Malam perayaan yang di adakan oleh pihak istana berlangsung dengan sangat meriah.
Para rakyat serta para bangsawan-bangsawan dari dalam negeri ini ikut berbaur dalam memeriahkan pesta yang di selenggarakan.
Jaemin, selaku Putra Mahkota kerajaan Orbey, malam ini mengenakan setelan jas berwarna merah gelap dengan kemeja putih berbahan satin sebagai dalaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak lupa ia mengenakan bros berlambang kerajaaan Orbey yang di pasang pada setelan jas nya serta pernak pernik lain yang memperindah tampilan Sang Pangeran.
"Kau terlihat sangat menakjubkan Yang Mulia." Ujar Renjun yang kini sedang menikmati minuman nya.
"Kau juga terlihat luar biasa Ren, jangan terlalu memuji ku jika penampilan mu saja sangat menakjubkan malam ini." Balas Jaemin tersenyum.
Renjun terkekeh mendengar balasan Jaemin, ia membalas, "Haha kau bisa saja, Yang Mulia."
"Ngomong-ngomong dimana teman-teman yang lain? Aku tidak melihat mereka sejak pesta ini dimulai." Tanya Jaemin.
"Entahlah, setahu ku Mark, Haechan serta anak nya sedang berkumpul dengan Baginda Raja dan Ratu sementara Jisung dan Chenle mungkin sedang menggoda para gadis cantik yang ada di pesta ini."
"Kau tidak ikut bersama Jisung dan Chenle?" Tanya Jaemin lagi.
"Untuk apa? Lagipula aku sudah mempunyai kekasih asal kau tahu!"
"Benarkah? Siapa? Kau harus memperkenalkan nya dengan kami nanti."
"Aku akan mengenalkan nya pada kalian, tenang saja." Balas Renjun.
Mereka terdiam sejenak sembari menikmati minuman yang ada ditangan mereka.
"Oh iya dimana Permaisuri Millena sekarang? Aku tak pernah melihat nya beberapa hari ini bahkan saat pembukaan perburuan pun dia tak ada." Tanya Renjun.
"Salah seorang pelayan dari kediaman Millena mengatakan bahwa ia sedang tidak enak badan, aku juga tidak tahu mengapa." Balas Jaemin.
"Begitukah? Ku harap ia segera sembuh."
Jaemin hanya berdehem terhadap jawaban Renjun.
"Sampai kapan pesta ini akan berlangsung?" Tanya Renjun memulai obrolan lagi.
"Mungkin sampai subuh nanti. Aku lihat masih banyak saja orang-orang yang berkumpul." Balas Jaemin santai.
Belum sempat Renjun membalas lagi, seseorang yang Renjun kenal sebagai 'tangan kanan' Jaemin datang menghampiri mereka.
Bangchan, nama pemuda tersebut. Kini sedang membisikkan sesuatu kepada Jaemin yang tidak dapat Renjun dengar.
"Aku pamit dulu Ren, ada keperluan penting yang harus ku urus, silahkan nikmati pesta nya." Ujar Jaemin meninggalkan Renjun.
