41. La Vie En Rose

5.5K 608 56
                                    

Dalam hidup Jaemin hanya tahu bahwa mencintai hanya pantas dilakukan bagi mereka yang memiliki hati, mereka yang dengan tulus memusatkan puja pada satu objek hingga mampu menyerahkan raga secara penuh akan kendali seseorang.

Ia tak menyangka bahwa suatu hal mustahil yang akan di rasakan nya kini benar-benar di alami nya sekarang, esensi seorang lelaki cantik berhasil membuat Jaemin merasakan gejolak asing yang dahulu pernah di sangkal nya.

Tangan nya beralun ringan mengelus permukaan halus sewarna putih dengan kekenyalan itu dalam sebuah sapuan. Sejak bangun dari tidur nya, Jaemin melakukan hal tersebut berulang kali, seraya menatapi raga sang elok yang kini tertidur nyaman dalam rengkuhan nya.

Pualam nya, birai nya, hingga setiap sudut fiturnya tak lekang oleh penglihatan Jaemin dalam mengagumi paras sang kekasih yang tampak damai.

"Bagaimana bisa kau dengan mudah nya mengambil hatiku?"

Sebuah kalimat yang jelas merupakan pertanyaan itu Jaemin tanyakan pada dirinya sendiri. Diri nya sungguh bingung, bagaimana bisa seonggok manusia begitu mudah mengambil hati nya, membuat ia sungguh lemah bila mana sang kekasih hilang dari jangkauan.

Elusan dibawa turun mengenai tulang selangka yang kini bertanda, bekas gigitan sehabis percintaan itu menjadi tanda bagaimana ganasnya Jaemin dalam menjamah sang kekasih.

Punggung mulus yang terpampang nyata itu di kecup pelan, mengagumi bagaimana indahnya raga di setiap sudut sang kekasih. Sebuah kegiatan yang terbilang sia-sia namun Jaemin enggan untuk sekedar menyudahi nya.

Ia melirik ke arah jendela, matahari bahkan belum menampakkan wujud namun Jaemin sudah lebih dahulu terbangun, ia memastikan bahwa kegiatan yang mereka lakukan semalam adalah nyata adanya.

Tungkai dibawa untuk menyentuh lantai yang begitu dingin, Jaemin membawa dirinya menuju ke pemandian. Masih dalam keadaan bertelanjang dada, ia dengan santai pergi menuju kamar mandi yang terletak di luar kamar tersebut hingga eksistensi nya berhasil mengagetkan sebagian pelayan dan pengawal yang tengah berjaga.

"Mengapa Yang Mulia sudah bangun? Yang Mulia membutuhkan sesuatu?"

Seorang pelayan yang sudah berusia tua memberanikan diri menyapa Jaemin yang tengah sibuk mencari sesuatu.

"Berikan aku baskom dengan air hangat beserta wewangian yang cukup banyak."

Tanpa menoleh Sang Pangeran memberikan perintah, ia bersedekap dada menunggu si pelayan mengambil pesanan nya tanpa peduli bahwa ada beberapa pelayan wanita muda yang menatap takjub ke arahnya.

Acuh akan tatapan memuja itu Jaemin malah menatap si pelayan tua yang telah mengambil pesanan nya.

"Yang Mulia ingin hamba membawa ini kemana?"

"Berikan padaku biar aku yang membawa nya sendiri."

Dengan kedua tangannya Jaemin membawa baskom tersebut menuju kamarnya, kemudian meletakkan benda itu ke atas nakas di samping ranjang tidurnya.

"Kau sungguh sangat cantik meski sedang terlelap."

Berapa kali pun Jaemin berucap ia tidak akan pernah bosan untuk memuja paras sang kekasih, birai nya senantiasa menghasilkan senyum ketika menatap lelaki yang mengambil seluruh jiwa nya.

Jaemin mengambil sebuah kain tipis yang lalu dibasahi dengan air wewangian yang telah dibawa nya. Ia menyeka tubuh Jeno yang masih terlelap, membersihkan sisa percintaan nya tadi malam. Tak ingin sang kekasih terbangun dalam keadaan kotor.

Berulang kali Jaemin mengulangi kegiatan yang sama. Setiap jengkal tubuh Jeno dibersihkan nya dengan telaten dan lembut hingga kulit yang sebagian berjejak keunguan itu kini mulai bersih dari keringat serta sperma.

UZURI || JAEMJEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang