah beringsut ketika melihat Jaemin akan sampai ke ranjang tidur nya.

"Kenapa kau menjauh? Kau takut kepada ku?" Tanya Jaemin lagi ketika sudah sampai di samping ranjang tidur Jeno.

Jeno tersentak ketika Jaemin mulai naik ke ranjang tidur nya, Jeno pun spontan menjauhkan diri nya sembari memegang selendang yang menutupi wajah nya dengan kuat.

"Aku belum melihat wajah mu, setidak nya untuk saat ini." Ujar Jaemin di sertai senyuman tampan nya.

"Untuk apa kau membawa ku ke sini Yang Mulia?" Tanya Jeno disertai kernyitan tidak suka yang terlihat di kening nya.

Jaemin tersenyum lagi, hati nya berbunga-bunga mendengar Jeno melontarkan kalimat tanya pertama nya pagi itu.

"Aku menginginkan mu..." Jawab Jaemin masih dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

Jeno memalingkan wajah ketika melihat rupa Jaemin semakin mendekat ke arah nya.

"Aku tidak menginginkan mu Yang Mulia." Jawab Jeno lugas.

Jaemin semakin merangkak ke arah Jeno, berniat mengukung pemuda indah itu. Sorak nya gembira ketika melihat Jeno terpojok hingga tak bisa menjauh lagi dari nya.

"Aku tidak memberi mu pilihan untuk menolak Jeno." Ujar Jaemin tegas.

Sembari menunggu Jeno melontarkan ucapan lagi kepada nya, Jaemin terpaku melihat sosok Jeno dari jarak sedekat ini.

Bola mata hitam jernih yang di hiasi dengan kelopak serta bulu mata lentik membuat Jaemin terpaku karena keindahan nya. Jaemin bahkan baru menyadari bahwa terdapat satu titik hitam cantik dibawah mata kanan lelaki pujaan nya, menambah kesan indah pada paras nya.

UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang