11

591 40 0
                                        

Happy reading

***

"Ayah sudah tahu dengan sifatku, aku sangat tidak menyukai dokumen-dokumen yang menumpuk, aku lebih menyukai berpedang atau bahkan berperang. Saat hari itu tiba aku ingin ayah mengumumkan gelar itu dan mengirimku ke perbatasan untuk berperang" ujar Li Wei panjang lebar

Brakkk...

Suara gebrakan meja itu terdengar sangat keras sampai -sampai jantung Li Wei serasa pindah ke lambung

Kaisar menatap putrinya itu dengan tajam dan dingin

"Tidak akan, ayah tidak akan pernah mengizinkan mu untuk pergi berperang, ingat kamu adalah putri dari seorang kaisar, dan tidak sepantasnya seorang perempuan harus berada di perbatasan, itu sangat berbahaya Li Wei, kamu harus mengerti"kaisar memejamkan matanya, dia tidak ingin kehilangan kendali, jangan sampai dia membentak putrinya ini.

"Apa salahnya jika aku anak kaisar, dan mengapa jika perempuan tidak boleh ke perbatasan, apa karena kalian para laki-laki menganggap jika perempuan itu lemah"

"Bukan begitu Li Wei. Ayah hanya tidak ingin kamu terluka, itu adalah tempat yang sangat berbahaya." Kaisar dengan sabar menjelaskannya kepada putrinya ini

"Iya atau tidak" ucap Li Wei dengan dingin, bola matanya sudah berubah berwarna merah darah

"Hufttt baiklah,tapi apa maksudmu saat hari itu tiba" akhirnya kaisar Frans mengalah kepada putrinya yang keras kepala ini

"Terima kasih ayah. Ayah akan tahu nanti" ucap Li Wei dengan senang

"Aku mencintaimu ayah"

Cup

Sebelum keluar Li Wei menyempatkan diri untuk memeluk dan mencium sang ayah

"Dasar, kau sangat mirip dengan ibunda mu Li Wei" ucap kaisar dengan sendu dan kembali melanjutkan pekerjaannya

***

Cicak cicak di dinding
Diam- diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap...
Lalu ditangkap

Li Wei sangat senang karna telah di izinkan untuk pergi ke perbatasan sampai-sampai dia bernyanyi sepanjang jalan. Pelayan dan prajurit yang melihat sang putri sedang tersenyum tentu sangat terpana, karna sangat jarang putri Li Wei tersenyum jika bukan untuk keluarganya atau dia hanya memakai ekspresi datarnya

"Ada apa kamu seperti sangat senang?" Ucap seseorang tepat di depan Li Wei

"Aaahhh"

Bugh

Li Wei yang kaget pun refleks memukul dan menendang orang itu

Sshhh

"Kakak" Li Wei langsung menolong kakaknya itu yang terjatuh akibat pukulannya yang tak main-main.
Ternyata yang mengagetkannya tadi adalah Fengyin

"Aishh salah sendiri kenapa tiba-tiba muncul dihadapanku, kan jadi seperti ini" omel Li Wei tak mau disalahkan

"Pukulan mu sangat sakit, kamu ini perempuan atau laki-laki sih. Sshhh." Ucap Fengyin yang meringis sambil memegang perutnya yang jadi korban tendangan adiknya itu.

"Tentu saja aku perempuan, ayo biar aku antar ke kamarmu" Li Wei membantu kakaknya untuk berdiri dan memapahnya untuk kembali ke kamarnya

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi"

"Yang mana?"

"Ckk, yang pertama. Kenapa kau sangat bahagia?"

"Ohh itu, rahasia dong." Jawab Li Wei

Fengyin yang mendengar itu mendatarkan wajahnya

"Xixixi nanti kakak akan tahu sendiri.
Nah sudah sampai, aku pergi dulu kak, kamu harus memanggil tabib sendiri yah. Bababayyyy sayang." Ucap Li Wei langsung berlari kencang saat sudah sampai di depan kamar Fengyin

"Anak itu"

***

Akhhhhh

"Aishh gagal lagi, lagi-lagi gagal. kenapa semua rencanaku selalu gagal.

Aku tidak akan menyerah, kedua anak itu harus mati hahahaha."

"Li Wei, terutama anak itu, anak itu harus mati dengan mengenaskan. Karena dia aku harus di usir dari istana dan gelar permaisuriku harus dicabut dengan paksa" desis Diora, terlihat dari kilatan matanya ada dendam yang amat besar.

🐾🐾🐾

Flashback nya nyusul yah,  kenapa permaisuri Diora di usir dari istana ?

Huang Li Wei (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang