Malam itu tengah di adakan acara makan malam keluarga kekaisaran.
Para anggota kekaisaran seperti Raja dan Ratu, Selir, Pangeran Mark dan istrinya serta Pangeran Jaemin dan Permaisuri, turut hadir melaksanakan kegiatan yang hampir mereka lakukan tiap sebulan sekali untuk mempererat hubungan kekeluargaan.
Makan malam bersama ini digunakan sebagai sarana bagi mereka untuk berkumpul bersama karena rutinitas dan tugas-tugas yang mereka emban membuat mereka jarang bertemu.
Denting-denting antar sendok, garpu dan piring saling bersautan mengisi keheningan di ruang makan tersebut.
Tidak ada yang memulai pembicaraan atau mengeluarkan suara karena untuk menjaga etiquette dan kesopanan sebagai para keturunan bangsawan.
"Bagaimana dengan perkembangan wilayah di utara Jaemin? Aku dengar kau mendapat tugas untuk membantu wilayah disana yang sedang mengalami bencana?" Tanya Sang Ratu ketika telah menyelesaikan acara makannya.
Jaemin menjawab, "Benar Ratu, Yang Mulia Raja telah memberikan perintah kepada hamba untuk menyelesaikan permasalahan yang ada disana. Untuk sekarang bencana tersebut telah reda, hanya perlu membereskan sisa kekacauan yang terjadi dan memberikan bantuan kepada rakyat yang membutuhkan."
Sang Ratu tersenyum, ia pun membalas, "Kau memang dapat diandalkan anak ku."
"Anda terlalu memuji hamba, Ratu." Jaemin membalas ucapan Sang Ratu yang merangkap sebagai ibu nya.
Suara sendok yang diletakkan cukup keras mengalihkan pembicaraan hangat antara ibu dan anak itu.
"Bagaimana dengan pengobatanmu Jaemin? Sudah sejauh mana hasil pengobatanmu terlihat? Kapan kau akan memberikan keturunan pada kerajaan ini?" Tanya Sang Selir.
Jaemin mendelik tak suka, inilah hal yang tidak dia inginkan ketika acara makan malam bersama ini di lakukan. Pembicaraan mengenai 'Keturunan' selalu saja dapat memancing amarahnya.
Jaemin menjawab pertanyaan Sang Selir, "Anda tidak perlu khawatir Selir, sejauh mana pengobatan yang saya lakukan serta apa hasil yang saya dapatkan, itu menjadi urusan saya bukan anda."
Sang Selir yang tak terima lantas membalas, "Tentu aku peduli Jaemin, kau adalah calon penerus kerajaan ini. Bagaimana bisa kau yang telah menikah 6 tahun lama nya sampai sekarang belum mendapatkan keturunan? Aku curiga bila kau itu sebenarnya mandul."
Ucapan Sang Selir menyulut emosi Jaemin yang sudah tak tertahan.
"Jaga ucapan mu Selir! Aku menghormatimu karena kau adalah ibu dari saudaraku." Murka Jaemin.
Nada tinggi disertai bentakan yang dikeluarkan Jaemin memancing atensi yang lainnya. Mark, Haechan, Permaisuri, Ratu bahkan Raja menatap ke arahnya.
Raja yang sudah jengah dengan perdebatan tersebut kemudian angkat suara.
"Tenangkan emosimu Jaemin, kendalikan dirimu," Ucap Sang Raja.
"Dan kau Selir, ingat batasan mu. Tak seharus nya kau mengucapkan kata terlarang itu disini." Sambung nya lagi.
Semua atensi mengarah kepada Sang Selir. Mark bahkan menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan perkataan ibunya.
Setiap kali mereka berkumpul, selalu saja ada pertengkaran yang terjadi. Entah karena Sang Selir yang sering membuat Jaemin emosi melalui ucapannya atau karena keributan kecil yang tidak terduga.
Jaemin yang sudah muak dengan keadaan, langsung pergi meninggalkan meja makan. Ia bahkan melupakan tata kramanya, tak memberi hormat kepada Sang Raja.
¤¤¤
Brakkk...
Brukkk...
Hantaman yang cukup keras terdengar dari kediaman Sang Putra Mahkota, Jaemin melampiaskan emosinya pada barang yang ada di sekelilingnya.
"Kurang ajar, berani-berani nya dia mengatakan itu kepada ku!" Ujar Jaemin di tengah emosi nya.
Jaemin bukanlah orang yang dapat menekan amarahnya dengan baik, ia adalah orang yang tempramental dan otoriter.
Sikap yang selama ini di tunjukkan nya kepada rakyat, hanya semata-mata untuk menjaga 'Citra' nya.
Jaemin akan menunjukkan sikap dan sifat aslinya jika sudah berada di kawasan istana. Para pelayan, pengawal dan anggota kerajaan pun sudah sangat hafal dengan tempramental Sang Pangeran, tidak ada yang dapat mengendalikannya termasuk Raja sekalipun.
Helaan napas panjang terdengar dari Sang Pangeran.
Perlahan, Jaemin beranjak menuju kamarnya guna mengistirahatkan diri.
Ketika telah sampai, Jaemin berjalan menuju sebuah jendela besar yang berada disalah satu dinding kamarnya, berdiri ditepian sambil menatap kejauhan.
Entah memikirkan masa lampau yang telah terjadi atau masa depan yang akan datang.
Dalam kurun waktu sebulanan ini, ada begitu banyak hal yang telah terjadi pada Jaemin.
Ini di mulai, sejak Jaemin ingin menemukan pemuda 'nya'...
🌸🌸🌸
*Note
KAMU SEDANG MEMBACA
UZURI || JAEMJEN✔
Fantasy잼젠 [Kingdom x Fantasy] Dalam bahasa Swahili, UZURI memiliki makna "keindahan" WARNING !!! TOP! JAEMIN BOTTOM! JENO Start : 17 - 05 - 2022 End : 10 - 07 - 2023