Chapter 6

843 203 60
                                    

Pada akhirnya Ris update Ercher 😏😏 untuk yang minta update Jade, sabar yaakk. Kita update Ercher dulu.
Soalnya sudah ngaret banget yaa 😭😭
Tapi nyadar gak sih? Makin hari makin sepi ya. Nggak serame saat Ein 😢😢 mungkin udah pada bored.

Yaudah. Aku mengucapkan makasih karena masih bertahan meski aku jarang update untuk beberapa alasan. Aku akan terus lanjut sampai selesai semuanya.

Selamat membaca ☺️☺️ jangan lupa nih. Vote dan komen biar Ris semangat.

***

Ercher turun dari kereta kuda sambil memeluk White dan mengulurkan tangan untuk menolong Terra keluar dari kereta. Wanita itu tampak riang, seperti Raeliana yang berhasil kabur dari Ercher.

“Kita harus ke mana?” tanya Terra sambil berkacak pinggang menatap orang-orang yang berjalan di pusat wilayah. “Ada ide?”

Ercher mengedip sebentar saat menatap Terra, kemudian menggeleng. Bagaimana mungkin ia tahu mau pergi ke mana? Ercher nyaris sepanjang hidupnya tidak pernah berada di Monsecc apalagi sampai berkeliling pusat wilayah. Hidupnya di habiskan di dalam kamar paviliun.

Terra yang menangkap gelagat itu akhirnya mengambil inisiatif. “Tidak apa-apa. Kita putuskan sambil berkeliling. Anggap saja sedang kencan.”

“Kencan?”

Terra mengangguk dengan senyum lebar. “Kau pernah kencan?”

Ercher menggeleng lagi.

“Atau kau tidak tahu apa itu kencan? Ah, sempurna.” Terra terlihat akan tertawa senang ketika tahu Ercher sekali lagi menggeleng karena tidak mengerti apa itu kencan.

Tanpa menunggu jawaban, Terra menarik tangan Ercher dan mulai membawanya berjalan di sepanjang pertokoan dan kios-kios pusat wilayah.

Dalam diam Terra sesekali melirik Ercher. Pria itu sambil memeluk White yang diam menatap jalanan, dia juga menoleh pada toko-toko dan kios-kios. Mungkin memang Ercher tidak tahu apa itu kencan, tapi tidak mungkin dia dan Putri Raeliana tidak pernah jalan-jalan.

 “Kudengar kau sering berjalan-jalan dengan Yang Mulia Putri.”

Ercher hanya melirik dan tidak menjawab. Ia memang sering melakukannya, tetapi terkadang Ercher benci Raeliana yang berkeliaran meninggalkan istana. Karena saat wanita itu keluar akan ada banyak gosip buruk tentangnya.

“Apa aku boleh memanggil namamu?” tanya Terra saat menyelaraskan langkahnya dengan Ercher.

Ercher mengangguk. “Boleh.”

Hanya beberapa orang yang bisa memanggil Ercher dengan santai. Kebanyakan dari mereka malah merasa enggan mendekati Ercher. Salah satu penyebabnya adalah nama buruk Keir. Para bangsawan yang tahu keburukan Keir di masa lalu terkadang menatap Ercher dengan aneh.

“Berapa usiamu? Apa itu pertanyaan yang tidak sopan? Ya, aku hanya ingin mencoba lebih akrab karena kurasa aku akan berada di rumah Sillabent cukup lama. Jadi ... aku ingin menjalin pertemanan.”

“Dua puluh,” jawab Ercher sambil mengangguk. “Panggil suka-suka.”

“Ah, ternyata kau memang sedikit lebih muda dibanding aku. Baik, aku akan panggil Ercher. Kau bisa memanggilku Terra.”

“Kakak,” gumam Erher.

Hal itu malah membuat Terra sedikit melotot karena tercekaat. “Tidak-tidak. Jangan panggil aku begitu. Aku hanya dua tahun di atasmu. Panggil saja namaku.”

“Kakak.”

Terra memalingkan wajah, bukan karena kesal. Melainkan ia mau menyembunyikan senyum lebarnya karena merasa senang dan lucu. Ia mau berteriak. Bagaimana bisa Ercher dengan polosonya memanggil Terra dengan sebutan itu.

The Baron's Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang