Chapter 16

669 162 9
                                    

Untuk pertama kalinya Terra merasa bahwa meja makan tak sesuram biasanya meski Ercher juga bergabung untuk makan malam. Jill atau Pheliod dan ibunya tidak mencoba cari gara-gara, lalu membuat kehebohan. Namun, sepertinya tidak pernah bisa bertahan lama. Meski ketiga orang itu tidak membuat ulah, kali ini Keir yang mencoba untuk menghancurkan suasana.

“Ercher?” panggil Keir.

Ercher yang baru saja menurunkan gelas minumnya pun menoleh tanpa ekspresi. Jadi sulit untuk dibaca. Jujur saja. Sebenarnya Ercher sangat tidak ingin melihat Keir karena pria itu mirip dengannya. Karena itu pula Ercher tidak mau membayangkan versi dirinya yang jahat.

“Apa kau tidak membutuhkan pelayan pribadi?”

Terra menoleh pada Ercher, penasaran. Apakah sejak sampai di kediaman ini Ercher melayani dirinya sendiri? Meski Ercher sudah terbiasa melakukannya saat menjadi kesatria putra mahkota dan di medan perang, tetap saja pria itu seorang tuan muda. Harusnya Keir memberikanya pelayan sejak awal.

Ercher menggeleng.

Keir menghela napas. “Bagaimanapun kau juga tuan muda dari rumah ini. Sudah seharusnya kau dilayani.”

Ercher memberikan senyum tipis pada Keir dan Terra jelas sekali melihat senyuman itu. Bahkan Keir jadi mengerutkan kening karena merasa kesal. Meski senyuman itu terlihat sangat samar, Terra jelas melihat bahwa Ercher mengejek ayahnya.

“Saya tidak butuh.”

“Meski kau terbiasa melayani dirimu sendiri saat di istana, tetapi kau tuan rumah di sini. Jadi, wajar—”

“Tak perlu.” Ercher berdiri dari duduknya. “Semua pelayan yang Anda berikan sejak dulu sangat buruk. Lebih baik tidak memilikinya.”

Terra tercengang. Apa Ercher memang bisa bicara selancar itu? Melihatnya seperti itu, Ercher seperti benar-benar memiliki aura yang berbeda dengan tuan muda biasa. Dia terlihat sangat cocok jadi orang yang mendominasi. Apa Ercher memang terlihat cocok memerintah, ya?

***


Ercher keluar dari ruang makan dengan perasaan marah. Hanya saja ia tidak pintar untuk menunjukkan perasaannya ke hadapan orang-orang. Maka dari itu banyak yang bilang bahwa Ercher orang yang dingin.

Bukan. Ia pernah menunjukkan perasaannya di masa lalu, tetapi tak seorang pun yang bisa peduli padanya. Jadi, Ercher memutuskan untuk tidak bicara dan menunjukkan ekspresi karena tidak ada yang akan mendengarkannya.

Apa katanya tadi? Pelayan pribadi?

Ercher tidak membutuhkan apa pun dari kediaman ini. Ercher sudah punya semua yang dibutuhkannya selama ini dari pangeran. Ercher punya banyak uang, ia juga punya reputasi sebagai kesatria. Bahkan Ercher juga punya rumah sendiri di ibu kota andai ia mengatakannya pada pangeran.

Ercher sudah lelah dengan semua pelayan pribadi yang dulunya diberikan oleh Keir. Tidak satu dari mereka yang menganggap dirinya tuan muda dari keluarga ini. Mereka memperlakukan Ercher seperti dirinya adalah wabah menular.

Ercher tidak tahan diperlakukan seperti itu lagi. Memang lebih baik ia menolak semua kebaikan pura-pura Keir.

***


Jill mendengkus setelah Ercher meninggalkan ruang makan. Sedangkan Terra masih berada di kursinya karena mencoba mencerna situasi. Ia tidak menyalahkan Ercher. Karena bagi Terra, sudah hal yang wajar jika pria itu tidak bisa bertahan dengan orang-orang yang membuatnya kesulitan.

“Perilakunya tetap saja buruk,” gumam Keir. “Aku jadi tidak tahu harus bagaimana dengan anak itu.”

“Memang sejak dulu dia itu suka bikin rusuh,” kata Igrisa sambil minum. Kemudian menatap Terra usai meletakkan gelasnya. “Dia itu pembuat onar. Kuharap Nona Terra tidak terlalu dekat dengannya.”

Terra ingin mengerutkan kening, tetapi ditahan. Mendengar mereka ini bilang Ercher tukang onar, rasanya tidak sama seperti Ercher yang selama ini bersama Terra. Pria yang sering bersama Terra itu terlihat sangat tenang dan tidak menyukai keributan.

“Benarkah?” tanya Terra. “Bukankah yang terlihat malah Anda sekalian yang mengucilkan Ercher?”

Keir menghela napas. “Kau salah paham, Nona Terra.”

“Oh, ya? Maaf. Mungkin itu terjadi karena saya kurang informasi. Saya tidak diberitahukan apa pun mengenai orang-orang yang mungkin akan menikah dengan saya. Termasuk Sir Ercher.”

“Aku yakin sekali kau tidak bisa bertanya langsung dengan anak itu,” balas Igrisa. “Dia masih berkomunikasi dengan buruk. Sejak dulu memang dia begitu.”

Bagi Terra, komunikasi Ercher sama sekali tidaklah buruk. Pria itu hanya lucu. Dia punya caranya sendiri untuk berkomunikasi dengan seseorang dan itu bukanlah kesalahan. Dia menggemaskan.

“Lalu adakah yang bisa menjawab semua pertanyaan saya tentang kenapa Sir Ercher begitu?”  tanya Terra. Mendadak saja meja itu jadi hening.

Terra mengajukan pertanyaan itu bukan murni ingin bertanya. Akan tetapi orang-orang itu sadar bahwa Terra tengah menyindir mereka. Meski orang-orang itu bilang Terra tidak tahu apa-apa, tetapi mereka jauh lebih tak tahu apa pun tentang Ercher. Jadi, sama halnya dengan Ercher yang sulit menjawab atau menjelaskan tentang dirinya, orang-orang ini malah tidak punya informasi apa pun.

“Tidak ada dari kami yang menyukai Ercher,” kata Pheliod tiba-tiba sambil mengangkat kedua bahunya dengan cebikan remeh. “Dia itu tidak enak dipandang.”

Terra memiringkan kepalanya. Heh, apa katanya? Tidak enak dipandang? Orang setampan, sekekar, dan selucu Ercher itu tidak enak dipandang? Kau jauh lebih tidak enak untuk dipandang, maki Terra dalam hati.

“Dia itu hanya anak haram,” lanjut Pheliod. “Harusnya dia tidak masuk perhitungan dalam Sillabent.”

Brak!

Keir menggebrak meja dengan keras dan membuat Terra terkejut sampai nyaris terjungkal dari kursinya. Pria itu menatap marah pada Pheliod. “Aku sudah bilang untuk tidak menggunakan kata itu di depanku, Phel!”

Pheliod mendengkus. “Yah, itu kenyataannya.”

Keir berdiri dari duduknya dan melangkah lebar meninggalkan meja makan. Kemudian meninggalkan mereka semua di ruangan itu tanpa mengatakan apa pun.

Ah, ya ampun. Keluarga ini memang kacau balau. Bagaimana mungkin Philips membiarkan Terra masuk ke dalam keluarga ini begitu saja. Kalau mendiang ibunya tahu, Philips pasti sudah dimarahi habis-habisan.

“Ercher itu anak haram, Terra,” kata Jill. “Tidak ada bagusnya kau memilih dia. Anak itu memabwa dosa yang besar di tubuhnya. Yah, aku mengatakan ini bukan untuk menjatuhkannya sebagai saingan. Aku hanya peduli padamu. Kau mungkin bisa dalam bahaya jika bersama dia.”

“Ya,” sambung Pheliod. “Orang-orang yang dekat dengan Ercher itu bergantian mati.”

“Anak itu membawa kemalangan untuk Sillabent. Aku tidak mau jika kemalangan itu menghampirimu, Terra.”

Terra menarik napas dalam-dalam. Kemalangan apa? Terra tidak tahu apa pun mengenai kutukan. Karena keluarganya tak seorang pun yang memiliki elemen sihir jahat begitu. Kalau Ibu Ercher seorang pengembara, maka wanita itu orang akan membawa sihir kutukan ke mana-mana. Setahu Terra, satu-satunya orang yang memiliki elemen sihir kuno yang bisa menciptakan kutukan adalah Duke Rict Sharakiel. Pria itu sudah mati tahun lalu.

Itulah yang Terra dengar saat kaisar memanggil Philips ke ibu kota karena kekacauan itu. Sama sepetri 3 elemen sihir lainnya, Sihir Kuno tidak gampang lahir begitu saja. Meski jangka waktunya tak menentu seperti Black Saint yang akan lahir tiap 200 tahun sekali, tetapi Sihir Kuno tak mudah dilahirkan begitu saja.

Jelas sekali kalau Ibu Ercher bukan orang yang memiliki elemen sihir berjenis kutukan seperti Sihir Kuno yang merapalkan mantra tergantung dengan kondisi hati. Sihir yang keluar bisa baik atau jahat.

“Maaf,” kata Terra sambil berdiri. “Tapi sangat tidak berperasaan menyebut Sir Ercher itu sebagai aib atau kutukan keluarga. Di ibu kota dia berusaha mengharumkan nama Sillabent dengan menjadi kesatria. Aku akan cari tahu sendiri terlepas apa pun pilihanku nantinya.”

Igrisa menyipit saat menatap Terra.

“Aku permisi.”
.
.
Original story by Viellaris Morgen
Kamis (16 Juni 2022)

The Baron's Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang