Chapter 35

609 153 40
                                    

Hiks!!
Guys. Aku bersyukur 😭😭 akhirnya draf Ercher udah tamat. Bisa mikirin ekstra chapter dan Mini Series Raeliana-Ein 😭😭

Tungguin PO yak. Masih lama sihhh.....

Yaudah. Kita kelarin aja yg di WP yakk.
Happy Reading

***

“Suratnya akan sampai pada Ercher 'kan?”

Ein menoleh pada Raeliana yang berbaring telentang sambil memeluk selimut di dadanya. Sementara Ein masih duduk bersandar di kepala tempat tidur untuk membaca buku.

“Tenang saja. Suratnya akan sampai,” jawab Ein.

Suratnya pasti akan sampai pada Ercher. Kalau pun surat itu tak bisa sampai, tak ada seorang pun yang bisa membukanya selain Ercher. Pola penyegel yang Ein berikan di surat Raeliana hanya bisa digunakan untuk keadaan rahasia antara Ein dan kelima kesatrianya. Selain dari mereka takkan ada yang bisa membuka. Karena hanya kelima kesatria Ein yang akan langsung tahu pola sihir itu ketika memegang surat.

Raeliana bergerak bangun. “Tapi, menurutmu. Bagaimana keadaan Ercher sekarang?”

Ein melirik ke sisi lain untuk menghindari wajah Raeliana. Karena merasa bahwa Ein menghindari pandangan Raeli, ia langsung memegang kedua sisi wajah Ein dan memaksanya menatap Raeli.

“Jangan kabur.”

Ein menyeringai kecil. Bagaimana, ya? Meski Ein menceritakan setidaknya setengah dari masa kecil Ercher yang ia ketahui, tetap saja Ein tidak boleh bicara banyak. Raeli bisa marah melebihi reaksi awalnya saat tahu kehidupan Ercher kecil.

“Aku pikir dia akan baik-baik saja.”

Karena Keir sekalipun takkan berani melukai Ercher. Apalagi jika dilihat, Keir tak sebanding dengan Ercher walau setengahnya.

***


Vanilla mengetuk pintu kamar Ercher yang ada di paviliun sambil memegang surat yang diberikan oleh utusan Keir. Pria itu sempat mengambil surat untuk Ercher itu dan membukannya. Namun, begitu memegang segel surat, Keir terdiam dan langsung memberikan suratnya pada Vanilla.

Apa ini surat penting? Karena tadi Keir sempat bergumam tentang sihir penyegelan. Sihir yang sengaja dipasang pada beberapa barang rahasia yang hanya orang tertentu bisa membukanya.

Vanilla datang untuk memberikan surat sekaligus ingin menanyai apakah Ercher akan makan malam di rumah utama atau tidak. Jika tidak, maka Vanilla harus mengantarkan makan malamnya ke paviliun sebelum pergi untuk istirahat.

“Sir?” panggil Vanilla. Ini sudah ketukan kedua, tetapi Ercher tidak juga membuka pintu kamarnya yang rapat.

Apa terjadi sesuatu? Ey, sepertinya tidak mungkin. Ercher itu kesatria. Mana mungkin dia pingsan sendirian di kamar. Ha? Itu bisa terjadi. Bagaimanapun kan Ercher itu manusia.

“Sir Ercher!” Vanilla mencoba mengetuk lagi dengan lebih keras dan sering.

“Kau tidak akan membuatnya keluar kalau begitu.”

Vanilla menoleh dan melihat ada Terra yang baru saja sampai. Wanita itu sendirian tanpa pelayannya. Untuk ukuran tamu, Terra ternyata wanita yang lumayan bebas berkeliaran di kediaman Sillabent. Memang wanita kuat yang tak punya rasa takut.

“Nona Terra.” Vanilla membungkuk kecil pada Terra.

Terra berdiri di sisi Vanilla, menatap pada pintu kamar Ercher. Kemudian mengangkat tangan ke dagu. Kalau mau menebak, jika Ercher tak ada di kamar pasti pria itu ada di pondok kalau tak di istal kuda untuk menjenguk Potas. Kalau pun Ercher di kamar, dia pasti sibuk menonton Pru, Yeli, dan Redz berenang di dalam akuarium.

The Baron's Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang