30. Orion

5.6K 693 62
                                    

"Saya ingin meminta satu permohonan pada mu Yang Mulia." Jeno berujar ketika ia telah sampai di kediaman peristirahatan nya—kediaman Jaemin—, tentu nya setelah bertemu dan bercakap ria dengan teman-teman Sang Pangeran.

Cup!

Kecupan manis Jaemin berikan pada punggung tangan Jeno yang sedari tadi ia genggam selama mereka kembali ke kediaman milik nya.

"Katakanlah, aku akan mengabulkan semua keinginan mu."

Jeno memalingkan wajah, takut diperhatikan sedemikian rupa oleh Sang Pangeran, netra nya berkedut malu menyaksikan tindakan impulsif sang pria.

"Saya ingin memiliki seorang pelayan Yang Mulia."

"Pelayan? Untuk apa? Aku sudah menyiapkan segala kebutuhan mu disini."

Jaemin menyahut bingung mendengar permintaan Jeno yang tak tertebak.

"Saya hanya ingin memiliki seorang teman untuk berbicara Yang Mulia, kesendirian membuat saya jenuh."

Jeno menundukkan kepala, bersungut kecil berharap Sang Pangeran sudi mengabulkan keinginan nya.

Tak tahan dengan raut sendu yang tampak dari netra Jeno, Jaemin pun menghela napas pasrah. Ia bawa jemari nya untuk menyentuh dagu Jeno yang terlapisi kain sutra dari penutup wajah nya.

"Baik lah aku akan membawakan satu pelayan untukmu."

Binar kecil timbul di manik berkilau milik Jeno, ia mengerdipkan bola mata nya berkali-kali, tanda tak percaya dengan permintaan nya yang telah dikabulkan.

"Benarkah?"

Jaemin mengangguk sembari tersenyum, ia elus pipi kiri Jeno dengan lembut. Hasrat nya berkobar ria ingin melepaskan selendang yang menutupi paras mengagumkan kekasih nya.

"Tahan dirimu Jaemin, akan ada saat nya kau bisa melihat wajah cantik itu dengan puas."

"Kalau begitu, boleh saya meminta satu permintaan lagi Yang Mulia?"

Salah satu alis Jaemin menukik mendengar lagi penuturan Jeno, ia pun penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh pemuda dihadapan nya.

"Saya ingin wanita tadi yang menjadi pelayan ku Yang Mulia."

"Siapa?"

"Winter Yang Mulia."

"Pelayan tak senonoh tadi?" Nada Jaemin berubah datar ketika mendengar siapa orang yang Jeno maksud.

"Benar Yang Mulia."

"Mengapa harus dia? Aku bisa mencarikan pelayan yang lebih baik daripada wanita tadi."

Jeno menggeleng kecil, "Saya lebih tertarik dengan nya Yang Mulia, dia terlihat polos. Akan lebih bagus bila dia yang menjadi teman hamba."

"Kamu menyukai nya?" Jaemin menatap curiga kepada Jeno, ia genggam jemari Jeno lebih erat, sarat ketidaksukaan terpancar mendengar kilatan bahasa yang jeno tuturkan, terlihat jelas dari gestur nya.

Menyadari gelagat aneh Sang Pangeran, Jeno pun terdiam sesaat, "Aaaah ternyata pria ini sedang cemburu."

"Bagaimana hamba bisa berpaling jika raga hamba telah di miliki oleh Yang Mulia?"

Jawaban tak terduga itu membuat Jaemin memelototkan mata nya, ia mematung seketika mendengar kalimat manis yang Jeno lontarkan. Segaris netra melengkung menjadi pertanda bahwa Jeno tengah tersenyum dari balik selendang nya, setidaknya begitu dari penglihatan Jaemin.

"Baiklah jika itu keinginan mu."

Jaemin kemudian memanggil salah satu pengawal yang berjaga di depan untuk membawa Winter kehadapan nya.

"Aku pergi dulu, istirahat lah di kamar mu. Pengawal akan membawa wanita itu kesini."

Cup!

Setelah kepergian Jaemin, Jeno duduk di meja rias nya. Ia menunggu dengan sabar si pelayan yang tengah di bawakan untuk diri nya.

Tok tok tok !

"Maaf menganggu Yang Mulia, hamba telah membawa pelayan yang sudah di perintahkan oleh Putera Mahkota." Salah satu pengawal berujar sembari mengetuk pelan pintu kamar Jeno.

Jeno pun kemudian bangkit untuk membuka pintu tersebut, terlihat dua orang pengawal yang telah menunduk dan satu orang wanita yang tengah memilinkan jemari nya gelisah.

"Pergilah!"

Kedua pengawal itu pun berbalik pergi tanpa menoleh ke arah Jeno, ancaman dari sang calon Raja membuat mereka tidak berani untuk menatap wujud kekasih sang penguasa.

Grep!

Setelah memastikan pengawal itu pergi, Jeno menyambar tangan Winter kemudian membawa wanita itu masuk ke dalam kamarnya.

Ia lalu membawa Winter untuk duduk di atas ranjang miliknya. Jubah yang sedari tadi menutupi tubuh nya ia lepaskan secara perlahan, tatapan sendu Jeno tampilkan sembari jemari lentiknya ia bawa untuk membuka selendang di wajahnya.

"Senang bisa melihat mu lagi, kakak..."

Winter Gimeri Orion25 Tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter Gimeri Orion
25 Tahun




🌸🌸🌸




*Note

*Note

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang