25. Is He?

6.8K 854 17
                                    

BRAKKK....

"KENAPA KAU BISA SAMPAI KESANA HAHHH?" Seru Mark yang kini menyeret Haechan kedalam kediaman mereka.

Haechan yang meringis ngilu karena merasakan sakit pada pergelangan tangan nya lantas mendongak ingin membalas perkataan sang suami.

"BERANI-BERANI NYA KAU MEMBENTAK KU MARK? KAU TIDAK PERNAH BERLAKU SEPERTI INI SEBELUMNYA!" Balas Haechan nyalang, ringisan pada pergelangan tangan nya pun tak terasa lagi karena menahan amarah nya.

Mark yang melihat Haechan balas membentak nya lantas menciut gugup, tatapan nya yang nyalang langsung berubah sayu.

"Maaf aku kelepasan membentak mu Haechan, aku hanya panik." Ujar Mark yang kini memegang tangan sang istri lembut, mengelus bagian yang sudah di genggam nya dengan kuat tadi.

Haechan menetralkan napas nya yang menggebu-gebu, perlahan ia menyentuh pundak sang suami.

"Aku memaafkan mu tapi jangan mengulangi nya lagi. Aku tidak suka dikasari suamiku." Balas Haechan tersenyum kemudian mengecup singkat bibir sang suami.

Mark mengulas senyum lega, ia membalas, "Sekarang katakan padaku bagaimana kau bisa sampai kesana? Kau sendiri kan tahu kalau itu ruangan yang terlarang untuk siapa pun masuki tanpa seizin Jaemin."

Haechan mengerucutkan bibir serta menggembungkan kedua pipinya mendengar perkataan Mark.

"Aku tidak sengaja masuk kesana. Salahkan anakmu yang banyak tingkah itu karena tidak bisa diam sedetik pun. Saat aku ingin mengambil minuman untuk nya dia malah menghilang dan kutemukan di dalam kamar pemuda tadi."

"Hahhh sudah ku duga itu karena kecerobohan mu. Kau lihat bagaimana ekspresi Jaemin saat berteriak dan membentak ku karena lalai mengawasi mu?" Gantung Mark menunggu reaksi Haechan.

"Itu ekspresi membunuh Haechan, dia tak suka bila wilayah nya diusik tanpa izin." Lirih Mark pelan.

Haechan menunduk mendengar penjelasan Mark, ia menggigit kecil bibirnya karena gelisah.

"Aku minta maaf karena sudah mempermalukan mu Mark."

Mark menggeleng pelan kemudian mengecup singkat kening Haechan, "Tak apa, asal kau berjanji untuk tak mengulangi nya."

Haechan mengganggukkan kepala tanda patuh. Ia kemudian bertanya lagi, "Ngomong-ngomong siapa pemuda yang berada di kamar Jaemin?"

"Aku tidak tahu, apa kau melihat wajah pemuda itu tadi?" Tanya Mark balik.

"Iya, aku tak sengaja melihat wajah nya walaupun sekilas,"

"Apakah pemuda itu yang bernama Zuri?" Tanya Haechan lagi.

Haechan mengulas balik pertemuan singkat nya dengan pemuda berpakaian putih tadi. Rambut berwarna keperakan dengan kulit seputih salju, wajah yang menawan dan indah dengan aroma tubuh mawar yang menggoda. Ciri-ciri nya mirip sekali dengan yang pernah diceritakan oleh Chenle dan Jaemin kepada nya.

"Mungkin saja, tadi Jaemin mengatakan kepada ku bahwa ia telah menemukan sosok incaran nya."

Haechan menunduk, terdiam beberapa saat. Namun tak lama kemudian ia mendongak lagi, menatap Mark dengan serius serta menekan dan meremas bahu Mark kuat, membuat Mark meringis sakit.

"Ada apa dengan mu hmmm? Ini sakit Haechan." Ujar Mark sambil menunjuk bahu nya.

"Aku tidak mengizinkan mu untuk bertatapan langsung dengan Zuri, terlebih lagi sampai melihat wajahnya!" Perintah Haechan tegas.

Mark menaikkan alis bingung tanda tak mengerti dengan perintah istrinya.

"Kenapa tak boleh? Dia adalah calon istri Jaemin, bukankah wajar bila aku akan bertemu dengan nya suatu saat nanti." Balas Mark lembut.

Haechan mengulum bibir resah, ia hanya tak suka.

"Aku tak ingin bila kau nanti nya tertarik dengan pemuda itu Mark~" Cicit Haechan pelan.

Mark melotot tak percaya dengan jawaban Haechan.

"Apa yang baru saja kau katakan ini hmmm? Tertarik bagaimana? Aku hanya tertarik padamu Haechan, aku tak kan pernah berpaling." Balas Mark tersenyum geli melihat raut Haechan yang seperti tengah merajuk.

"Iiiisss kau tidak mengerti Mark." Sungut Haechan.

"Tidak mengerti bagaimana? Jelaskan padaku supaya aku mengerti dengan maksudmu."

"Dengan paras cantik dan menawan yang dimiliki pemuda itu, ia bisa membuat siapapun suka padanya Mark. Aku takut kau juga akan terpesona padanya dan berpaling dari ku." Ujar Haechan jujur, tidak dapat dipungkiri bahwa ia juga sempat terpesona dengan pemuda bernama Zuri itu sebelum memproses apa yang terjadi.

Mark menampilkan senyum geli melihat raut Haechan, terselip kecemburuan terpancar meski hanya tipis-tipis.

"Sayang~ Itu tidak akan terjadi. Aku hanya mencintai mu Haechan, jangan pernah meragukan ku." Ujar Mark selembut mungkin.

"T-tapi tapii..."

"Tidak ada tapi-tapian. Percaya padaku. Kau percaya dengan suami mu kan?" Tanya Mark yang dibalas anggukan Haechan.

"Bagus..."

Mark melihat ke arah jendela untuk melihat cuaca yang perlahan mulai berubah, dari terang menuju gelap.

"Hari sudah mulai gelap." Ujar Mark yang kini menggerakkan kedua tangannya untuk diletakkan di pinggang ramping Haechan.

Haechan yang mulai mengerti dengan pembicaraan Mark lantas mengalungkan kedua tangan nya di leher sang suami.

"Lalu~" Ujar Haechan menggoda.

"Aku ingin menghabiskan malam dengan mu sayangku." Balas Mark yang kini mulai meremas lembut pinggang sang istri.

Eunghhh~

"Bagaimana dengan Revandra?" Jawab Haechan sembari menikmati remasan yang diberikan Mark.

"Akan ada pelayan yang menjaga nya." Ujar Mark yang kini tengah mengecup singkat seluruh permukaan wajah Haechan.

"Baik lah jika itu keinginan mu, Tuanku~"







🌸🌸🌸







*Note

Na jaemin beserta perintilan nya...
(づ ̄ ³ ̄)づ

(づ ̄ ³ ̄)づ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang