37

314 24 0
                                    

Happy reading

***

Keesokan harinya

"Apa kaisar Zayed ada didalam?, Saya ingin bertemu dengannya." Tabya

"Ada Panglima, tunggu sebentar." Prajurit yang bertugas menjaga pintu ruang kerja kaisar Zayed langsung masuk untuk memberi tahu kaisar Zayed.

"Salam Kaisar, Panglima Alley ingin bertemu dengan anda."

"Suruh dia masuk" ucap kaisar Zayed tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang dikerjakannya.

Prajurit itupun berlalu keluar.

"Silahkan masuk Panglima"

Alley langsung masuk saat sudah dipersilahkan.

"Salam kaisar Zayed, semoga anda hidup seribu tahun lagi."

Kaisar Zayed yang tadinya sibuk dengan dokumen-dokumennya langsung menghentikan aktivitasnya itu dan menatap Alley.

"Silahkan duduk Alley" Persilahkan kaisar Zayed

"Terima kasih Kaisar." Alley duduk berhadapan dengan kaisar Zayed yang hanya dipisahkan oleh meja

"Ada apa?"

"Jika kontrak saya sudah selesai, saya akan kembali ke kekaisaran Charles."

"Kau tidak ingin menambah waktu kontrak itu Alley?" Kaisar Zayed berharap Alley lebih lama tinggal di kekaisaran Nuvoleon.

"Tidak kaisar, sudah lama saya tidak kembali ke kekaisaran Charles." Tolak Alley secara halus

"Baiklah jika itu adalah keputusan mu, saya akan menghargainya."

Alley tersenyum, "terima kasih kaisar atas pengertiannya "

"Kau sudah bertemu dengan ayahmu?"

"Kemarin"

"Sudah berbicara dengannya?" Tanya kaisar Zayed

"Soal apa?" Tanya balik Alley

"Kau belum memberi tahu mereka tentang kau dan Fengyin Alley"

"Aku melupakan hal itu" Alley benar-benar lupa memberi tahu keluarganya tentang dia dan Fengyin.

"Apakah saya boleh pamit sekarang Kaisar?" Tanya Alley dengan hati-hati

Kaisar Zayed tersenyum memakluminya, dia hanya mengangguk sebagai jawaban

Alley langsung berjalan keluar meninggalkan ruang kerja kaisar Zayed, dia berjalan dengan terburu-buru menuju kamar milik ayahanda nya.

Tanpa di duga dari arah berlawanan huanran menuju ke arahnya, Alley bimbang dia ingin berbalik atau lanjut berjalan saja, dia masih ingat kejadian kemarin. Apakah Huanran marah padanya atau kecewa karna telah membohonginya?.

Jarak antara Huanran dan Alley sudah dekat, Alley tak memperdulikan Huanran, dia lanjut berjalan tapi Huanran langsung mencekal pergelangan tangannya.

"Kamu menghindari ku?"

Alley berbalik menghadap Huanran

"Untuk apa?" Alley mencoba tetap santai.

"Kamu ingin kemana?"

"Suatu tempat"

Alley menarik nafasnya dan membuangnya secara kasar. Dia memberanikan diri untuk menatap mata Huanran dan Huanran juga menatap balik Alley.

"Aku minta maaf karna telah berbohong kepadamu" ucap Alley yang langsung menunduk

Huanran yang melihat Alley menundukkan kepalanya langsung memegang dagu Alley.

"Seorang putri tidak pantas menundukkan kepalanya, nanti mahkota mu akan jatuh" ucap Huanran dengan sangat lembut.

"Untuk apa kamu meminta maaf?, Bukankah sudah ku katakan kepada mu tempo hari saat aku melamar mu. Bahwa aku tidak memperdulikan identitas mu, kamu kaya ataupun miskin aku tidak peduli, bukankah sudah jelas?.aku mencintai mu tulus dari hati aku yang paling dalam. Aku hanya ingin kamu sendiri jujur kepadaku Alley tanpa menyembunyikan sesuatu apapun dariku." Kata huanran dengan panjang lebar sambil menatap mata Alley dengan teduh.

Alley mencoba mencari kebohongan Dimata Huanran tetapi dia tak menemukannya yang ada hanya kejujuran

Tanpa diduga Alley langsung memeluk Huanran dengan erat yang dibalas pula oleh huanran tak kalah erat. Walaupun Huanran sempat terkejut tadi. Ritme jantung mereka berpacu begitu cepat.

"Kamu ingin kemana berjalan terburu-buru?" Ucap Huanran sambil berusaha melepaskan pelukan mereka.

"Aku ingin bertemu dengan Ayahanda untuk berbicara tentang ini." Alley mengangkat tangan kirinya dan menunjukkan jari manis yang sudah tersemat oleh cincin, sangat cantik.

Huanran tersenyum, "aku akan ikut denganmu untuk membantumu menjelaskan nya."

"Ta.."Huanran menempelkan jari telunjuknya dibibir Alley menandakan Alley untuk berhenti berbicara

"Agar kaisar Frans langsung percaya bahwa kau dan aku saling mencintai."

Alley menghela nafas nya, "baiklah"

Mereka berdua berjalan berdampingan menuju kamar kaisar Frans yang lumayan jauh dari tempat mereka. Mereka mengobrol sepanjang perjalanan, yang dominan banyak berbicara adalah Alley dan Huanran hanya menjadi pendengar yang baik. Alley juga bingung bagaimana ia bisa berbicara banyak bersama Huanran.

🐾🐾🐾

Written
25-09-22

Huang Li Wei (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang