Kita next ya gess yaaa.
Udah pecah 50 soalnya. Biar cepat tamat. Wkwkwk
Draf aku juga bentar lagi tamat.
Sabar yaakkkkHappy reading.
Pecah 50 lagi, kita update 😁😁***
Vanilla memegang dadanya dan menarik napas panjang sebelum mengeluarkannya, lalu mengetuk pintu besar yang ada di depannya itu. Ia harap Igrisa tidak langsung berteriak menyuruhnya masuk.
“Nyonya, ini saya Vanilla,” kata Vanilla agak kencang di balik pintu.
Tak lama kemudian terdengar suara yang menyuruhnya masuk. Sambil menetralkan perasaan, Vanilla mendorong pintu. Datang ke ruangan ini dan menghadap pada Igrisa seperti menghadapi pengadilan. Vanilla hanya berharap ia bisa menimpali semua ucapan Igrisa tanpa gemetar.
“Kau lama sekali, ya,” kata Igrisa sambil menyesap tehnya.
“Maafkan saya, Nyonya.” Vanilla membungkuk, kemudian bersimpu untuk duduk di lantai dekat kaki Igrisa.
Ini kamar utama, batin Vanilla. Ia belum bertemu Baron Keir sama sekali setelah datang. Apa orang itu mengurung dirinya lagi di ruang kerja seperti yang sering Vanilla dengar di rumahnya?
Yah, Vanilla tidak bisa menyalahi baron juga. Jika ia jadi Keir, pasti akan melakukan hal yang sama. Mana mungkin Keir betah dengan wanita yang sengaja dinikahinya karena paksaan keluarga. Ditambah lagi wanita yang memang kepribadiannya buruk seperti Igrisa.
Di kediaman Morene, Vanilla sering mendengar dari para pelayan yang bekerja lama di sana, katanya Igrisa punya kepribadian yang buruk sejak dini. Padahal dia bukan seorang bangsawan tinggi. Dia hanya anak seorang bangsawan menengah yang kebetulan kakeknya punya relasi kuat dengan mendiang Baron Monsecc terdahulu.
“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Igrisa tanpa menoleh pada Vanilla yang berada di bawah. “Anak bisu itu sulit dilayani 'kan?”
Vanilla berusaha menahan diri untuk tidak mengerutkan kening. Anak bisu yang dibicarakan oleh Igrisa pastilah Ercher. Hanya karena Ercher terlihat sangat pendiam, dia menjuluki pria itu dengan anak bisu. Kejam sekali.
“Tidak sesulit yang saya kira, Nyonya. Sir Ercher bukan orang yang banyak maunya.”
Igrisa mendengkus. “Harusnya tidak kubiarkan dia hidup sejak lama.”
Vanilla mendengkus. Saat diadopsi oleh keluarga Morene, ia dengar kalau adik dari ayah angkatnya memang punya seorang anak dari wanita lain. Bisa dikatakan suaminya punya skandal dengan seorang wanita dan menghasilkan anak haram.
“Kau tahu kenapa aku membawamu ke sini, Vanilla?”
“Tidak, Nyonya. Saya hanya tahu kalau saya harus bekerja di sini.”
Igrisa menyeringai. “Merepotkan kalau menyuruh orang lain untuk menjelaskan tugas ini. Kita semua bisa mati kalau ada orang lain yang mendengar.”
Dug!
Jantung Vanilla rasanya seperti ditendang. Kenapa ada kata mati? Ia datang ke kediaman Sillabent untuk bekerja membiayai hidup sendiri karena orang tua angkatnya sudah tak mau bertanggung jawab.
“Maksud Anda ....”
Igrisa berdiri dan berjalan mendekati jendela. “Jill akan menikah dengan Terra dan jadi Baron Monsecc.”
Vanilla meremas roknya. Dalam hati mengejek harapan Igrisa yang terasa sangat muluk. Jill dan Terra akan menikah? Jangan terlalu berharap. Terra saja sudah kelihatan akan menunjuk Ercher sebagai calon suami. Meski tahu, Vanilla tidak membuka suara. Bisa gawat kalau Igrisa tersulut amarah. Di tempat ini tidak ada orang. Ia tidak mau babak belur tanpa ada yang menolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baron's Heart (Tamat)
Fantasy(Series 3 Easter) // SUDAH TERBIT Setelah meninggalkan Monsecc sejak usia 8 tahun, Ercher nyaris lupa kampung halaman. Bukan. Ercher ingin melupakan kampung halamannya. Namun, Baginda Iberich dan Pangeran Ein memerintahkannya untuk kembali ke rumah...