Chapter 29

635 157 14
                                    

Habis nulis Emperor Contract semalam, sekarang pas bangun isi otak rasa diperas sama Jade 😏😏

***

Terra melangkah ke beranda pondok setelah melihat pintu tempat itu terbuka. Tadinya ia mau datang ke paviliun, begitu melihat pintu pondok, ia langsung berbelok. Pasti Ercher ada di sana.

2 hari setelah duel malam itu yang Terra lihat, sepertinya baron jadi lebih tidak peduli pada Ercher. Ia pun tak membuka topik atau bertanya karena tampaknya tidak ada yang tahu peristiwa malam itu selain Terra dan Jeni. Selain mereka mungkin hanya Kepala pelayan Obanet.

Ercher bilang dia ingin tinggal di paviliun dan orang-orang di rumah utama malah dengan senang hati membiarkannya. Tetapi Jeni bilang kalau beberapa pelayan diutus ke paviliun secara bergantian untuk mengantarkan makanan dan kebutuhan Ercher.

Baguslah. Dengan begitu Ercher tidak kelaparan.

“Ercher?” panggil Terra. “Kau di sini?”

Terra berjalan pelan untuk mendekati pintu. Ia akan menunggu Ercher menyahut atau keluar, kalau pria itu tidak menjawab, berarti ada orang lain yang membuka pondok ini.

“Ercher?”

Tidak ada jawaban. Akhirnya Terra memberanikan diri untuk memegang kusen pintu dan pelan-pelan melihat ke dalam pondok. Namun, ketika kepalanya baru saja ingin melewati kusen pintu, tiba-tiba ....

“Baa!”

“Kyaaa!!!” Terra berteriak karena seseorang mendadak muncul di depan wajahnya. Tanpa sengaja Terra jadi mendorong wajah itu dengan telapak tangannya.

“Ercher!” rutuk Terra. “Bagaimana kalau tiba-tiba jantungku lepas!”

“Aku tangkap,” jawab Ercher dengan senyum.

Apa? Memangnya bisa seperti itu? Mana bisa Ercher menangkap jantung Terra yang terlepas di dalam rongga dadanya. Dasar!

“Mana bisa seperti itu. Kau ini.”

Ercher tertawa pelan. Menarik tangan Terra untuk masuk ke pondok. “Masuk.”

Terra mengikuti saja. Sepertinya Ercher sudah jauh lebih baik. Tidak seperti saat dia baru tiba di Monsecc saat itu. Sekarang Ercher sudah terlihat lebih nyaman, mungkin merasa kalau dirinya berada di wilayah sendiri. Yah, meski wilayah yang Terra maksud adalah seputaran paviliun dan pondok kecil ini.

Ercher kemudian mendudukkan Terra di kursi pada meja tengah pondok. Di meja itu ada mangkuk kaca bulat besar. Di dalamnya ada Pru, Yeli, dan Redz.

“Loh, kau mengosongkan akuariumnya?” tanya Terra. “Kupikir baru tiga hari.”

“Mereka ikut,” jawab Ercher.

Terra mengangguk. Mungkin maksud Ercher adalah dia sengaja membawa ketiga ikan itu untuk ikut dengannya. Lalu saat kembali ke paviliun, ketiga ikan itu akan dikembalikan ke akuarium. Cukup melelahkan melakukannya berkali-kali.

“White?” tanya Ercher. “Mana?”

Terra tertawa. Astaga. Begitu ternyata. Rupanya Ercher membawa ikan-ikan itu karena mau meniru Terra yang sering membawa White. “Oh, apa kau sedang membawa anak-anak ini jalan-jalan?”

Ercher menganggung berkali-kali. “Seperti White.”

“Ya ampun. Bagaimana kalau kita jemput White dan ajak mereka semua jalan-jalan? Aku sudah lama tidak membawa White keluar. Dia jadi malas belakangan ini.”

Ercher langsung mengambil akuarium kecil bulat itu, memeluknya. Terra pun berdiri. “Pergi.”

“Kita pergi sekarang.” Terra memeluk lengan Ercher dan berjalan ke pintu pondok sambil tertawa. Manisnya pria ini. Terra jadi tidak bisa jauh-jauh darinya.

The Baron's Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang