33. That Fact

5.7K 666 79
                                    

BRAKK!!!

"Tidak mungkin, ini tidak mungkin."

Winter berulang kali mengulang kata yang sama setiba nya ia di kamar peristirahatan Jeno, sementara Jeno sendiri hanya terduduk diam, sorot mata nya kosong setelah mengetahui berita yang cukup menggemparkan beberapa menit lalu.

"Katakan sesuatu Jeno!"

Kekhawatiran sang kakak tak membuat ia bergeming, membalas ucapan sang kakak juga percuma, ia tak minat untuk menjawab.

"Millena tidak mungkin hamil, dia tidak mungkin hamil."

Winter menarik rambut nya frustasi. Dada nya masih saja berdebar kencang.

"Millena tidak mungkin hamil anak Jaemin. Jaemin tidak akan mungkin bisa memberikan keturunan, dia itu ma—"

Belum sempat Winter menyelesaikan ucapan nya, Jeno lebih dulu menyanggah.

"Hentikan kak, jangan lanjutkan ucapan mu."

"Lantas bagaimana? Kau ingin aku diam saja sama seperti mu?"

Keterbungkaman Jeno lagi-lagi membuat Winter mengerang jengah. Ia ingin berteriak kencang untuk meluapkan kekesalan nya.

"Jangan diam saja Jeno, lakukan sesuatu!"

"Kau ingin aku melakukan apa kak?"

"Lakukan sesuatu agar mereka berpisah Jeno, jangan jadi pengecut. Kau adalah keturunan murni Zurian, kau istimewa dengan segala kesempurnaan."

Helaan nafas terdengar dari Jeno yang justru menatap Winter dengan mata yang berkaca-kaca, "Istimewa? Apa yang kakak maksud dengan istimewa? Aku membawa kutukan di dalam diriku. Tidak kah kakak mengerti?"

"Kutukan apa yang kau maksud Jeno, kau hanya terlarut dalam mimpi buruk mu hingga kau jadi pengecut seperti ini. Kau menjadi pribadi yang berbeda, kau bukan Jeno kecil ku yang pemberani seperti dulu."

Ada nada kekecewaan yang Winter sampaikan disetiap kalimat nya, mata nya ikut berkaca melihat Jeno yang tampak akan menangis, "Menurut mu bagaimana tanggapan Jaemin jika mengingat tentang aroma mawar dan ciuman di bibir pada 15 tahun yang lalu?"

Winter kemudian mengambil jubah yang ia letakkan di kasur Jeno, "Menurutku, ia akan kecewa karena cinta pertama nya lebih memilih untuk mundur."

"Aku permisi!"

Setelah Winter pamit dari kamarnya, Jeno kembali menangis dalam sepi, meratapi nasib yang entah kenapa selalu membuat ia takut.

Selama hidup nya ia telah dibayangi oleh ketakutan, takut akan suatu kehilangan yang berujung kematian.

Grakk!

Seekor burung merpati hinggap di jendela kamar Jeno yang terbuka, ia kemudian berjalan untuk mendekati burung merpati yang berbulu putih bersih itu.

"Apa kau setuju dengan pendapat kakak ku burung? Apa aku memang seorang pengecut?"

Tak ada balasan pasti, Jeno hanya bercerita meski tak akan mendapatkan tanggapan. Setidak nya beban yang ia rasakan akan sedikit berkurang setelah ia tumpahkan.

"Aku... Aku menyayangi nya burung."

"Aku menyukai mu Zuri, jika dewasa nanti aku ingin kau menjadi istriku."

Jeno tersenyum setelah mengingat kilas balik yang pernah ia dengar 15 tahun lalu.

"Aku menyukai mu juga Yang Mulia. Tapi maaf, aku sungguh-sungguh takut."








¤¤¤








"Ratu, kemarilah."

Di dalam kamar Sang Raja, Taeyong dan Jaehyun tengah duduk mendiskusikan sesuatu setiba nya mereka dari perjamuan.

"Jeno itu... Aku seperti tak asing melihat paras nya."

Jaehyun menggerutu sendiri setelah mengingat kembali sosok Jeno yang tertangkap di dalam ingatan nya.

"Aku juga seperti tak asing melihat sosok nya, bahkan ketika aku memergoki nya beberapa waktu lalu." Taeyong ikut menyuarakan pendapatnya.

"Kenapa?"

"Aku pernah membongkar penyamaran nya beberapa waktu lalu dan setelah ku pikir-pikir aku seperti tak asing melihat wajahnya."

Jaehyun mengangguk mantap sembari menatao mata Taeyong, "Selidiki siapa pemuda yang akan di pinang oleh Jaemin, kita harus mengetahui dengan jelas asal-usulnya."








¤¤¤








"Aku tidak berkhayal kan Karina?"

Annora sedari tadi menggeleng kepala nya tak percaya setiba nya ia di dalam kediaman nya. Ia terus saja bergumam membuat Karina kalang kabut dibuat nya.

"Tenangkan diri anda Selir."

"Tuanku telah tiba Karina, dia ada di depan mataku."

Karina yang paham dengan siapa yang di maksudkan oleh Annora hanya mengangguk saja, ia segera membantu Annora untuk berganti pakaian.

"Tapi bagaimana mungkin Millena bisa hamil? Jaemin sendiri diramalkan tidak bisa memberikan keturunan, tidak mungkin ramalan itu meleset kan?"

Pertanyaan dari Annora membuat Karina ikut berpikir, "Putri Millena pasti telah berselingkuh dari Yang Mulia Putra Mahkota."

Mendengar perkataan dari Karina membuat Annora memicingkan mata nya, "Tidak salah lagi. Millena pasti telah bermain di belakang Jaemin. Dasar wanita jalang, berani nya dia!"

Melihat Annora yang akan meledak, segera Karina mengipasi tubuh Annora bermaksud untuk menenangkan sang majikan.

"Aku harus turun tangan Karina, aku harus membongkar kesalahpahaman ini. Aku tidak ingin Jaemin mengakui anak itu sebagai anak nya."

Annora melangkahkan kaki nya berjalan ke arah balkon yang berada di dekat kamar tidurnya, "Takdir Jaemin telah kembali, Permaisuri asli sudah berada di istana ini. Dia yang cantik dengan segala kesempurnaan, Yang Mulia Jeno Zurian."






🌸🌸🌸






*Note

Cerita ketika pertama kali mereka bertemu🌹

Cerita ketika pertama kali mereka bertemu🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang