34

321 25 0
                                    

Happy reading

***

Alley berjalan-jalan sambil melihat-lihat sekitar, dia sudah lumayan jauh berjalan, dia sekarang berada di taman utama istana dimana tempatnya sangat sepi karna semua prajurit beristirahat selama 30 menit.

Brugh

Tanpa disangka ada yang memeluk Alley dari belakang, Alley yang reflek akan mematahkan tangan orang yang berani memeluknya itu tetapi tidak jadi karna dia mendengar suara bisikan dari orang yang sangat dirindukannya.

"Li Wei kakak sangat merindukan mu"

Alley ingin berbalik tetapi ditahan oleh orang itu

"Biarkan seperti ini dulu, sudah lama kakak tidak merasakan pelukan mu."

Mata Alley memerah dan berkaca-kaca siap menumpahkan cairan bening dari matanya.

Tanpa persetujuan orang itu Alley langsung berbalik dan memeluk orang itu erat. Tangis Alley pecah seketika di pelukan orang itu.

"Kak Fengyin hiks... Aku juga merindukan kakak" bahu Alley bergetar dan tangisnya semakin menjadi-jadi, lengan baju Fengyin sudah basah karna air mata Alley.
Tapi tak di pungkiri Fengyin juga ikut menangis, bagaimana bisa dia tidak menangis. Sudah lama dia ingin bertemu dengan adik kandungnya ini, setiap surat yang dia kirim tidak pernah dibalas. Sudah sekitar 3 tahun mereka tidak bertemu.

Sesekali Fengyin mencium pucuk kepala Alley menyalurkan rasa rindunya.
Alley sudah berhenti menangis, dia melepaskan pelukan mereka dan menatap kakaknya.

"Kakakku semakin tampan dan berwibawa" ucap Alley dengan tersenyum tipis. Jika kalian bertanya cadar Alley mana, Alley melepas cadarnya tadi saat di jalan karna cadarnya basah terkena air.

"Adikku juga sangat cantik dan menawan padahal dia selalu berada di Medan perang" kata Fengyin sambil menguyel-uyek pipi Alley yang lumayan berisi.

"Sakit" ujar Alley sambil berusaha melepaskan tangan Fengyin dari wajahnya.

Fengyin yang melihat adiknya seperti itu hanya terkekeh, sudah lama dia tidak merasa sebahagia ini.

Tanpa mereka sadari, mereka di perhatikan oleh pangeran Huanran dari kejauhan, tetapi tidak mendengar percakapan mereka.
Sebenarnya Huanran yang berada lebih awal berada di tempat itu untuk berjalan-jalan, dan saat kedatangan Alley dia sangat senang, dia ingin pergi untuk menghampiri Alley tetapi Fengyin lebih dulu menghampiri Alley. Saat melihat kedekatan mereka hati Huanran sangat sakit, apalagi melihat Alley seperti tertawa bahagia saat berada di dekat Fengyin. Saat Fengyin mencium pucuk kepala Alley Huanran sangat marah, urat-urat dilehernya tercetak jelas, tangannya mengepal dan menatap tajam Fengyin. Dia berjalan dengan cepat menuju tempat dimana Fengyin dan Alley berada.

Bugh

Tanpa ba-bi-bu Huanran langsung melepaskan pukulan di wajah Fengyin, Fengyin yang tidak siap langsung tersungkur ke bawah.
Alley yang melihat kakaknya seperti itu berniat membantunya tetapi ditahan oleh Huanran.

"Lepaskan aku Huanran" Alley memberontak mencoba melepaskan tangannya tetapi Huanran memegang tangan Alley sangat erat.

"Jangan berani kamu menyentuh milikku pangeran Fengyin, Alley adalah tunanganky sekarang." Ucap Huanran sambil mengangkat tangan kiri Alley memperlihatkan cincin yang tersemat begitu jelas di jari manis Alley.

Mata Fengyin melotot terkejut dan melihat ke arah Alley meminta penjelasan tetapi Alley hanya menunduk saja.

Fengyin langsung berdiri dan menatap Huanran dengan tajam.

"Kau menyakitinya brengsek" kata Fengyin langsung menarik Alley dan menyembunyikannya di belakang nya.

"Jangan ikut campur urusan ku pangeran Fengyin, jika kau seperti ini itu artinya kau mengajak aku untuk berperang"

Fengyin tersenyum smirk

"Siapa takut"

"Berhenti"teriak Alley yang sudah jengah dengan mereka.

Fengyin dan Huanran langsung menatap Alley

"Jika kalian berkelahi hanya karena aku, jangan pernah temui aku, aku akan benar-benar membenci kalian." Ucap Alley sambil menatap mereka berdua secara bergantian.

"Tidak" ucap mereka bersamaan

"Huanran mungkin ini saatnya kamu mengetahui siapa aku sebenarnya agar tidak ada kesalahpahaman seperti ini." Alley menatap Huanran dengan serius, mencoba untuk tetap tenang. Fengyin hanya diam mendengarkan penjelasan sang adik.

🐾🐾🐾

Written
22-09-22

Huang Li Wei (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang