24. Little Ecazkar

7.2K 859 45
                                    

"Baiklah kita cukupkan pertemuan kita di siang hari ini. Dalam waktu seminggu ini aku akan memantau hasil kerja kalian, jangan mengecewakan ku jika tak ingin menerima akibat nya." Perintah Jaemin kepada para menteri nya pada rapat siang itu.

"Baik Yang Mulia, kami mengerti." Ucap hadirin disana serentak sembari membungkuk, menunjukkan hormat mereka kepada calon sang penguasa.

Jaemin beranjak dari kursi nya menuju pintu keluar, ia lelah ketika harus memimpin rapat dua hari ini mewakili ayah nya. Sang Raja kini tengah sakit dan sudah dua hari absen dari rutinitas nya.

"Jaemin..." Panggil Mark ketika melihat Jaemin akan pergi ke kediaman nya.

"Ada apa Mark?" Tanya Jaemin sambil mengurut pelipis nya, kepala nya pusing memikirkan kerjaan yang tidak ada habisnya.

"Siapa yang kau bawa di kediaman mu?"

Raut Jaemin yang semula nya terlihat lelah kini berubah menjadi serius, ia membalas, "Bagaimana kau mengetahui nya?"

"Bukan hanya aku, tapi satu istana ini juga tahu kalau kau membawa seseorang di kediaman mu. Siapa dia?" Tanya Mark penasaran.

Jaemin menunjukkan senyum kecil nya kepada sang kakak, senyum tipis yang akan membuat siapa pun terpesona.

"Kau pasti mengetahui siapa yang ku sembunyikan Mark, bukan hal sulit bagimu untuk menebak nya."

Mark terdiam untuk beberapa saat sebelum mengerti dengan apa yang Jaemin maksud.

"J-jangan bilang kalau dia adalah orang yang kau cari selama ini?"

"Benar. Aku menemukan nya."

"Bagaimana bisa? Bukankah pasukan yang kau kerahkan di hutan belum kembali sampai sekarang?" Ujar Mark penuh tanya.

"Aku menangkap nya di istana ini."

"Bagaimana bisa dia memasuki istana ini Jaemin? Penjagaan disini sangat ketat."

"Kau ingat dengan pemuda lusuh yang membawa lukisan untuk Ibu Ratu? Dia lah orang nya. Dia menyamar sebagai pelukis dari desa yang ku bawa." Jawab Jaemin sambil menyugar surai hitam nya.

"Pemuda jelek itu? Bagaimana mungkin? Chenle sendiri yang mengatakan kepada kita bahwa dia adalah seorang pemuda cantik yang memiliki paras yang indah."

"Awalnya aku tak percaya Mark namun setelah ku selidiki aku jadi mengetahui nya, ia menyamar untuk menutupi keindahan miliknya." Balas Jaemin tersenyum senang mengingat rupa Jeno.

Jaemin pernah tak sengaja melihat wajah Jeno yang tak tertutupi selendang, itu terjadi ketika Jaemin melihat Jeno yang tertidur di tepi ranjang dengan posisi duduk. Jaemin yang ingin menggendong tubuh Jeno untuk memindahkan nya malah tak sengaja menarik selendang yang dikenakan Jeno, alhasil Jaemin dapat melihat keindahan parasnya.

"Aku sungguh penasaran dengan nya. Kapan kau akan membawa nya ke hadapan ayah dan ibu Jaemin? Jangan mengurungnya terus."

"Tiga hari lagi kita akan mengadakan makan malam keluarga, aku akan membawa nya pada saat itu."

"Baiklah itu ide yang bagus, lalu bagaimana dengan izin Millena? Kau tentu harus mendapatkan izin nya untuk menikah lagi."

"Aku tak membutuhkan izin nya untuk menikah lagi, dia tak memiliki hak untuk melarangku." Jawab Jaemin ketus, tak suka dengan pembicaraan Mark yang membawa nama Millena.

Mark mengangguk paham, ia membalas, "Hubungan kalian masih tak baik ya?"

"Seperti yang kau tahu. Sejak awal aku tak menerima dirinya jika bukan karena keterpaksaan." Jawab Jaemin acuh.

UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang