Besok lebaran, guys. Jangan minta honus sapi yakk 🤣🤣
***
Ein baru saja kembali dari pertemuannya dengan kaisar dan Xain. Sejak kesatrianya dipulangkan, perkerjaan semakin banyak. Sepertinya satu per satu masalah yang sudah lama tertunda, kembali terbuka. Ein bahkan baru tahu kalah ada cerita seperti itu tentang Ercher.
Ein memang pernah membaca buku sejarah kekaisaran saat berusia 9 tahun. Ada buku yang mengatakan tentang seorang wanita yang mendapat gelar Dame terakhir.
Dame Illiphia Halleysman.
Wanita itu adalah ibunya Ercher. Selama ini Ein hanya tahu bahwa ibu dari kesatrianya itu bermarga Halleysman karena dia seorang keturunan kekaisaran setengah Gipsi. Karena dia besar di kekaisaran Easter, makanya dia mengikuti marga dari ibunya.
Melelahkan sekali menyimak cerita sepanjang itu dari kaisar dan Xain secara bergantian. Bahkan setelah mendengarnya, Ein tak bisa tidak termakan amarah. Ia baru tahu bahwa seorang kesatria ada yang seperti Keir. Dia tidak pantas disebut kesatria. Wajar jika kaisar memerintahkan Keir melepas pedangnya dengan cara tak hormat.
Ein masuk ke ruang tidur dan melihat Raeliana masih duduk bersandar di tempat tidur. Melamun memikirkan sesuatu.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Ein sambil duduk di sisi Raeliana. “Kenapa tidak tidur?”
Raeliana melihat pada Ein. “Apa kau mendengar kabar Ercher? Dia tidak mengirim pesan.”
Ein tertawa pelan. “Kau khawatir?”
“Oh, ya, jelas! Kau bilang dia tidak pernah pulang ke Monsecc sejak umur delapan tahun. Mungkin saja dia tersesat.”
Ein mengerutkan kening. “Ini sudah dua bulan sejak dia pergi. Dia sudah sampai dengan selamat di rumahnya. Dia juga sudah bertemu Terra Silka Bellidona.”
“Kenapa kau bisa tahu? Dia mengirimu surat? Kenapa dia tidak mengirimiku? Wah, dia tidak seperti orang yang merengek tak mau pulang pada malam itu.”
Ein menghela napas. Ia saja baru tahu setelah utusan dari Monsecc datang membawa surat mengejutkan dari Keir yang menuntut penjelasan kaisar tentang Ercher yang ternyata user Sihir Ruang. Ia hanya sempat bertanya apakah Ercher baik-baik saja di Monsecc. Rupanya lebih dari yang Ein harapkan. Dia bisa bertahan di sana.
“Sudahlah. Kau kan tahu bagaimana Ercher. Dia tidak pintar berkomunikasi.”
“Ha!” Raeliana memekik karena tidak percaya dengan ucapan Ein. “Tidak pintar apanya! Kau ingat dia pernah menulis surat untukku, aku menghabiskan sehari semalam untuk membaca semua isi surat itu.”
Yah, Ein akui kalau Ercher memang lebih ahli menulis surat dibandingkan bicara langsung. “Mungkin saja dia tidak tahu bagaimana cara mengirimkannya ke sini. Bagaimana kalau kau saja yang mengiriminya surat? Kebetulan ada utusan Monsecc yang datang siang ini. Kau bisa menitipkan surat padanya.”
“Bagaimana kalau para sialan di Monsecc itu membuka suratku?”
Ein memelototi Raeliana. Memperingatinya agar hati-hati memilih kata dalam bicara. “Aku akan memberikan sihir pada suratnya agar hanya Ercher yang bisa buka.”
“Enaknya punya sihir,” sindir Raeliana.
Ein tertawa. Kemudian berdiri untuk mengganti pakaian. Sebelum itu ia menyentuh kepala Raeliana dan memberikan kecupan di kening wanita itu. “Tidurlah duluan.”
“Kalian jarang melakukan pertemuan bertiga secara langsung. Apa ada hal yang sangat penting?”
Ein menatap Raeliana. Sebenarnya tidak masalah kalau Ein bilang. Tetapi mengingat emosi Raeliana yang tidak stabil belakangan ini—entah karena apa, Ein tidak bisa bilang. Ia takut Raeliana emosi dan pingsan lagi. Belakangan Charlotte jadi sibuk karena Raeliana sering sekali sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baron's Heart (Tamat)
Fantasy(Series 3 Easter) // SUDAH TERBIT Setelah meninggalkan Monsecc sejak usia 8 tahun, Ercher nyaris lupa kampung halaman. Bukan. Ercher ingin melupakan kampung halamannya. Namun, Baginda Iberich dan Pangeran Ein memerintahkannya untuk kembali ke rumah...