prolog

1.6K 98 0
                                    

Happy reading

Dijalanan kota yang padat dengan pejalan kaki maupun kendaraan yang sibuk berlalu lalang tepatnya di negara jerman . Mei Yin mempercepat laju kendaraannya agar bisa mengejar targetnya.

"Damn it, brengsek! Bagaimana bisa aku kehilangan jejaknya" umpatnya karena dia kehilangan targetnya.
Pengkhianat itu membawa kabur berlian yang baru saja didapatkannya dengan susah payah tapi dengan mudahnya pengkhianat itu membawanya tanpa sepengetahuannya. Jhon Lennon adalah tangan kanannya yang sangat dipercayainya ternyata adalah pengkhianat.

"Dapat" ucapnya setelah melihat mobil yang kini terparkir diseberang jalan
Tanpa membuang-buang waktu Mei Yin segera berjalan menghampiri mobil itu. Tapi dia ingat dengan jelas perkataan Jhon sebelum meninggalkannya

"Aku tidak akan memberikan berlian ini kepadamu sampai kapanpun, lebih baik aku mati daripada harus menyerahkannya padamu Mei Yin" yah itulah kalimat terakhir yang dia dengar dari Jhon sebelum berlari.
Mei Yin tidak tahu apa maksud dari ucapan Jhon sehingga dia menganggap ucapannya hanya bualan semata.

"Cihh dasar sialan beraninya kau berkhianat dasar bedebah" ucapnya dengan nada dingin setelah melihat Jhon yang terkapar lemah di dalam mobilnya.

5...4...3...2...1

Bommmm

Duarrrrr

Mei Yin yang hendak mengambil berlian di dalam mobil Jhon langsung terlempar ke batu besar dengan kerasnya. Membuat kepalanya mengeluarkan darah yang sangat banyak dan tubuhnya serasa mati rasa, dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sedikitpun.

Orang-orang yang tak sengaja mendengar dan melihat kejadian itu langsung berteriak histeris bahkan ada yang pingsan, salah satu dari mereka segera menelepon polisi dan ambulance.

Pandangan Mei Yin yang sudah samar-samar ia mendengar seseorang seperti berbisik padanya
"Tolong gunakan tubuhku semaumu asal jangan melukai keluargaku" setelah mendengar bisikan itu matanya langsung menutup dengan rapat untuk selamanya.

***

"Euhh"lenguh seorang gadis yang baru saja bangun setelah sebulan lamanya ia tertidur. Gadis itu langsung bangun dan melihat sekelilingnya, ia melihat kamar yang ditempatinya seperti kamar pada zaman kerajaan kuno, dia tersentak kaget dan langsung bangkit dari tempat tidurnya menuju cermin yang berada di sebelah tempat tidurnya.

"Astaga siapa wajah ini?, Ini sama sekali bukan wajahku sialan!'' maki gadis itu yang tak lain adalah Mei Yin porvich yang bertransmigrasi ke tubuh Huang Li Wei

"Apa aku benar-benar bertransmigrasi, ini sangat mustahil." Monolog Mei Yin

"Huhh sekarang tubuh ini adalah milikku sepenuhnya, aku takkan membiarkan siapapun berani menghina bahkan merendahkan ku. Aku akan membalas mereka yang telah berani melukai tubuh ini termasuk permaisuri Diora" ucap Mei Yin dengan smirknya

Cklekk

Li Wei or Mei Yin yang mendengar pintunya terbuka langsung membalikkan tubuhnya dan terpampang lah seorang gadis yang lumayan muda dengan pakaian Aneh layaknya seorang pelayan.
Dapat dilihat bahwa pelayan itu terkejut saat melihatnya dan langsung berlari keluar tanpa menutup pintu yang membuat Li Wei or Mei Yin berdecak kesal dan langsung menutup pintu. Lalu kembali ke tempat tidur untuk berbaring, Li Wei baru ingin memejamkan matanya ia di kagetkan dengan pintu nya yang kembali terbuka dengan kasar.
Mulai sekarang kita panggil Mei Yin dengan sebutan Li Wei yah.

"Siapa yang beran.." belum sempat Li Wei menyelesaikan ucapannya ia langsung dikejutkan dengan pelukan yang tiba-tiba

"Syukurlah kau sudah bangun nak, ayah sangat khawatir denganmu" ucap seseorang yang memeluk Li Wei dengan erat yang tak lain adalah kaisar Franz Charles

"Lepaskan aku" Li Wei berontak ingin melepaskan pelukan itu karna dia tidak tau siapa yang berani memeluknya ini, enak saja main peluk-peluk.

Kaisar Franz yang merasakan putrinya memberontak pun langsung melepaskan pelukannya

"Ini ayah apa kau lupa?" Ucap kaisar dengan lirihannya

Li Wei yang mendengar itu sontak saja melotot tapi buru-buru kembali menormalkan wajahnya. "Maaf saya tidak mengenal anda" ucap Li Wei seolah olah lupa ingatan.

"Tabib, apa yang terjadi pada putri Li Wei?" Ucap kaisar dengan khawatir

Huang Li Wei (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang