27. Out Of The Room

6.8K 813 84
                                    

"Aku dengar bahwa Jaemin membawa seseorang ke kediaman nya." Tanya seorang wanita yang tengah duduk didepan meja rias nya.

"Benar Selir Agung."

"Kau tahu siapa dia?" Tanya nya lagi.

"Hamba tidak tahu Selir, Yang Mulia Jaemin melarang siapa pun untuk berada di sekitar kediaman nya."

"Hmmm begitu? Aku yakin pasti dia adalah orang yang sangat special bagi Jaemin." Ucap Annora lagi.

Terdiam sebentar sembari melihat paras nya yang terpantul di depan cermin, Annora tengah berkutat dengan kepala nya memikirkan sesuatu hingga tanpa sadar suara si pelayan yang tengah menata rambut nya menyadarkan Annora dari lamunan.

"Sudah selesai Selir."

Annora memegang rambutnya yang telah di tata dengan begitu cantiknya, ia berbalik badan untuk melihat wajah si pelayan.

"Aku selalu suka dengan hasil polesan yang berasal dari tangan mu Karina, tidak sia-sia aku membawa mu dari kediaman keluarga ku." Puji Sang Selir kepada pelayan setia nya.

"Anda tidak perlu memuji hamba Selir, itu adalah kewajiban hamba." Balas si pelayan.

"Bagaimana dengan kabar 'dia'? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Sang Selir.

Karina mengangguk sebagai jawaban ketika diberi pertanyaan, "Kabar terakhir yang hamba dengar bahwa beliau baik-baik saja Selir."

Annora menghela napas pelan, ia membalas "Syukurlah, aku tidak sabar untuk bertemu dengan nya."

"Selir merindukan nya?"

"Sangat..... aku sangat merindukan nya." Jawab Annora lirih, terpancar sendu dimata nya menyiratkan kejujuran atas ucapan nya.

Karina tersenyum kecil untuk menghibur sang majikan, "Selir hanya perlu bersabar."

"Aku punya satu tugas untuk mu Karina." Pinta Annora.

"Apa itu Selir?" Tanya Karina bingung.

"Cari tahu siapa orang yang dibawa Jaemin. Beritahu aku segera jika kau mendapatkan informasinya." Perintah Annora.

"Untuk apa Selir, itu sangat berbahaya." Nasehat Karina.

"Bermain-main dengan Jaemin itu seru, tatapan nyalang yang selalu dia lontarkan kepada ku membuat ku terhibur setiap bertemu dengannya." Ujar Annora di sertai smirk kecil nya.

"Baiklah kalau begitu hamba pamit undur diri Selir."

"Pergilah!" Ujar Annora terakhir kali kemudian berbalik kembali ke arah cermin melihat riasan wajahnya.









¤¤¤









"Kamu sudah siap?" Tanya Sang Pangeran ketika memasuki kamar utama yang ditempati Jeno.

Jeno yang tengah terduduk diranjang menoleh ke arah Jaemin ketika sang empu bertanya kepadanya.

"Sudah... Anda benar-benar akan membawaku menemui Hyunjin kan?" Tanya Jeno memastikan.

"Hmmm... Aku tidak akan mengingkari ucapan ku, namun sebelum itu kamu pakai ini dulu." Perintah Jaemin lalu menyodorkan satu buah jubah cantik dengan sulaman corak mawar putih yang begitu identik dengan Jeno.

"Aku menyiapkan jubah ini khusus untuk mu, kuharapkan kamu menyukai nya." Ujar Jaemin, tatapan tulus nya melihat ke arah Jeno yang terdiam mendengar ucapan nya.

Jaemin memakaikan jubah tersebut kepada Jeno, ia menata jubah itu dengan sedemikian rapi nya hingga hanya terlihat sepasang mata indah Jeno dengan sepasang tangan putih pucatnya yang tak tertutupi kain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin memakaikan jubah tersebut kepada Jeno, ia menata jubah itu dengan sedemikian rapi nya hingga hanya terlihat sepasang mata indah Jeno dengan sepasang tangan putih pucatnya yang tak tertutupi kain.

Bukan tanpa alasan Jaemin memakaikan jubah tersebut kepada Jeno, ia tak ingin orang lain melihat kecantikan milik pujaan hati nya. Mengizinkan Jeno keluar kamar saja ia sudah berat hati apalagi membiarkan kemolekan tubuh kekasihnya dilihat orang lain secara percuma.

"Sudah... Ayo!" Ajak Jaemin kemudian meraih tangan kanan Jeno agar di genggam nya.

Jeno yang risih dengan genggaman Jaemin berniat melepaskan tangan pemuda tersebut, namun ucapan Jaemin selanjutnya membuat ia tak berkutik.

"Jangan sekali-kali kau mencoba melepaskan genggaman ku, jika tidak akan kubatalkan rencana kita menemui sahabatmu." Ancam Jaemin dengan nada rendahnya.

"Sial..... Kapan aku bisa menghajarnya, aku sudah muak di atur-atur." Batin Jeno nelangsa.

"Maaf Yang Mulia~"

Mendengar permintaan maaf dari Jeno, Jaemin pun mulai berjalan membawa Jeno yang berada dibelakang nya.

Sepanjang perjalanan menyusuri lorong, bisik-bisikan halus selalu terdengar seiring dengan pijakan yang mereka lakukan.

Banyak pasang mata melihat ke arah Sang Pangeran yang tengah menggengam tangan seseorang dibelakang nya, terlihat juga 4 orang pengawal yang berjaga dibelakang Sang Putra Mahkota.

"Pssst pssttt.... Apa dia orang yang disembunyikan oleh Yang Mulia selama ini?" Bisik seorang pelayan yang memperhatikan sang penguasa menggandeng seseorang.

"Kurasa benar. Lihat bagaimana cara Yang Mulia memperlakukan nya, sungguh romantis."

"Kabar itu ternyata tak salah, ia adalah calon selir yang akan dipersunting oleh Yang Mulia."

"Ahhh aku sungguh iri~"

"Kenapa? Kau ingin digandeng Yang Mulia juga?"

"Bukan, meski sangat ingin tapi aku sadar diri, Yang Mulia tidak akan mau dengan orang sepertiku. Aku hanya iri melihat tangan yang digenggam oleh Yang Mulia."

"Maksudmu?"

"Lihat tangan seputih salju yang di genggam oleh Yang Mulia, kontras sekali perbedaan nya padahal kulit Yang Mulia saja sudah putih. Dia pasti orang yang sangat cantik hingga Yang Mulia mau bersikap lembut kepada nya."

"Aku setuju..."

Jaemin melihat ke arah sekitar dimana pengawal dan pelayan sibuk menatap penasaran padanya, lebih tepat nya kepada Jeno yang berada dibelakangnya.

"Tundukkan pandangan kalian atau akan kuhabisi kalian sekarang juga." Ancam Sang Pangeran dengan delikan tajam nya, ia mempererat genggaman tangan nya pada Jeno.

Shhhh...

Desis Jeno ketika merasakan kuatnya genggaman Sang Pangeran, "Kapan aku bisa lepas dari manusia menyebalkan ini. Aku benci menjadi pusat perhatian, seharusnya aku meminta untuk menyamar saja menjadi buruk rupa." Batin Jeno.

Jauh dari tempat sepasang pemuda itu berada, terlihat di sebuah balkon seorang perempuan tengah memperhatikan mereka berdua.

"Permaisuri tidak ingin masuk? Anda harus memeriksakan kesehatan Permaisuri" Ujar seorang pelayan kepada sang majikan.

Millena masih menatap dengan datar objek yang dilihat nya sedari tadi. Kedua tangan nya mengepal kuat pada atas balkon.

"Cari tahu siapa orang dibawa oleh Putra Mahkota. Aku ingin informasinya sesegera mungkin." Perintah Millena dengan tatapan mengintimidasinya.

"Baik Permaisuri." Ujar sang pelayan.







🌸🌸🌸







*Note

Emang boleh ya selucu ini (づ ̄ ³ ̄)づ
Jiwa nunaku bergetar2 padahal kita cuma beda 21 hari brojol nya ʕ•ﻌ•ʔ

Emang boleh ya selucu ini (づ ̄ ³ ̄)づJiwa nunaku bergetar2 padahal kita cuma beda 21 hari brojol nya ʕ•ﻌ•ʔ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang