Chapter 36

667 158 25
                                    

Kita gas aja ya guys. Soalnya udah pecah 50 vote setiap hari.
Biar cepet tamat juga di Wp. Wkwk

Happy reading, guys.
Cepet tamat, cepet ke adegan meweknya 🤣🤣

***

"Ada surat dari istana untuk Anda, Sir."

Ercher mengambil surat yang diberikan oleh Vanilla setelah wanita itu dan Jeni selesai menyusun makan malam untuknya dan Terra. Itu adalah surat yang tadi dikatakan oleh Terra.

Ercher mengulas senyum kecil. Ia pikir Raeliana akan melupakannya dan mencari pengawal baru. Ternyata dia masih mengingat Ercher dan mengirimi surat.

"Mau makan dulu atau baca surat dulu?" tanya Terra setelah pintu kamar di tutup oleh Vanilla dari luar. Di dalam ruangan itu hanya tinggal Ercher, Terra, dan ketiga ikan yang berenang dalam akuarium.

"Makan," jawab Ercher sambil berdiri untuk meletakkan surat di tengah tempat tidur. Kemudian terdiam melihat surat itu.

Pangeran sampai harus memakai pola sihir penyengel surat yang hanya diketahui oleh Ercher dan teman-temannya. Itu berarti pangeran tidak boleh ada yang melihat suratnya selain Ercher. Mungkin karena merasa seseorang akan membuka surat milik Ercher.

"Ada apa?" Terra menyusul dan duduk di tepi tempat tidur. Menatap Ercher yang serius memelototi surat.

Bagaimana Ercher harus membalas suratnya nanti?

"Tidak ada kertas dan tinta."

Terra tertawa. "Kau bisa minta Vanilla menyiapkannya. Lagi pula kan kau belum baca suratnya, tapi sudah memutuskan untuk membalas. Kau sangat menyukai Yang Mulia Putri, ya?"

Ercher mengangguk. Ia sangat menyukai Raeliana walaupun wanita itu sering mengusirnya saat menangis atau sering kabur karena Ercher terus membuntutinya. Raeliana sangat pandai merajuk. Mungkin karena Ercher tidak pernah bertemu dengan yang seumuran selain Liliane. Sang putri pun sudah punya Rudolf sebagai pengawal, makanya Ercher tidak dekat dengan siapa pun selain Charlotte-teman wanita satu-satunya.

Ercher menyukai Raeliana seperti perasaan menjaga saudarinya sendiri.

"Apa Ercher menyukaiku?" Terra memiringkan kepalanya. Melihat wajah Ercher yang tadinya datar berubah aneh. Seakan tak tahu harus berekspresi bagaimana.

Ercher berbalik memunggungi Terra. "Makan."

"Heeh~" Terra menarik salah satu sudut bibirnya. "Ercher malu, ya?"

Benar, Ercher malu. Bahkan Terra bisa melihat telinga Ercher agak merona. Terra berdiri untuk menyusul Ercher yang sudah melangkah lagi ke meja di mana makanan mereka berada.

"Ercher lebih suka Kakak atau Yang Mulia?" Terra terus menggoda. Sudah lama sekali Terra tidak menggoda orang lain.

Ini menyenangkan, pikir Terra.

***


"Sungguh cara kembali yang mengejutkan," komentar Jeni sambil memberikan gaun tidur Terra.

Terra saja sampai tidak bisa berkata-kata. Ia bingung harus bagaimana mendeskripsikan Ercher. Terra semasa hidupnya tidak pernah belajar apa pun mengenai kesatria atau sihir. Ia setelah bangkit dari kubangan lumpur, hanya mempelajari cara jadi bangsawan. Itu saja. Terra tidak tahu jenis sihir yang Ercher gunakan.

Awalnya Terra hanya minta diantar sampai kamar agar bisa bersama Ercher lebih lama dan dia mengangguk setuju. Tetapi begitu mereka melangkah keluar kamar, di langkah yang ketiga, tiba-tiba saja Terra sudah sampai di dalam kamar dengan Ercher yang erat memegang tangannya.

The Baron's Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang