23

351 29 0
                                    

Happy reading

***

"Kaisar meminta kita untuk mundur dari peperangan"

"Apa?" Mereka berteriak bersamaan, wajah mereka tampak tak percaya.

"Kenapa tiba-tiba begitu?"tanya Victor tak sabaran.

Alley menyodorkan surat itu. " Tak ada alasan spesifik, tapi kaisar menekankan agar kita mundur secepatnya"

Ketiga orang itu langsung mengelilingi surat itu, penasaran hingga membaca isinya dari awal sampai akhir.

Theo mengusap dagunya yang tirus, "aku tak tahu harus sedih atau senang." Tentu saja dia harusnya sedih karna dipaksa mundur padahal kemenangan sudah berada didepan mata, tapi sialnya juga ia sedang tak sabar untuk pulang karena sudah sangat merindukan keluarga kecilnya.

Sementara itu Victor dan Hans sudah terlebih dahulu berteriak kegirangan, tentu mereka sangat bahagia jika ada berita tak terduga ini. Akhirnya mereka bisa kembali ke ibu kota dan berkumpul bersama keluarganya.

"Pihak delegasi dari kekaisaran sudah berangkat ke kerajaan Hidden untuk merundingkan kesepakatan damai, kita hanya perlu bersiap-siap untuk pulang ke wilayah masing-masing." Kata Alley yang menutup pertemuannya pagi itu.

Meski begitu wajah Alley tetap santai, wajahnya sama sekali tak berubah, entah suasananya sedang senang atau sedih, ekspresi Alley pun tak berubah. Kecuali jika bingung dan tak suka. Alis Alley biasanya mengkerut tajam.

***


Alley sudah selesai bersiap-siap, gadis dewasa itu tampak Captivating dengan baju besi dan jubah berwarna biru yang ia pakai. Wajahnya yang tegas dan menawan walaupun tertutupi oleh cadar membuat aura dewasa itu semakin kuat dan mempesona. Lelaki manapun akan takluk dibawah wibawanya. Tak akan ada yang menyangka bahwa Alley adalah seorang Panglima perang.

Para prajurit yang sudah sama siapnya dengan Alley. Untung dalam waktu singkat semua persiapan dapat dilakukan dengan baik, para prajurit sangat bersemangat untuk kembali pulang hingga semuanya berjalan dengan lancar.

Tak ada raut sedih di antara wajah-wajah mereka, hanya rasa senang yang menghiasi wajah mereka karna mereka akan segera berkumpul lagi bersama keluarga. Semuanya benar-benar bahagia, tak akan ada yang akan kehilangan teman sejati, tak akan ada lagi tangis dan perih atas kehilangan. Meski mereka harus pulang karena dipaksa mundur dari peperangan tapi masa bodoh, peperangan yang konyol ini memang seharusnya sudah berakhir sejak dulu.

Alley meletakkan setangkai bunga Higanbana disebuah batu nisan, bunga ini melambangkan kematian.
Alley menaruh tangan kirinya di depan dada dan menundukkan kepalanya dalam-dalam, yang kemudian diikuti oleh prajuritnya. " Untuk mereka yang telah pergi dan berjuang sampai akhir, semoga mereka mendapatkan tempat yang terbaik disana."

Momen haru itu berlangsung selama beberapa saat, kemudian Alley berbalik, menuju kuda putih tunggangan miliknya yang sudah menunggu sedari tadi. Alley langsung meloncat menaiki punggung kudanya dengan santai.

"Tujuan selanjutnya adalah rumah masing-masing, terima kasih sudah melakukan yang terbaik" sorak-sorai langsung menggema setelah itu. Mereka menyerukan kekaisaran Nuvoleon dan nama-nama para pemimpin mereka selama perang terutama panglima Alley.

Kemudian perjalanan dimulai dengan hati yang sangat bahagia dengan riuh gema suka cita sebagai pengiring.

***

Butuh waktu 3 Minggu bagi Alley untuk sampai di ibukota, karena jarak yang lumayan jauh dan medan jalan yang terjal akan sedikit sulit dilalui pasukan besar seperti Alley dkk.

Tapi berbeda dengan Hans dan Theo, mereka hanya butuh waktu 2 Minggu untuk sampai di kota Anhui. Itu karena perbatasan wilayah kerajaan Hidden dengan kota Anhui yang terbilang dekat.

Tepat 3 Minggu akhirnya mereka sampai di ibukota, pasukan Alley sangat bahagia, banyak rakyat yang menyambut kedatangan mereka dengan wajah yang berseri-seri.

"Jadi kita harus berpisah nih?" Ucap Victor dengan nada pelan sembari menyenggol lengan kanan Alley.

Alley mengangguk "ya"

"Huftt, baiklah. Sampai bertemu di istana besok panglima Alley" ucap Victor sambil memberikan hormat kepada Alley.

🐾🐾🐾

Written
13-09-22

Huang Li Wei (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang